Sebagian besar Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia memiliki program yang sifatnya sama bagi seluruh pidana. Dari penelitian yang dilakukan oleh Institute For International Peace Building di 13 Lembaga Pemasyarakatan, mereka belum memiliki program khusus untuk narapidana teroris. Alasannya mungkin terkait minimnya fasilitas dan terbatasnya dana untuk pengembangan Lembaga Pemasyarakatan narapidana teroris. Sehingga kerap terjadi kontra deradikalisasi.
Perlunya care center khusus seperti program deradikalisasi di Arab Saudi mungkin bisa menjadi catatan penting bagi Indonesia di masa depan.
Lalu apakah dengan metode soft approach dapat sepenuhnya mengatasi kasus terorisme di Indonesia? Keraguan itu masih menjadi ketakutan tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Berkaca pada Arab Saudi yang memiliki pendekatan yang sama. Mereka melaporkan bahwa setidaknya 3000 tahanan terorisme di Arab Saudi hanya 1.400 yang berhasil meninggalkan paham radikal. Artinya pendekatan yang diambil oleh Indonesia kemungkinan besar masih belum sempurna.Â
Karena jika membandingkan dengan fasilitas Arab Saudi yang jauh lebih maju, mereka masih mengalami ketidaksempurnaan program yang dijalani.
Terlepas dari hambatan yang dialami, tidak dapat dipungkiri bahwa deradikalisasi di Indonesia sudah mampu menekan angka terorisme di Indonesia. Dapat kita rasakan beberapa tahun belakangan, kasus terorisme sudah semakin jarang terjadi.Â
Kita patut bersyukur karena dengan bantuan segala elemen masyarakat, kita dapat menjadi aktor penting dalam upaya deradikalisasi di Indonesia.