Awal tahun 2020 harusnya merupakan awalan tahun baru yang diawali dengan semangat dan kebahagiaan yang baru. Namun apakah semangat dan kebahagiaan itu akan tetap sama jika diawal tahunnya saja sudah diawali dengan wabah global bernama COVID 19.
COVID 19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus .Penyakit ini mengakibatkan pandemi koronavirus 2019--2020. Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. Sakit tenggorokan, pilek, atau bersin-bersin lebih jarang ditemukan. Pada penderita yang paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multiorgan.
Infeksi menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin. Waktu dari paparan virus hingga timbulnya gejala klinis berkisar antara 1--14 hari dengan rata-rata 5 hari. Metode standar diagnosis adalah uji reaksi berantai polimerase transkripsi-balik (rRT-PCR) dari usap nasofaring atau sampel dahak dengan hasil dalam beberapa jam hingga 2 hari. Pemeriksaan antibodi dari sampel serum darah juga dapat digunakan dengan hasil dalam beberapa hari. Infeksi juga dapat didiagnosis dari kombinasi gejala, faktor risiko, dan pemindaian tomografi terkomputasi pada dada yang menunjukkan gejala pneumonia (djsn.go.id).
Setelah membaca gejala dan juga paparan umum mengenai wabah dahsyat ini, mungkin sebagian dari kita merasa semakin takut atau mungkin ada juga sebagian dari kita yang menjadi semakin tenang dan kuat. Kembali ke topik, 'Corona , berkah atau musibah ?'. Jika dilihat dari jumlah korban dan kerugian yang ditimbulkan , jelas ini adalah musibah. Bagaimana tidak ? Â Virus yang telah memakan korban 781,485 orang dan 37,578 korban jiwa ini telah menghancurkan perekonomian dunia kurang lebih hingga 9 bulan ke depan. Namun hal ini berbanding terbalik jika kita melihatnya dari kacamata yang berbeda. Polusi udara secara drastis menurun, langit yang lebih biru,munculnya lumba-lumba di perairan yang belum pernah kita lihat.
Bumi kita tidak hanya sedang beristirahat sekarang, tapi dia juga sedikit lega, karena ada jauh lebih sedikit mobil di jalan bebas hambatan. Orang-orang tidak bekerja setiap hari,sehingga hanya sedikit polusi yang ada pada bumi setiap harinya. Selama pandemi Corona Covid-19, manusia memperlakukan bumi dengan lebih bertanggung jawab. Kepanikan bukanlah kunci utama untuk keluar dari wabah mengerikan ini. Â Budaya lama yang mungkin sudah lama tertinggal dan terlupakan dapat kita lakukan untuk mencegah rantai persebaran virus ini. Diantaranya: rajin mencuci tangan, makan makanan rumah yang pastinya bergizi dan bersih , kurangi berpergian keluar dan seringlah berada dirumah. Dilihat dari cara pencegahannya, sebenarnya ini adalah budaya Indonesia yang sudah lama ada dan sepertinya baik untuk kita lestarikan bukan hanya dalam pandemi ini saja namun dalam kehidupan sehari hari.
Sebagai bangsa yang cerdas, alangkah baiknya kita tetap waspada dan jangan lengah atau bahkan menyepelekan virus ini. Tetap budayakan gaya hidup sehat dan bersih guna mencegah penyebaran virus ini. Dan juga pastinya, lakukan anjuran anjuran yang diberikan pemerintah seperti social distancing. Tetaplah pantau dan lakukan anjuran pemerintah secara patuh dan taat supaya pandemi ini dapat cepat berakhir dan dunia bisa bangkit lagi. Namun ada baiknya jika kebiasaan kebiasaan baik selama musim ini diabadikan menjadi kebiasaan hidup kita sehari hari. Saya yakin dunia akan menjadi lebih hijau dan bersih dari sebelumnya. Jadi, Corona itu musibah atau berkah?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI