Mohon tunggu...
Ray Patrick S.
Ray Patrick S. Mohon Tunggu... Freelancer - Undergraduate Student

Writer

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Duduk Perkara Donald Trump Menganeksasi Wilayah Greenland, Kanada, Dan Terusan Panama?

10 Januari 2025   21:09 Diperbarui: 10 Januari 2025   21:09 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden terpilih Amerika Serikat, yakni Donald Trump kembali menggegerkan publik usai menegaskan niatnya untuk menguasai wilayah Terusan Panama, membeli pulau Greenland, dan menyatukan wilayah Amerika Serikat-Kanada. Wacana ini telah dilontarkan oleh Trump menjelang pelantikannya pada 20 Januari mendatang. Awalnya publik mengira pernyataan tersebut hanya sebagai lelucon belaka. Namun, usai konferensi pers yang dirilis pada Selasa (7/1) di Mar-A-Lago menegaskan bahwa ia serius dengan ucapannya. Trump bahkan membuka opsi menggunakan kekuatan militer maupun ekonomi demi mencapai tujuannya yang dinilai ambisius oleh publik.

Wacana ekspansi AS ke wilayah Terusan Panama, Greenland, dan Kanada ini intens dilontarkan oleh Trump sejak Desember yang lalu. Trump kerapkali menggoda pemerintah Kanada dengan menyatakan ingin menjadikan Kanada sebagai negara bagian Amerika Serikat ke-51. Pada waktu yang sama, dirinya juga melayangkan ancaman untuk mengambil alih wilayah Terusan Panama. perlu diketahui bahwa Terusan Panama merupakan jalur air utama yang menghubungkan Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik. Sebelumnya, Pembangunan Terusan Panama dibantu oleh AS. Kendali atas wilayah Terusan Panama diserahkan oleh AS secara utuh kepada Panama pada tahun 1970-an dalam kesepakatan oleh Presiden AS, yaitu Jimmy Carter.

Trump menilai Panama seharusnya tidak mematok tarif yang relatif mahal kepada kapal-kapal AS, mengingat jasa Washington yang besar di masa lampau. Dirinya juga menekankan bahwa jalur air tersebut tidak boleh dikuasai oleh siapapun selain Panama. Trump merasa China akhir-akhir ini berniat turut mencengkram wilayah Terusan Panama. Tidak lama berselang, Trump kembali melemparkan wacana lamanya, yaitu ingin membeli pulau terbesar di dunia, yakni Greenland. Sejak awal Trump sudah sangat mendambakan wilayah otoritas Denmark tersebut sejak ia menjabat sebagai Presiden pada periode 2017-2021. Namun, keinginannya ditolak begitu saja oleh Greenland dan Denmark, yang menegaskan bahwa Pulau Greenland bukan barang yang bisa diperdagangkan.

Di kesempatan yang sama, dalam konferensi pers pada (7/1). Trump mengisyaratkan dirinya bisa saja menggunakan cara militer dan ekonomi untuk mewujudkan niatnya. Trump kala itu menjawab pertanyaan wartawan yang bertanya mengenai apakah dia bakal menggunakan cara militer atau ekonomi untuk menguasai Greenland dan Terusan Panama. Pada dasarnya, Trump akan menggunakan baik cara militer maupun ekonomi untuk keamanan ekonomi.

Di waktu yang sama, Trump jugaa mengatakan bahwa dirinya bisa menggunakan kekuatan "ekonomi" untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian Amerika Serikat ke-51. Hal ini merujuk kepada pengenaan tarif yang besar terhadap produk-produk yang masuk ke AS. Trump sejak awal sudah menyatakan akan mengenakan tarif sebesar 25 persen untuk barang-barang Kanada yang masuk Ke AS. Hal itu akan dilakukan sampai ke Kanada, dan Meksiko, serta memberhentikan gelombang imigran dan narkoba ke AS.

Di lain sisi, Perdana Menteri Kanada, yaitu Justin Trudeau pada November sudah menemui Donald Trump, diduga membahas soal ancaman pengenaan tarif tersebut. Kendati demikian, Ancaman pengenaan tarif terhadap Kanada tetap berlaku karena Trump kian bersemangat dalam menggaungkan wacana itu.

Sebelumnya, Greenland merupakan pulau terbesar di dunia yang terletak di posisi geopolitik yang sangat unik, yakni diantara Amerika Serikat dan Eropa. Ibukota Greenland, yaitu Nuuk, lebih dekat ke New York dibandingkan ke Ibukota Denmark, yaitu Kopenhagen. Kemudian berdasarkan pandangan peneliti senior di Institut Studi Internasional Denmark, Ulrik Pram Gad, AS sejak awal memandang Greenland sebagai kunci yang penting bagi keamanan AS. Terutama, untuk mencegah potensi serangan dari Rusia. Selain itu, Jalur barat laut selaku jalur pelayaran membentang di sepanjang garis pantai Greenland. ini merupakan wilayah maritim strategis yang menjadi bagian dari celah Greenland-Islandia-Inggris. Greenland juga terkenal kaya akan sumber daya alam.

Menurut pandangan Klaus Doods, profesor geopolitik di Royal Holloway, University of London, menerangkan bahwa Terusan Panama merupakan jalur air yang menghubungkan Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik, yang bertanggung jawab atas 6 persen perdagangan maritim yang tersebar di dunia. sekitar 40 persen kapal-kapal kargo AS melintas di jalur air itu. Pada tahun 2023 meraup pendapatan  rekor yang nyaris $5 miliar atau kisaran Rp81 Triliun.

Mengenai Kanada, menurut pandangan mantan penasihat keamanan nasional Trump, yaitu John Bolton mengomentari bahwa wacana itu hanya kelakar belaka. Pernyataan Trump ingin menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 semata-mata hanya untuk meledek PM Kanada, yakni Justin Trudeau. Wacana Trump untuk menjadikan Kanada sebagai bagian dari AS memang gencar diucapkan setelah Trump berselisih intens dengan PM Kanada akhir-akhir ini. Wacana itu semakin mengundang hiruk-pikuk usai Justin Trudeau mengumumkan rencananya untuk mengundurkan diri usai rilis konferensi pers pada (6/1) yang lalu.

Justin mundur diduga karena adanya gejolak politik di Kanada seiring dengan masalahnya dalam mengatasi ekonomi negara itu. Trump begitu bergembira mendengar kabar ini bahkan sampai-sampai mengunggah peta bergabungnya AS dan Kanada di media sosialnya, yaitu Truth Social.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun