Mohon tunggu...
M RayhanHanif
M RayhanHanif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Hubungan Internasional Universitas Jember

Berusaha untuk menjadi penulis dan menganalisis fenomena sosial ekonomi politik. Namun ini bukan hal yang sederhana... But.. why don't we give a try ?

Selanjutnya

Tutup

Financial

Waspada Nilai Tukar Rupiah Alami Depresiasi Akibat Impor di Bulan Ramadan 2023

2 April 2023   21:56 Diperbarui: 2 April 2023   22:27 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, umat muslim di seluruh dunia khususnya di Indonesia tengah melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan. Berdasarkan kalender nasional, Bulan Suci Ramadhan dimulai pada tanggal 23 Maret 2023. Jelang Bulan Puasa ada fenomena yang kerap terjadi yakni kenaikan harga pangan.  

Pada saat Bulan Ramadhan, Beberapa bahan pangan pokok selalu memiliki harga yang melambung karena adanya permintaan yang tinggi terhadap bahan pangan. Maka tak heran jika banyak komoditas pangan yang mengalami lonjakan harga. Hal ini disebabkan karena masyarakat akan berupaya membeli bahan makanan untuk menjaga persediaan dirumah tetap terjaga.

Maka dari itu dalam konteks pangan, pemerintah terutama Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah mengeluarkan izin untuk mengadakan impor komoditas pangan terutama daging dan gula untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Izin tersebut diberikan kepada dua BUMN dalam bentuk penugasan kepada ID Food dan Perum Bulog. Arief Prasetyo Adi, Kepala Bapanas menyampaikan bahwa kegiatan impor ini dilakukan hanya untuk memenuhi pasokan pangan selama Ramadhan 2023, sekaligus menekan inflasi pangan.   

Pertama, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor 100.000 ton daging kerbau dari India. Rencananya, daging yang telah didatangkan dari India itu akan dijual dengan harga Rp. 80.000 per kg.

Kedua, pemerintah juga meminta kepada ID Food untuk mengimpor daging sapi dari Brazil. Langkah ID Food juga telah mendapatkan Surat Persetujuan Impor dari kementerian perdagangan (Kemendag). Frans Marganda, Direktur Utama ID Food menyampaikan bahwa ID Food akan mendatangkan sebanyak 100.000 ton daging sapi Brazil. Franz juga menyampaikan terkait anggaran untuk mengimpor daging sapi ini yakni sekitar Rp 10 triliun.

Selain mengimpor daging sapi dan kerbau, Franz menyampaikan bahwa ID Food juga mengimpor gula kristal putih sebesar 237.575 ton untuk konsumsi masyarakat. Tidak untuk kepentingan industrial.

Meski kebijakan pemerintah terdengar solutif, terutama dalam menekan inflasi dan menjaga pasokan pangan tetap terjaga, namun apabila kita telusuri lebih dalam ternyata impor besar-besaran ini juga berdampak pada nilai tukar mata uang rupiah. Lantas, mengapa impor bisa mempengaruhi naik turunnya nilai tukar mata uang ?

Pertama, perlu diketahui bahwa kebijakan impor yang dilakukan oleh Indonesia dalam memenuhi pasokan pangan termasuk ke dalam sistem perekonomian terbuka. Perekonomian terbuka adalah aktivitas perekonomian yang melibatkan negara-negara lain, seperti ekspor dan impor, sehingga sistem perekonomian terbuka akan membuka arus pergerakan barang dan jasa yang sangat dinamis dari satu negara ke negara lainnya. Selain itu, di dalam sistem perekonomian terbuka setiap negara juga memiliki nilai mata uang yang berbeda -- beda yang berlaku di setiap negaranya.

Nilai tukar merupakan besar harga satu satuan mata uang dalam mata uang lain. Nilai tukar memiliki peran yang sangat penting dalam perdagangan internasional karena nilai tukar suatu negara dapat digunakan untuk membandingkan harga barang dan jasa di negara lain.

Selanjutnya, agar perdagangan internasional antar negara dapat dijalankan, maka nilai mata uang suatu negara harus dinyatakan dalam mata uang negara lainnya untuk memudahkan kegiatan perdagangan inernasional. Contoh ketika Indonesia ingin berdagang dengan Amerika Serikat, maka Indonesia dengan mata uang Rupiah harus dinyatakan dalam bentuk Dollar agar dapat mengetahui nilai tukar Rupiah terhadap dollar ataupun sebaliknya.  

Nilai tukar mata uang bersifat fluktuatif. Nilai tukar memiliki sifat depresiasi dan apresiasi. Pertama, nilai tukar dikatakan depresiasi jika harga mata uang domestik melemah terhadap mata uang asing, sedangkan nilai mata uang dapat mengalami apresiasi apabila harga mata uang domestik menguat terhadap mata uang asing. Oleh karena itu, nilai tukar perlu dijaga agar tidak mengalami penurunan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa perdagangan impor suatu negara akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Apabila impor meningkat maka arus valuta asing yang keluar dari negara akan meningkat sehingga akan berujung pada depresiasi, sedangkan jumlah valuta asing akan semakin menurun atau akan terjadi apresiasi.

Meskipun demikian, perubahan nilai tukar tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap perdagangan impor. Apabila suatu negara memiliki ekspor yang lebih besar dibanding impor, maka sudah jelas bahwa negara tersebut mengalami surplus, sehingga nilai tukar mata uang akan menguat atau mengalami apresiasi, dan begitu sebaliknya.

Saat ini, Bank Indonesia menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah Indonesia terhadap Dollar AS menguat. Rupiah bergerak pada level Rp 15.045 per dollar AS. Indonesia juga berhasil menyeimbangkan antar perdagangan ekspor ataupun impor. Berdasarkan data dari BPS Bulan Februari 2023 bahwa nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 21,40 milliar. Sedangkan nilai impor Indonesia Bulan Febuari 2023 sebesar US$ 15,92 milliar.

Maka, berdasarkan pemaparan diatas nilai tukar Rupiah tidak mengalami depresiasi karena adanya keseimbangan antara ekspor dan impor. Namun meski begitu, kita tidak boleh lengah. Perlu diketahui bahwa jika pemerintah terus menerus melakukan impor, maka nilai tukar mata uang akan mengalami depresiasi.

Daftar Pustaka                                 

BPS (2023) Ekspor Februari 2023 Mencapai US$21,40 miliar, turun 4,15 persen dibanding Januari 2023 dan Impor Februari 2023 senilai US$15,92 miliar, turun 13,68% dibanding Januari 2023. https://www.bps.go.id/pressrelease/2023/03/15/1963/ekspor-februari-2023-mencapai-us-21-40-miliar--turun-4-15-persen-dibanding-januari-2023-dan-impor-februari-2023-senilai-us-15-92-miliar--turun-13-68-persen-dibanding-januari-2023.html

CNBC (2023) Jelang Ramadhan, RI Impor Gila -- Gilaan Daging dan Gula https://www.cnbcindonesia.com/news/20230221070648-4-415486/jelang-ramadhan-ri-impor-gila-gilaan-daging-dan-gula

Dewi Natalia (N.d) Pengaruh Ekspor, Impor, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Nilai Tukar di Indonesia. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JEDA2/article/view/45214 

                                                         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun