Mohon tunggu...
Muhammad Rayhan Pratama
Muhammad Rayhan Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Muhammad Rayhan Pratama 111211230, Universitas Dian Nusantara, Jurusan Manajemen. Nama dosen Prof. Apollo Daito

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Lao Tzu

21 November 2024   19:18 Diperbarui: 21 November 2024   19:25 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua poin tersebut secara keseluruhan menekankan pentingnya kepemimpinan dan kehidupan yang lembut, fleksibel, dan adaptif.  Ini merupakan inti dari filosofi Lao Tzu yang menekankan pentingnya keseimbangan, harmoni, dan keselarasan dengan alam.  Kepemimpinan yang keras dan kaku akan runtuh, sementara kepemimpinan yang lembut dan bijaksana akan bertahan dan mencapai tujuan yang lebih besar.

Dokpri, Prof. Apollo Daito
Dokpri, Prof. Apollo Daito

Kutipan: "Kutukan yang terbesar adalah merasa kurang puas. Tidak ada dosa yang lebih besar dari pada selalu ingin memiliki dan kemelekatan."

 

Kutipan ini menyatakan bahwa ketidakpuasan dan kemelekatan pada kepemilikan merupakan kutukan terbesar dalam hidup. Keinginan yang tak terpuaskan untuk memiliki lebih banyak akan selalu menyebabkan ketidakbahagiaan.

Poin ini penting karena menekankan pentingnya kepuasan dan melepaskan diri dari keterikatan material.  Keinginan yang tak terpuaskan akan selalu menyebabkan penderitaan, karena kita selalu menginginkan lebih daripada yang kita miliki.  Kemelekatan pada benda-benda material akan menghambat kebahagiaan sejati.

Untuk menerapkan kutipan ini, kita perlu:

 

- Mengenali dan mengatasi ketidakpuasan:  Menyadari akar penyebab ketidakpuasan dan berusaha untuk mengatasinya.  Ini mungkin melibatkan evaluasi nilai-nilai dan prioritas hidup.

- Mempelajari kepuasan:  Berlatih bersyukur atas apa yang telah kita miliki dan menghargai momen-momen kecil dalam hidup.

- Melepaskan kemelekatan:  Menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada kepemilikan material.  Ini mungkin melibatkan praktik meditasi atau spiritualitas.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun