Mohon tunggu...
M RayhanHanif
M RayhanHanif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Hubungan Internasional Universitas Jember

Berusaha untuk menjadi penulis dan menganalisis fenomena sosial ekonomi politik. Namun ini bukan hal yang sederhana... But.. why don't we give a try ?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Globalisasi Ekonomi: Apa Implikasi One Belt One Road untuk Indonesia?

18 Maret 2023   19:21 Diperbarui: 18 Maret 2023   19:24 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia dan Tiongkok bertemu di Kuala Tanjung, Sumatra Utara melalui pertemuan Global Maritime Fulcrum Belt And Road Initiatives (GMF-BRI), disana Tiongkok sudah menyiapkan rancangan Framework Agreement untuk bekerja sama sebagai tahap pertama. Selanjutnya, di dalam tahap kedua Tiongkok dan Indonesia telah menyepakati kerja sama Kawasan Industri Sei Mangkei dan Bandara Internasional Kuanalanamu sebagai proyek kerjasama strategis. Indonesia dan Tiongkok juga bekerja sama sebanyak 28 proyek besar yang nilainya mencapai US$ 91 miliar atau lebih dari Rp 1.288 triliun. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia terlihat sangat bersungguh -- sungguh untuk memanfaatkan fasilitas Tiongkok tersebut.

Indef Enny Sri Hartati, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance menilai bahwa Indonesia sepenuhnya mendukung OBOR. Enny juga menyampaikan jika proyek ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia jika pemerintah bisa menyikapi dengan tepat, maka dari itu Enny menambahkan jika Indonesia harus meningkatkan produktivitas dan mengupayakan laju investasi.

Wijayanto Samirin, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan menyampaikan di dalam OBOR, Indonesia berupaya memaksimalkan keuntungan dalam transportasi laut, meski OBOR lebih memberikan peluang kepada transportasi darat. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, maka proyek pengembangan pelabuhan dan pembangkit listrik menjadi prioritas utama Indonesia.

Dalam konteks One Belt One Road, ini adalah salah satu bentuk globalisasi ekonomi, karena mampu meningkatkan interdepedensi ekonomi antar negara - negara. Maka, Indonesia dapat memanfaatkannya untuk perdagangan internasional, dan siap menjual produk - produk Indonesia untuk bersaing di pasar internasional. Ini juga dapat meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di perdagangan luar negeri.  Maka dari itu, sekiranya Indonesia mampu mengoptimalisasi program OBOR, maka Indonesia akan semakin membuka peluang untuk mendapatkan kucuran modal perekonomian.  

Daftar Pustaka

CNBC (2019) One Belt One Road, Perdagangan Antar Negara Lebih Lancar https://www.cnbcindonesia.com/news/20190430105746-8-69633/one-belt-one-road-perdagangan-antar-negara-lebih-lancar

CNBC (2019) Selain China, Siapa yang Untung dari Program One Belt and Road ? https://www.cnbcindonesia.com/news/20190428195341-4-69297/selain-china-siapa-yang-untung-dari-program-one-belt-road

Fahrizal, Muhammad (N.d) Implementasi Konsep Kebijakan One Belt One Road (OBOR) China dalam Kerangka Kerjasama Pembangunan Infrastruktur Indonesia

Kurniawan, Yandry (2016) One Belt One Road Agenda Keamanan Liberal Tiongkok ?

Shanquan, Gao (2000) Economic Globalization : Trends, Risks, and Risk Prevention

Tempo.co (2019) Indonesia ikut OBOR, Untung atau Rugi ? https://fokus.tempo.co/read/1189679/indonesia-ikut-one-belt-one-road-cina-untung-atau-rugi?page_num=1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun