Mohon tunggu...
Ray Tri Cahya Putra
Ray Tri Cahya Putra Mohon Tunggu... Ahli Gizi - ini adalah akun belajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

leave a message after the tone

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Candu Media Sosial di Masa Pandemi

15 April 2021   13:29 Diperbarui: 15 April 2021   13:40 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Jual beli online.

Adanya kemauan individu untuk mengerahkan semua kemampuannya agar bisa memenuhi semua keinginannya adalah dengan media sosial. Pada era pandemi kebutuhan paling mendasar manusia untuk berinteraksi sangatlah tinggi. Dikala kebijakan pemeritah seperti PSBB inilah medsos sangat membantu menggunakan fitur call dan chat, disaat berinteraksi secara langsung tidak bisa dilakukan.

Meskipun banyak keunggulannya, kecanduan sosial media juga dapat berdampak buruk, yaitu :

1. Gangguan tidur.

Mengakses media sosial disaat waktu luang sangatlah lazim. Tetapi jika sudah kecanduan, 24 jam mungkin tidaklah cukup dan berimbas ke waktu tidur. Kebiasaan ini awalnya tidak masalah, akan tetapi kalau dilakukan dengan waktu yang lama akan berdampak sangat buruk bagi kesehatan.

2. Gangguan mata.

Terlalu lama melihat layar elektornik seperti handphone akan berakibat buruk pada mata, ketika memainkan handphone sambil tiduran atau memainkan handphone saat lampu sedang mati.

3. Depresi dan cemas.

Lewat medsos, seseorang akan menunjukkan kehidupan mereka. Saat sedih, senang atau bahkan saat melakukan sesuatu. Berbagai kondisi yang dilihat  dan ditemukan dimedsos bisa saja menyebabkan depresi, cemas, gelisah. Terutama yang sudah kecanduan bisa 3x lipat mengalami gangguan depresi dan 4x lipat mengalami gangguan kecemasan.

Media sosial juga semakin berbahaya karena menjadi wadah untuk mengekspresikan kebebasan. Dimasa stay at home tidak ada yang bisa menngatur ketikan masing-masing individu. Postingan setiap individu ternyata tidak hanya sesuatu yang baik, namun juga sarkasme, kebencian, sara, mengadu domba, memaki-maki, dan banyak lagi. 

Media sosial telah menjadi kebutuhan untuk tetapbisa  mempertahankan faktor sosial untuk tetap terhubung dan menjalin komunikasi. Faktor psikologis sebagai pemuasan diri dari kehidupannya yang dirasa membosankan serta faktor ekonomi dimana manusia tidak bisa lepas dari transaksi jual beli untuk memenuhi kebutuhan diri setiap individu selama pandemi virus corona atau covid-19. Hal ini juga dilihat berdasakan intensitas  tinggi penggunaan media sosial. Tanpa adanya media sosial, sulit untuk mencari informasi dan menjaga eksistensi diri. Bermedia sosial lah dengan bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun