Mohon tunggu...
Rayyan Yasser
Rayyan Yasser Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam UIN Bandung

Biasanya disini ditulis untaian kata-kata yang bersifat memotivasi, entah itu dari diri sendiri ataupun tokoh berpengaruh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Muhammad Iqbal, Sang "Penggerak" dari Pakistan

2 Juni 2023   21:42 Diperbarui: 2 Juni 2023   22:09 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sir Muhammad Iqbal, begitulah orang-orang Barat menyebutnya. Penyematan gelar sir oleh raja Inggris, George V, merupakan sebuah penghargaan sebagai tokoh yang berpengaruh. Bukan hanya berjasa di dunia Islam tetapi juga di Barat. Muhammad Iqbal lahir di Sialkot pada tahun 1877, Pakistan dan berasal dari keluarga kelas menengah Punjab. Ayahnya adalah seorang muslim yang sangat disiplin dalam kehidupan sufi yakni Noor Muhammad. Sedangkan kakeknya adalah seorang sufi terkenal bernama Muhammad Rafiq. Tiga abad sebelum sebelum Iqbal lahir, keluarganya yang berasal dari kasta Brahmana Kashmir memeluk Islam. Iqbal besar di lingkungan keluarga sufistik.

Awal pendidikan Muhammad Iqbal adalah di Scotch Mission College di Sialkot, berguru pada Maulawi Mir Hassan, seorang yang ahli bahasa Persia dan Arab yang juga merupakan teman ayahnya. Iqbal kemudian pergi ke Lahore untuk meneruskan studinya dan memperoleh gelar sarjana M.A. Di Lahore, Iqbal bertemu dengan seorang orientalis bernama, Thomas Walker Arnold. Thomas Arnold yang mengajar Iqbal kemudian menginspirasinya untuk melanjutkan studinya ke luar negeri yakni Inggris. Tahun 1905, Iqbal melanjutkan studi filsafatnya ke Universitas Cambridge, Inggris. Tetapi, baru dua tahun kemudian ia memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang tasawuf ketika ia pindah ke Jerman. Diantara beberapa filsuf yang memengarauhi Iqbal, adalah Nietzsche. Nietzsche memengaruhi Iqbal khususnya dalam konsepnya tentang hidup sebagai kehendak kreatif yang terus bergerak menuju realitas.

Menurut Iqbal, kemunduran umat Islam selama 500 tahun terakhir disebabkan kejumudan dan kebekuan umat Islam dalam hal pemikiran. Iqbal berpendapat bahwa hukum dalam Islam itu tidak statis, melainkan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Quran sebagai kitab suci dan pedoman hidup umat Islam senantiasa mengajarkan dan menganjurkan pemakaian akal terhadap ayat atau tanda yang terdapat pada alam, seperti matahari, bulan, bintang, serta pergantian siang dan malam. Konsep alam menurut Iqbal ialah bersifat dinamis atau berkembang senantiasa berubah. Orang yang tidak peduli dengan perubahan hal tersebut, maka akan ditinggal buta terhadap masa yang akan datang. Islam mempertahankan konsep dinamisme dan mengakui adanya gerak dan perubahan dalam hidup sosial manusia. Islam menolak konteks lama yang mengatakan bahwa alam itu bersifat statis. Prinsip yang dipakai dalam soal gerak dan perubahan itu adalah ijtihad. Ijtihad mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pembaharuan Islam.

Senada dengan pernyataan diatas, Iqbal mengatakan bahwa intisari dari hidup adalah gerak, sedang hidup ialah menciptakan. Iqbal berseru kepada umat Islam supaya bangun dan menciptakan dunia baru. Ia bahkan menyebut bahwa kafir yang aktif lebih baik dari Muslim yang suka tidur. Ini membuktikan bahwa Iqbal begitu menghargai gerak. Dorongan kepada umat Islam agar terus bergerak dan jangan tinggal diam Iqbal ungkapkan dalam syair-syairnya. Pembaharuan yang digagas oleh Iqbal berpendapat bahwa Barat tidaklah harus dijadikan sebagai model. Ia menolak kapitalisme dan imperialisme Barat. Menurut penilaiannya, Barat sangat banyak dipengaruhi oleh materialisme dan telah mulai meninggalkan agama. Yang harus diambil oleh Islam hanyalah ilmu pengetahuannya. Dalam bukunya The Reconstruction of Religious Thought in Islam, Iqbal mengatakan bahwa manusialah yang memiliki kekuatan penggerak sejarah yang berypa kesadaran yang berakar dalam sifat dan fitrahnya.

Pada tahun 1930an, Iqbal terjun memasuki dunia politik dengan membentuk Liga Muslimin bersama dengan Mohammad Ali Jinnah memperjuangkan berdirinya sebuah negara independen bagi umat Islam yakni Pakistan. Dalam pidatonya pada rapat tahunan Liga Muslimim tahun 1930, Iqbal menegaskan "saya ingin melihat Punjab, daerah perbatasan utara, Sindi dan Balokistan bergabung menjadi satu negara". Dari sinilah kemudian ide dan tujuan membentuk negara tersendiri diumumkan secara resmi dan kemudian menjadi tujuan perjuagan nasional umat Islam India. Iqbal berpendapat bahwa umat Islam India merupakan suatu bangsa dan oleh sebab itu memerlukan sebuah negara yang berdiri sendiri dan tidaklah bertentangan dengan pendiriannya tentang persaudaraan dan persatuan umat Islam. Bagi Iqbal, secara keseluruhan dunia Islam merupakan satu keluarga yang terdiri atas republik-republik, dan Pakistan yang akan dibentuk adalah salah satu dari republik itu. Pengaruh Iqbal dalam pembaharuan India ialah menimbulkan paham dinamisme di kalangan umat Islam dan menunjukkan jala yang harus mereka tempuh untuk masa depan agar sebagai umat minoritas di anak benua itu mereka dapat hidup bebas dari tekanan-tekanan dari luar.

Sir Muhammad Iqbal adalah seorang filsuf dan penyair. Riwayat mengatakan syairnya menjadi hebat karena filsafatnya dan filsafatnya menjadi hebat karena syairnya. Hal ini karena Iqbal mampu mengkombinasikan keduanya menjadi satu kesatuan utuh yang bermakna dalam. Pemikiran Muhammad Iqbal sangat berpengaruh dalam menentukan arah perjuangan umat Islam India yang kala itu dibawah bayang-bayang mayoritas umat Hindu dan dijajah Inggris. Ide-idenya tentang pembaruan dan politik mengantarkan umat Islam India menjadi suatu bangsa yang melepaskan diri dari bayangan India, yakni Pakistan. Meskipun Iqbal seorang penyari dan filsuf, pemikirannya mengenai kemajuan dan kemunduran umat Islam sangat berpengaruh pada gerakan pembaruan Islam. Iqbal wafat pada tahun 1938 tepat pada usia 62 tahun dan dikebumikan di Lahore, Punjab.

Beberapa karya Historiografi terkenal Muhammad Iqbal antara lain, Ilm al-Iqtishad (1908); buku pertama yang memuat tentang risalah ekonomi sebagai anjuran dari Thomas Arnold. The Development Of Metaphysics in Persia: A Constribution to the History of Muslim Philosophy (1908); disertasi Iqbal untuk meraih gelar doktornya di Munich, Jerman. Asrar-I Khudi (1915); yang memuat filsafat agama berbentuk puisi dalam bahasa Persia. Rumuz-I Bekhudi; sebuah tulisan filosofis dengan tema utama hubungan antar-individu, masyarakat, dan umat manusia. Sama seperti Asrar-I Khudi, buku ini termasuk ke dalam jilid puisi Persia. Bal-I Jibril (1935), salah satu karya Iqbal yang terkenal. Diperkirakan ada sekitar 21 karya fenomenal yang ditinggalkan oleh Muhammad Iqbal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun