Mohon tunggu...
Raymond Lubis
Raymond Lubis Mohon Tunggu... Dokter - tabib modern

Berpikir untuk bertindak? atau bertindak untuk berpikir?

Selanjutnya

Tutup

Nature

Percayakah Anda dengan Pemanasan Global?

27 Mei 2010   03:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:56 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Salam sejahtera bagi kita semua.

Mungkin anda sedikit kaget dengan judul artikel saya ini. Jika saya lontarkan pertanyaan ini ke media massa, mungkin saya akan dianggap seperti orang ketinggalan kereta dan tidak tahu harus naik kereta yang mana.Kali ini saya akan membahas tentang pemanasan global yang menjadi isu terpopuler di dunia saat ini. Bukan penyebab atau akibatnya, tetapi sisi lain dari isu pemanasan global.

Saya akan mengutarakan pendapat saya dalam bentuk simpulan-simpulan. Simpulan ini saya susun berdasarkan beberapa artikel, berita, dan fakta yang ada di dunia.

Mari kita mulai dengan definisi pemanasan global. Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Berikut adalah simpulan saya tentang isu pemanasan global :

1)Betapa terbatas pengetahuan kita tentang segala aspek lingkungan, termasuk latar belakang sejarahnya sampai kondisinya yang terkini, serta cara-cara yang paling efektif untuk melestarikan dan melindunginya. Dalam berbagai forum diskusi, semua pihak hanya membesar-besarkan pengetahuan yang mereka miliki, dan kebenarannya masih diragukan.

2)Boleh saja definisi pemanasan global adalah peningkatan suhu, tetapi apakah ada yang berani berargumen dengan pasti mengapa suhu di Jakarta berbeda dengan di Palembang misalnya. Mereka yang menulis peningkatan suhu rata-rata tersebut masih menerka-nerka sebenarnya apa yang mereka lihat di termometernya. Misalnya, hari ini suhu rata-rata 27oC karena hujan lebat. Esoknya suhu rata-rata menjadi 32oC, lalu ada saja yang menyimpulkan naiknya suhu sebesar 5oC dalam 24 jam adalah contoh pemanasan global.

3)Suhu bumi cenderung memanas, dan tren tersebut sudah dimulai sejak tahun 1850, ketika bumi lepas dari periode iklim dingin selama empat abad yang dikenal sebagai “Zaman Es Kecil”

4)Tak seorang pun bisa memastikan apakah tren pemanasan global yang berlangsung saat ini merupakan gejala alam.

5)Tak seorang pun bisa memberikan data yang akurat tentang tren pemanasan global yang berlangsung saat ini diakibatkan oleh ulah manusia. Di Kalimantan Tengah yang setiap musim kemarau terkena musibah kabut asap, kabut asap = banyak karbon = penyebab terbesar pemanasan global. Mengapa saya di Palangkaraya masih adem-ayem? Tidak ada yang berubah terhadap suhu rata-rata di sini.

6)Sebaiknya kita jangan terlalu meyakini kecemasan akan terjadinya penyusutan sumber daya alam, sebab kekhawatiran-kekhawatiran senada sudah diserukan selama dua ratus tahun, tanpa pernah terbukti. Saya tak tahu darimana datangnya kekhawatiran seperti ini, apakah berasal dari sejarah, doktrin-doktrin yang keliru, fanatisme ekstrem terhadap teori Robert Malthus atau semata-mata karena watak keras kepala saja. Saya meyakini ketakutan-ketakutan seperti ini biasanya dipicu oleh perhitungan manusia yang sering keliru.

7)Banyak alasan yang mendukung keputusan untuk mencari energi alternatif selain bahan bakar fosil, dan kita akan terus mengupayakannya hingga ke abad mendatang, tanpa harus diamanatkan oleh undang-undang, iming-iming insentif finansial, program penguranagn gas-gas karbon atau diteror oleh isu-isu tak berdasar. Mari kita lihat, sejak awal abad ke-20 dulu tak ada undang-undang yang melarang pemakaian kuda sebagai sarana transportasi.

8)Berbagai peringatan yang gencar diserukan sekarang ini hanyalah lagkah-langkah yang memboroskan sumber daya, seklaigus memasung kemerdekaan manusia, dan dikhawtirkan akan menyemai bibit-bibit kediktatoran. Misalnya dalam suatu pulau yang gersang dan tandus terdapat 2000 populasi, hanya satu orang yang punya banyak makanan. Jika yang 1999 ingin tetap hidup, otomatis akan meminta yang punya makanan. Satu orang ini berhak memonopoli makanan tersebut karena tidak ada pesaing lagi. Saya khawatir, jika isu pemanasan global semakin kuat di masyarakat, akan muncul hal seperti ini.

9)Nah, jika anda lebih jeli menyimak berita-berita yang bersifat global, anda akan mengenal yang namanya “Prinsip kehati-hatian” ala Barat. Prinsip seperti ini yang akan memakmurkan negara-negara barat, dan itu hanyalah sisi lain dari imperialisme modern yang menindas negara-negara berkembang. Seakan-akan mereka berkata : “Kami sudah modern dan maju, tapi kalian tidak boleh maju, sebab itu hanya akan menambah polusi dunia.”

10)Cepat atau lambat, kondisi politik sangat berdampak terhadap lingkungan fisik tempat kita hidup, dan dominasi partai besar cenderung merugikan alam. Karena dunia ini dihuni oleh berbagai macam kelompok manusia dan aneka macam kepentingannya, mustahil alam bisa dikelola dengan baik oelh satu pihak yang memiliki persepsi atau preferensi ekonomi tersendiri. Lalu inilah yang akan terjadi, pihak penentangnya akan bangkit dan merebut kekuasaan, dan mau tak mau kebijakan lama akan direvisi. Pihak-pihak itu memiliki kepentingan yang saling bertentangan, dan konflik pasti akan terjadi. Kemudian yang repot menonton dan terkena imbasnya adalah kita, rakyat biasa.

Saya menulis simpulan-simpulan tersebut berdarkan hal yang nyata terjadi. Saya bukan orang geografi atau meteorologi yang 100% paham iklim saat ini. Saya menyimpulkan dari apa yang saya saksikan dan rasakan terhadap apa yang sedang terjadi di dunia ini. Saya yakin bahwa ada terlalu banyak hal yan pasti dalam dunia ini. Tetapi, sesuatu yang pasti dan membahayakan orang banyak pasti ada.

Saya yakin semua orang punya niat baik, tetapi kita harus mewaspadai pengaruh buruk dari informasi yang bias, serta distorsi (pemutar-balikkan) pikiran secara sistematis, bahaya di balik rasionalisasi, serta kepentingan-kepentingan terselubung yang pada akhirnya akan mendatangkan konsekuensi yang tidak kita harapkan. Dulu sebelum Nicolaus Copernicus menyatakan bahwa bumi itu bulat, manusia di bumi ini percaya bahwa matahari yang mengelilingi kita dan bumi berbentuk kubus. Setelah Copernicus menyatakan pendapatnya di mata dunia, semuanya berubah secara perlahan-lahan. Hal inilah yang saya takutkan akan terjadi lagi, bahwa semua yang kita yakini sekarang bisa saja berubah gara-gara satu orang.

Di akhir kata, saya lebih menghormati orang-orang yang bersedia mengubah sikap dan pandangan setelah mendapat informasi baru, ketimbang mereka yang tetap mempertahankan pandangan kolot mereka pegang selama berpulus-puluh tahun. Dunia selalu berubah. Hanya orang idealis dan kolot yang tak mau berubah.

Silahkan sampaikan tanggapan anda, mohon maaf jika ada kata-kata yang menyinggung perasaan anda. Tulisan ini saya sampaikan demi kebaikan kita semua, agar kita mau membuka mata terhadap apa yang terjadi sebenarnya.

Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun