Mohon tunggu...
Rayhan Widyadhana
Rayhan Widyadhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hallo // 201980018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Melihat Keberadaan Tenggelamnya Kapal KRI Nanggala-402

27 April 2021   13:10 Diperbarui: 25 Mei 2021   01:08 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa dugaan penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 yang dimana Indonesia baru saja kehilangan prajurit terbaiknya setelah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 yang berjumlah 53 kru dinyatakan gugur ketika menjalankan tugas negara . Menurut analisa ada beberapa dugaan perkiraan penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 dan TNI meyakini kalau kapal tersebut tenggelam bukan karena adanya human errror tetapi lebih kepada faktor alam.

Dari hasil pencarian diduga kapal dinyatakan berada di kedalaman 800 meter dibawah permukaan laut, dalam situasi tersebut sangat mengkhawatirkan karena pada kedalaman tersebut bisa berakibat fatal bagi kapal selam tekanan air laut yang begitu kuat semakin dalam makhluk hidup menyelam dari permukaan air, semakin banyak pula volume air yang ada di atas kepala dengan permukaan air, sehingga tekanan yang diberikan air pada tubuh makhluk hidup akan semakin besar dan tekanan hidrostatis akan semakin meningkat. 

Sementara pada kebanyakan manusia, paru-paru tanpa alat bantu maksimalnya mampu menahan tekanan hingga sekitar 4 atm. Mustahil bagi para kru kapal untuk menyelamatkan diri keluar dan berenang begitu saja dari kapal selam air bisa masuk dengan cepat kedalam kapal selam dan langsung memenuhi semua ruangan lantas juga membuat penyelamatan dan evakuasi cukup sulit dilakukan serta pada batas kedalaman kurang lebih 300 meter disepakati sebagai batas terdalam para scuba menyelam bahkan kapal selam KRI Nanggala maksimal hanya bisa sampai menyelam dikedalaman 500 meter dibawah permukaan laut.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudho Margono mengatakan, kapal selam tersebut ditemukan terbelah menjadi tiga bagian, usai ditemukan beberapa serpihan barang KRI Nanggala yang ditemukan oleh remote operation vehicle (ROV) MV Swift Rescue dari Singapura. Bagian badan kapal selam KRI-Nanggala 402 ditemukan di kedalaman 838 meter. (Sumber)

www.tribunnews.com
www.tribunnews.com
www.tribunnews.com
www.tribunnews.com
Ada beberapa identifikasi  terhadap tenggelamnya kapal KRI-Nanggala 402 dari mulai keadaan faktor alam kemudian titik kedalaman kapal berada dibawah 838 meter dan diduga kapal mengalami black out atau kehilangan daya listrik, usia kapal selam yang sudah tidak lagi muda, mengenai analisa risiko bahwa kapal KRI-Nanggala 402 mengalami gangguan keadaan lingkungan pada saat proses latihan bisa dipastikan bahwa kapal selam mengalami keretakan yang membuat kapal hancur oleh tekanan air dibawah laut hingga komponen bagian dalamnya keluar, kapal mengalami trouble dan hilang kendali yang membuat kapal tidak berfungsi lalu membuat kapal semakin turun kedasar laut serta kondisi fisik daya tahan kapal yang umurnya sudah tidak muda lagi untuk menyelam.

Teknologi Pertahanan Indonesia masih belum kuat nyatanya indonesia masih belum memiliki alat angkut yang mumpuni untuk mencari dan menemukan keberadaan kapal, pemerintah sebaiknya membeli alutsista yang baru dan menghentikan hibah atau pembelian alutsista yang bekas agar peristiwa jatuhnya para prajurit kita yang gugur tidak selalu membekas di benak kita, mendorong agar dilakukan kerja sama pendidikan dan latihan dengan negara yang memiliki alutsista canggih untuk keperluan latihan perang prajurit TNI, keseluruhan alutsista di Indonesia sudah harus diganti, baik karena dari segi usia sudah banyak yang tua, sehingga menjadi kekhawatiran mengurangi efek gentar terhadap negara-negara lain.

"selamat berlayar menuju keabadian, selamat menyelam menggapai kedamaian"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun