Untuk menghargai atlet yang bertanding, pedoman tersebut menyarankan agar setiap pengambilan gambar untuk tidak menonjolkan tampilan fisik, pakaian atau bagian tubuh intim.Â
Komite menyatakan bahwa tujuan olimpiade adalah untuk mengakhiri siaran olahraga yang eksploitatif secara seksual. Â Proses ini terus berjalan selama kurun waktu 15 tahun untuk memperbaiki diri secara terbuka dari setiap kritik yang masuk.Â
Naoko Imoto sebagai Penasihat Kesetaraan Gender mengatakan bahwa siaran olahraga menjadi bias dalam hal gender. Â Para atlet perempuan dipandang sebagai anak perempuan atau ibu dan tidak dilihat sebagai seorang atlet.Â
Karena sudut pandang yang bias itu mengarahkan tayangan olahraga untuk cenderung memfokuskan pada penampilan fisik untuk menggambarkan seorang perempuan yang cantik atau seksi.
Olimpiade Tokyo kali ini dapat menjadi momen penting dalam perubahan menghapus eksploitasi seks pada tayangan olahraga. Â Melalui siaran olahraga yang mengedepankan perspektif gender maka atlet perempuan mendapat tempat terhormat dan dihargai sebagai seorang atlet.
(Raymond J Kusnadi)
Artikel lain:
Go Green ala Olimpiade Tokyo: Ranjang Kardus dan Medali Gadget Bekas
Kekerasan Atlet Anak Jepang: Demi Medali Olimpiade
Seks Di Balik Layar Olimpiade Tokyo
Pentingnya Prenuptial Agreement bagi Kaum Perempuan