Mohon tunggu...
Muhammad Rayhan Pratama
Muhammad Rayhan Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Muhammad Rayhan Pratama 111211230, Universitas Dian Nusantara, Jurusan Manajemen. Nama dosen Prof. Apollo Daito

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Kepemimpinan Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme Max Weber

24 November 2024   11:30 Diperbarui: 24 November 2024   11:54 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasio Instrumental:

  • Misalnya, seorang pebisnis memilih strategi pemasaran tertentu karena menguntungkan secara finansial.
  • Kalkulasi strategis ini mencerminkan tindakan rasional yang berorientasi pada efisiensi.
  • Tindakan Rasional Berbasis Nilai:

    • Contoh: seseorang menyumbang kepada organisasi amal karena komitmen moral, meskipun tidak mendapatkan keuntungan langsung.
    • Di sini, tindakan dilandasi oleh nilai sosial dan kepercayaan pribadi.
  • Memilih Tindakan Sesuai Nilai:

    • Contohnya, seorang dokter yang membantu pasien di daerah terpencil tanpa memikirkan gaji besar.
    • Nilai kemanusiaan menjadi pendorong utama tindakannya.
  • Tindakan Afektif:

    • Misalnya, seseorang bereaksi secara emosional dalam situasi tertentu, seperti menolong teman karena rasa simpati.
    • Meskipun didasarkan pada emosi, tindakan ini bisa dianggap "rasional" dalam konteks tertentu.
  • Menunjukkan kompleksitas tindakan sosial dalam masyarakat modern. Max Weber melalui teorinya menjelaskan bagaimana tindakan manusia dapat bersifat strategis, berbasis nilai, atau bahkan emosional. Semua ini membantu memahami dinamika kapitalisme modern, di mana efisiensi dan nilai-nilai sosial berjalan berdampingan.

     

    Dokpri, Prof. Apollo Daito
    Dokpri, Prof. Apollo Daito

    Power (kekuasaan) dan Otoritas (domination) dalam teori sosiologi Max Weber

    What (Apa)

    1. Power (Kekuasaan):

      • Power adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk memaksakan kehendak mereka, meskipun menghadapi perlawanan.
      • Contoh: tokoh masyarakat atau tokoh agama yang mampu memengaruhi orang lain walaupun terdapat penolakan atau oposisi.
      • Ciri-ciri power:
        • (a) Mampu mewujudkan keinginan mereka meskipun ada perlawanan.
        • (b) Dapat digunakan dalam relasi sosial untuk melawan oposisi.
    2. Otoritas (Domination):

      • Otoritas adalah bentuk kekuasaan yang lebih terorganisasi dan diterima secara sah oleh pihak yang diperintah.
      • Contoh: pejabat seperti bupati, gubernur, lurah, atau kapolda yang memiliki kewenangan formal.
      • Ciri-ciri otoritas:
        • (a) Kemungkinan bahwa perintah akan ditaati tanpa perlawanan.
        • (b) Selalu bersifat satu arah, dengan hubungan perintah dan kepatuhan.

    Why (Mengapa)

    1. Mengapa penting memahami perbedaan power dan otoritas?

      • Power sering kali didasarkan pada kemampuan individu atau kelompok untuk memengaruhi tanpa landasan formal, misalnya melalui kharisma atau kekuatan personal.
      • Otoritas, di sisi lain, melibatkan legitimasi dan diterima secara sosial atau legal oleh pihak yang diperintah.
    2. HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
      Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun