Makanan cepat saji atau biasa disebut dengan "Junk Food" adalah makanan umum yang digemari kalangan remaja. Â Cara memasak dari makanan ini sangat mudah, cukup dengan menggorengnya atau merebusnya, karena makanan tersebut sudah diolah dan siap dimasak. Makanan ini biasanya dijadikan pengganti lauk atau bahkan mengisi perut yang kosong. Makanan cepat saji ini juga bisa ditemukan di berbagai restoran, kedai, cafe, streetfood, dan sebagainya.
Namun, makanan cepat saji ini biasanya memiliki kandungan gula dan lemak yang tinggi. Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa keseringan mengonsumsi makanan cepat saji saja memang tidak berdampak secara langsung ke tubuh, tetapi makanan cepat saji yang dikonsumsi akan tertimbun di dalam tubuh yang kemudian hari menimbulkan penyakit mematikan. Orang yang sudah memiliki penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, juga harus sangat berhati-hati terhadap makanan cepat saji ini, karena kadar lemak pada makanan ini cukup tinggi, contohnya dalam satu porsi kentang goreng dan nugget ayam goreng, dalam penelitiannya terdapat total lemak jenuh sekitar 41 hingga 71 gram.
Selain penyakit yang sudah disebutkan sebelumnya, berikut penyakit yang muncul akibat mengonsumsi makanan cepat saji bagi kesehatan tubuh. Menurut data:
1.Obesitas
WHO menyatakan penyebab utama obesitas adalah ketika ada ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan jumlah yang dikeluarkan sebagai energi. Junk food berkalori tinggi, tanpa memberikan banyak mineral, vitamin atau nutrisi. Kelebihan konsumsi lemak trans yang ditemukan dalam makanan yang digoreng dan diolah dapat mengirim sinyal campuran ke otak yang membuat sulit untuk memproses rasa kenyang. Akibatnya, seseorang yang mengonsumsi junk food cenderung makan lebih banyak dan mudah lapar. Lemak trans dalam junk food juga dapat menyebabkan peradangan di hipotalamus, bagian otak yang mengandung neuron untuk mengendalikan berat badan.
2.Aterosklerosis
Junk food berbasis daging dan ikan, serta snack seperti onion ring dan kentang goreng, mengandung kolesterol dan lemak jenuh dalam jumlah besar, zat yang mengancam kesehatan arteri. Semakin banyak makanan ini dikonsumsi semakin besar penumpukan di arteri. Hal ini mempersempit ruang darah mengalir, sehingga mengurangi jumlah oksigen yang mencapai sel-sel. Kerusakan pada dinding arteri dapat membuat pendarahan dan pembekuan darah yang berbahaya yang disebut Aterosklerosis.
3.Demensia
Sebuah studi yang dilakukan di Brown University menunjukkan bahwa terlalu banyak makanan berlemak dan permen dapat secara substansial meningkatkan kadar insulin dalam tubuh. Dengan kadar insulin yang lebih tinggi, otak berhenti merespons hormon ini dan menjadi resisten terhadapnya. Ini dapat membatasi kemampuan untuk berpikir dan mengingat sehingga meningkatkan risiko demensia.
4.Depresi
Sebuah makalah dari Pusat Penelitian Biosains Manchester Metropolitan menemukan bahwa makan junk food seperti yang tinggi kolesterol, lemak jenuh dan karbohidrat membuat Anda sekitar 40% lebih mungkin mengembangkan depresi.
5.Stroke
Stroke terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terganggu atau berkurang, sehingga jaringan oksigen dan nutrisi tidak tercukupi. Stroke dapat disebabkan oleh arteri yang tersumbat (stroke iskemik) atau kebocoran atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Salah satu penyebab stroke adalah obesitas akibat sering mengonsumsi junk food.
6.Hipertensi
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, secara langsung terkait dengan asupan natrium yang berlebihan. Banyak makanan cepat saji mengandung natrium yang berasal dari garam yang digunakan dalam bumbu. Burger, taco, kentang goreng, dan bahkan pai buah panas memiliki kandungan natrium yang tinggi. Hipertensi meningkatkan perkembangan aterosklerosis dan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
7.Penyakit hati
Lemak dalam junk food cenderung menumpuk di hati dan dapat menyebabkan kerusakan permanen, peradangan, dan bahkan jaringan parut pada hati. Junk food bisa sangat beracun bagi hati dan organ dalam lainnya. Junk food juga dikaitkan dengan Penyakit hati berlemak nonalkohol. Penyakit hati berlemak non-alkohol ini bisa disebabkan oleh obesitas, kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi yang semuanya bisa dipicu oleh junk food.
8.Diabetes
Kegemukan, obesitas, tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar gula darah semuanya dikaitkan dengan diabetes tipe 2. Menurut sebuah studi medis tahun 2005 yang diterbitkan dalam "The Lancet," mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari dua kali per minggu dapat menyebabkan peningkatan rata-rata 10 pon berat badan pada orang dewasa muda dari waktu ke waktu.
9.Kanker
Makanan cepat saji sendiri mungkin tidak menyebabkan kanker, tetapi mereka dapat menyebabkan kondisi seperti penambahan berat badan yang memicu kanker. Menu yang menekankan lemak dan gula dengan mengorbankan serat dan nutrisi bermanfaat lainnya memiliki blok pembangun gizi buruk untuk kanker. Office of the Surgeon General mengaitkan kelebihan berat badan dan obesitas dengan kanker usus besar, ginjal, kantung empedu, dan bentuk kanker lainnya.
Bila Anda termasuk ke dalam orang yang senang mengkonsumsi makanan cepat saji, kurangilah hal tersebut dari sekarang dan mulai sayangi tubuh untuk kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H