Mohon tunggu...
Raysa Amaviska
Raysa Amaviska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki hobi menonton film dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengintip kegiatan pembelajaran kelas rangkap model 333 (3 kelas, 3 ruangan, 3 mata pelajaran)

19 Desember 2024   17:17 Diperbarui: 19 Desember 2024   17:17 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelas rangkap bukan hal baru bagi guru, khususnya jika di sekolah tersebut kekurangan guru. Selain kekurangan guru, ada beberapa faktor guru dapat mengajar di kelas yang berbeda pada saat yang bersamaan. Pembelajaran kelas rangkap merupakan model pendidikan yang menggabungkan peserta didik dari berbagai tingkat atau usia dalam satu kelas yang sama. Dalam konteks ini, peserta didik dengan tingkat kemampuan yang berbeda, baik secara akademik maupun usia, disatukain dalam satu ruang belajar yang sama. Hal tersebut dapat terjadi karena contohnya seperti menggantikan guru lain yang sedang izin. Kelas rangkap ini banyak modelnya, seperti model 222, model 333, dan lainnya.

Permasalahan ini sering terjadi di sekolah terpencil yang mana kekurangan guru ataupun bias terjadi di sekolah dengan jumlah siswa yang terbatas. Pembelajaran kelas rangkap menuntut guru untuk memiliki kemampuan manajerial yang baik, serta fleksibilitas dalam menyusun materi ajar yang dapat diterima oleh semua peserta didik, terlepas dari perbedaan tingkat kemampuan dan usia mereka. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kelas rangkap memiliki beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya yaitu menyesuaikan metode pengajaran yang efektif untuk beragam kelompok siswa. Guru perlu merancang strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa dengan tingkat pemahaman yang berbeda untuk tetap dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Selain itu, interaksi sosial yang terjadi antar siswa dengan latar belakang usia yang bervariasi dapat menciptakan dinamika sosial yang unik, yang baik untuk pengembangan keterampilan sosial dan empati, namun juga memerlukan perhatian khusus agar tercipta keseimbangan dalam partisipasi siswa selama pembelajaran. Oleh karena itu, penerapan kelas rangkap memerlukan kesiapan dan kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan efektif.

Mahasiswa PGSD Untirta semester 7 melakukan praktik mengajar untuk tugas mata kuliah pembelajaran kelas rangkap, dimana satu kelas dibagi dalam beberapa kelompok dengan tugas yang berbeda. Salah satu kelompok mendapatkan  kelas rangkap model 333 ini merupakan pembelajaran dengan tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan sehingga membuat guru bekerja ekstra untuk mendidik peserta didik dari beberapa kelas yang berbeda. Maka dari itu, guru perlu mempelajari lebih lanjut mengenai kelas rangkap model 333 ini dengan seksama agar pembelajaran dapat bermakna bagi peserta didik, walaupun bukan dengan wali kelasnya.

Pelaksanaan berlangsung secara kondusif karena sebelum melaksanakan kegiatan tersebut guru melakukan Briefing terlebih dahulu. Meski demikian dalam pelaksanaan praktik mengajar kelar rangkap ini masih terjadi beberapa kekurangan dan kelebihan yang ada. Adapun kekurangan yang terjadi yaitu, terkadang guru lupa materi di setiap kelas yang akan dimasuki dan guru masih kewalahan ketika berpindah kelas. Namun ada kelebihan dari model 333 ini, yaitu karena kelas dipisah sesuai ruangan masing-masing, jadi pembelajaran terasa lebih kondusif.

Tertanda,

Dosen Pengampu : A. Syachruroji, M.Pd

Mahasiswa : Anindya Puspaningtyas, Raysa Amaviska, Sheren Virgia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun