Mohon tunggu...
M RayhanHanif
M RayhanHanif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Hubungan Internasional Universitas Jember

Berusaha untuk menjadi penulis dan menganalisis fenomena sosial ekonomi politik. Namun ini bukan hal yang sederhana... But.. why don't we give a try ?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Globalisasi Ekonomi: Apa Implikasi One Belt One Road untuk Indonesia?

18 Maret 2023   19:21 Diperbarui: 18 Maret 2023   19:24 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia semakin deras diterjang arus globalisasi. Kehadiran globalisasi tentunya membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat dunia, karena globalisasi sangat memberikan kemudahan bagi manusia khususnya dalam melakukan pekerjaan. Maka dari itu, kehadiran globalisasi juga sangat berpeluang besar khusunya di dunia ekonomi.

Berkembangnya globalisasi ekonomi seperti di abad 21 ini tentu memberikan keuntungan dalam interaksi perdagangan ekonomi di seluruh dunia. Munculnya Globalisasi ekonomi membuat perekonomian negara semakin terhubung dan bergantung dengan negara lain.

Contoh praktik dari globalisasi ekonomi dapat dilihat dari kebijakan One Belt and One Road Initiative yang digagas oleh Negeri Tirai Bambu atau Tiongkok. One Belt and One Road (OBOR) adalah proyek konektivitas Tiongkok dengan beberapa kawasan (Asia, Eropa, hingga Afrika) dengan tujuan untuk memperkuat pengaruh ekonomi Tiongkok. Namun Presiden Xi Jinping dalam pidato OBOR di Beijing menyampaikan bahwa OBOR adalah jalur perdamaian, kerjasama, keterbukaan, inklusivitas, dan saling menguntungkan.

Singkatnya, inisiatif proyek Tiongkok ini dibangun atas dasar historis, empiris, dan praktis. Dari segi historis, jalur OBOR adalah jalur perdagangan yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, dan Xi Jinping berupaya untuk menghidupkannya kembali. Selanjutnya dalam segi praktis, jalur OBOR akan terus mendorong kemakmuran serta pembangunan global. Hal itu sesuai dengan nilai "perdamaian, kerjasama, keterbukaan, inklusivitas, dan saling menguntungkan". Terakhir dari segi praktis, situasi perekonomian dunia yang lemah membuat langkah OBOR dapat dimanfaatkan oleh negara -- negara di sepanjang jalur agar dapat kerja sama dengan saling menguntungkan untuk menghadapi tantangan global.

Langkah inisiatif Tiongkok ini memberikan respon positif dari banyak negara yang hadir dalam KTT OBOR di Beijing. Banyak kepala negara yang mengapresiasi langkah Tiongkok untuk membangun konektivitas dan ketergantungan di era globalisasi ekonomi ini.

Proyek OBOR yang diinisiasi oleh Tiongkok ini menandakan bahwa globalisasi ekonomi memberikan perubahan dimensi besar seperti sharp reductions in trade barriers, yang berarti mempermudah akses dan mengurangi hambatan perdagangan antar negara. Selanjutnya Increases in the flows of information and commerce over the internet. Wang yi, diplomat senior Tiongkok menyampaikan OBOR tidak hanya menjadi proyek interkoneksi untuk transportasi saja, tetapi juga untuk jaringan internet sehingga mempermudah untuk bertukar informasi dan perdagangan melalui internet yang menghubungkan Asia, Eropa, Serta Afrika. Selanjutnya increased speed and lower cost of travel yang berarti Proyek OBOR dapat mempercepat dan meminimalisir biaya transportasi, sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan efektif dan efisien. Terakhir, diffferent nature of international relations yang berarti situasi politik internasional yang dinamis dan banyaknya perekonomian negara yang lemah membuat proyek OBOR mampu menjadi garda terdepan untuk mempermudah negara -- negara mendapatkan kucuran dana perekonomian.

Tidak dapat dipungkiri jika proyek OBOR ini memang benar -- benar efektif dan sekaligus memberikan kemudahan negara -- negara untuk berdagang, dan memberikan konektivitas global dalam perekonomian. Bruno S Sergi, peneliti ekonomi pasar negara berkembang dan ekonomi politik Rusia dan Tiongkok di Universitas Harvard menyampaikan bahwa OBOR dapat menjadi fasilitas untuk kewirausahaan nasional. Sergi juga menambahkan jika OBOR menjadi solusi besar menuju infrastruktur yang lebih baik, pertumbuhan, kemajuan dan menghindari hegemoni atau predator, di satu sisi, dan mencegah hutang di beberapa negara.

Topik One Belt One Road tentu menjadi pembahasan yang menarik, negara -- negara yang bergabung dalam jalur inisiatif Tiongkok tersebut tentu akan berlomba -- lomba untuk meningkatkan perekonomian mereka, lantas bagaimana dengan Indonesia ? Apa implikasi OBOR bagi Indonesia ?  

Maksimalkan Keuntungan 

Gao Shangquan dalam tulisannya Economic Globalization : Trends, Risks and Risk Prevention menjelaskan bahwa globalisasi ekonomi merujuk pada meningkatnya interdepedensi ekonomi dunia akibat penyebaran teknologi yang  luas  dan cepat.

Oleh karenanya, One Belt One Road Initiative menjadi salah satu gebrakan globalisasi ekonomi versi Tiongkok, sehingga banyak negara -- negara yang memanfaatkan fasilitas Tiongkok tersebut. Indonesia termasuk ke negara yang bergabung ke dalam OBOR. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa perjanjian One Belt One Road Tiongkok ditandatangani pada Bulan April 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun