Mohon tunggu...
Rayner PermanaHW
Rayner PermanaHW Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rayner Permana Hadi Wibowo

Saya Rayner Permana Hadi Wibowo Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kedudukan Umat Islam Berpolitik dari Segi Perspektif Kajian Islam dan Pentingnya Komunikasi Verbal dan Nonverbal dalam Kampanye politik

14 Juli 2022   23:58 Diperbarui: 15 Juli 2022   00:32 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan, dan komunikasi adalah sebuah seni untuk membuat diri kita dipahami oleh orang lain. Komunikasi dibagi menjadi dua bentuk., yaitu komunikasi verbal (lisan maupun tertulis) dan komunikasi nonverbal (gerak tubuh atau pun tanda).

Istilah politik dalam islam disebut dengan siyasah. Jika dimaksud politik adalah siyasah mengatur segenap urusan umat, maka islam sangat menekankan pentingya siyasah. Sebagian orang seringkali menilai istilah politik Islam diartikan sebagai politik tapi menurut perspektif Islam, hal itu sebagai bentuk kewajaran karena dalam dunia nyata kita selalu disuguhkan praktik politik yang kurang atau sama sekali menyimpang dari ajaran Islam. 

Sifat terbuka Islam dalam masalah politik ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa Islam tidaklah menetapkan konsep politiknya secara amat rinci. Dalam hal ini, Islam memang harus memiliki corak politik sehingga menjadi ciri khas dalam islam sendiri komunikasi verbal memiliki prinsip komunikasi islam yang bisa dipakai dalam berkampanye dan setelah menjadi pemimimpin yaitu;

  • Qaulan sadidan (benar, tidak dusta) yaitu ketika seorang muslim yang ingin menjadi pemimpin haruslah memakai prinsip komunikasi islam qaulan sadidan di dalam kepemimpinannya yaitu dengan berkata benar ketika menyampaikan visi misi yang di bawa dalam kampanye dengan menjunjung tinggi kebenaran Islam memandang komunikasi harus dilakukan dengan benar, faktual, dan tidak mengandung unsur rekayasa atau memanipulasi fakta.
  • Qaulan ma'rufan (perkataan yang baik) islam mengajarkan kepada pengikutnya agar menggunakan lisannya untuk berkata yang baik-baik dalam halnya berkampanye yaitu untuk menarik dukungan dari masyarakat diperlukannya pendekatan dengan menggunakan perkataan yang baik sehingga masyarakat menyukai dalam kampanyenya. Dan juga ungkapan yang pantas, santun, dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan lawan politiknya.
  • Qaulan baligha (tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya) ketika berkampanye harus memiliki prinsip qaulan baligha yang artinya menjelaskan visi misi kepada masyarakat dengan menggunakan kalimat yang mudah di mengerti, yaitu langsung ke pokok masalah, dan tidak bertele-tele dan bisa melihat dan mengklasifikasikan kepada siapa kita bicara agar komunikasi tepat sasaran yaitu dnegan disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka.
  • Qaulan karima (perkataan yang mulia) seorang pemimpin hendaknya ketika mengambil hati orang banyak kita harus menggunakan kata yang enak di dengar dan Qaulan Karima harus digunakan khususnya saat berkomunikasi dengan tetua di wilayah tersebut atau orang yang di hormati di wilayah tersebut. Bukan serta-merta ketika sudah menjadi pemimpin menjadikan dia sombong dan angkuh dan tidak bisa menghormati orang yang lebih tua darinya.
  •  Qaulan Layina, berarti kita sebagai calon pemimpin kita harus mempunyai cara bicara yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati rakyat.
  • Qaulan masyura bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami oleh komunikan. Ketika menjadi seorang pemimpin haruslah memiliki ucapan yang mudah di mengerti oleh rakyatnya  sehingga visi misi yang di bawa di dalam kampanye tidak di salah artikan oleh pendukungnya.

Politik Islam adalah memperjuangkan dan menegakkan ajaran-ajaran Islam. Tidak mungkin Islam dapat dilaksanakan dengan baik jika tidak melalui gerakan massa berupa partai politik. Jadi politik Islam itu adalah perilaku-perilaku yang dilakukan bertujuan memperbaiki umat, dalam hal ini adalah umat Islam. Islam sesungguhnya tidak terlepas dari ajaran-ajaran mengatur kehidupan sosial manusia. 

Dinyatakan bahwa politik Islam itu sesungguhnya adalah bahwa bagaimana kita bisa melaksanakan ajaran- ajaran Islam itu sesuai dengan kondisi dan konteks yang ada sekarang ini. Politik Islam adalah startegi melaksanakan dakwah Islam yang tepat dan mengenai sasaran yang dituju. Politik Islam adalah pemerintahan yang berbasis pada Islam itu sendiri sebagaimana yang pernah diperjuangkan oleh Nabi yaitu Negara Madinah. 

Dakwah Islam tidak mungkin dapat dilaksanakan secara maksimal jika tidak menggunakan sarana politik. Maka oleh sebab itu pentingnya umat islam dalam hal melek politik untuk melaksanankan dakwah islam.  

Tetapi sebagian politisi sekarang ini dalam kenyataan menggunakan agama untuk meraih tujuan politik, meraih kekuasaan, sehingga menimbulkan opini dari luar yang mengatakan tidak usah masukkan agama dalam politk, tidak usah juga masukkan politik dalam agama. Padalah islam itu tidak bertentangan dengan politik, bahkan dalam ajaran islam sendiri ada politik. 

Tetapi politik dalam pengertian islam yaitu upaya untuk meraih kemaslahatan Bersama, politik adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk suatu kemaslahatan Bersama bukan untuk individu. Maka oleh sabab itu kita sebagai umat muslim haruslah mempunyai corak politik seperti apa yang nabi lakukan yaitu dengan cara selalu mencari apa yang menjadi kemaslahatan umum.

Pengertian kampanye politik di Indonesia yaitu menurut KBBI kampanye ialah suatu tindakan serentan untuk melawan, kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi politk atau calon yang bersaing memperebutkan kedudukan dalam parlemen dan sebagainya. 

Adapun menurut Hafied Cangara dalam bukunya komunikasi politik. Cangara membuat batasan dari pengertian kampanye polititk sebagai aktivitas komunikasi yang ditujukan untuk memengaruhi orang lain agar ia memiliki wawasan, sikap dan perilaku sesuai dengan kehendak penyebar atau pemberi informasi.  

Dalam kampanye politik, setiap kandidat perlu melakukan upaya yang persuasive untuk meyakinkan masyarakat agar memilihnya, contohnya melalui Bahasa tubuh (nonverbal). Penggunaan komunikasi nonverbal dibandingkan komunikasi verbal dalam kampanye cenderung lebih gampang dapat dipercayai. 

Sebuah studi albert Mehrabian (dalam Cangara, 2009) menyatakan bahwa tingkat kepercayaan orang hanya 7% berasal dari Bahasa verbal, 38% dari vocal suara dan 55% dari ekspresi muka. Mehrabain pun menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan di antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, maka orang cenderung mempercayain hal-hal yang bersifat nonverbal.

Kesimpulannya adalah bahwasanya Dalam persfektif kajian islam politik adalah bagian dari islam. Tidak ada yang namanya pemisah antara agama dan politik karena politik bagian dari risalah islam yang sempurna. Karena sesungguhnya tidak terlepas dari ajaran-ajaran mengatur kehidupan sosial manusia. 

Seperti ungkapan bahwa tidak ada kebaikan pada agama yang tidak ada politiknya dan tidak ada kebaikan dalam politik yang tidak ada agamanya. Di dalam Islam pun, politik mendapat kedudukan dan tempat yang hukumnya bisa menjadi wajib. 

Perjuangan yang tak didasari agama akan runtuh, dan perjuangan agama yang tak dikawal akan sia-sia Dengan kata lain, jika kewajiban mensyiarkan nilai kebaikan Islam tak bisa efektif kalau tidak berpolitik, maka berpolitik itu menjadi wajib pula hukumnya. Inilah yang menjadi dasar, mengapa sejak awal turunnya Islam, muslimin itu sudah berpolitik, ikut dalam kegiatan bernegara, 

bahkan mendirikan Negara, dan Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin serta para pemimpin islam terdahulu telah membuktikanya. 

Dan ketika berkampanye haruslah mempunyai strategi dalam hal menyakinkan khalayak agar tertarik memilihnya dengan oleh sebab itu pentingnya penggunaan komunikasi verbal dan nonverbal dalam hal mempersuasif khalayak. Sehingga tertarik memilihnya, dengan memakai prinsip komunikasi islam yang bisa dipakai dalam berkampanye dan setelah menjadi pemimimpin.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun