Mohon tunggu...
Muhammad Rayhan Pratama
Muhammad Rayhan Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Muhammad Rayhan Pratama 111211230, Universitas Dian Nusantara, Jurusan Manajemen. Nama dosen Prof. Apollo Daito

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Lao Tzu

21 November 2024   19:18 Diperbarui: 21 November 2024   19:25 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghindari kecemasan ambisi membantu manusia hidup lebih utuh dan menikmati momen-momen penting dalam kehidupan.

Kecemasan dan ambisi yang berlebihan sering kali menjauhkan manusia dari kebahagiaan dan kesejahteraan alami. Doktrin ini mengingatkan manusia untuk lebih menghargai kesederhanaan dan fokus pada apa yang benar-benar bermakna.

1. Mengosongkan Pikiran: Berlatih meditasi atau refleksi harian untuk membersihkan pikiran dari gangguan dan tekanan sehari-hari.

2. Praktik Kesadaran Penuh (Mindfulness): Fokus pada momen saat ini, tanpa terlalu terjebak dalam kekhawatiran masa depan atau penyesalan masa lalu.

3. Kurangi Ambisi yang Tidak Perlu: Tetapkan prioritas yang selaras dengan nilai-nilai hidup sejati dan hindari mengejar sesuatu hanya demi status atau ego.

4. Terbuka pada Perubahan: Beradaptasi dengan situasi baru tanpa penolakan, sehingga bisa menjalani kehidupan dengan harmoni.

Dokpri, Prof. Apollo Daito
Dokpri, Prof. Apollo Daito

Doktrin hidup harmoni dengan Taoisme, yang menekankan pentingnya keterhubungan dengan alam dan kehidupan yang dijalani dengan tenang dan penuh kesadaran. Lao Tzu, seorang filsuf Taoisme, mengajarkan bahwa kepemimpinan dan kehidupan yang ideal seharusnya sejalan dengan ritme alami alam semesta.

Doktrin ini menyampaikan beberapa prinsip kunci:

1. Diam dan Kontemplasi: Manusia perlu memberikan waktu lebih banyak untuk diam, merenung, dan terhubung dengan diri sendiri.
2. Ketenangan Pikiran: Ketika pikiran menjadi tenang, seseorang dapat menyerahkan diri kepada harmoni alam semesta.
3. Keselarasan dengan Waktu Alam: Alam tidak pernah terburu-buru, tetapi selalu mencapai tujuannya dengan ritme yang teratur.
4. Kebijaksanaan dari Kehidupan Alami: Semua yang terjadi, baik duka maupun kebahagiaan, memiliki waktunya sendiri untuk berkembang, seperti daun gugur di musimnya atau bunga yang bermekaran.

Prinsip ini penting karena mengajarkan manusia untuk hidup selaras dengan alam dan menghargai proses kehidupan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun