Mohon tunggu...
Rayhan Gunawan Sejahtera
Rayhan Gunawan Sejahtera Mohon Tunggu... Freelancer - Bachelor of Law with summa cum laude predicate, 3.5 years of study period

cat lovers

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Rekontruksi Konsep Mapan dalam Menjaga Keutuhan Rumah Tangga Perspektif Islam

27 Desember 2024   16:44 Diperbarui: 27 Desember 2024   18:00 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pria Mapan. Foto by Pexels

Kemapanan pria juga terlihat dari kematangan emosionalnya. Seorang pria yang mapan adalah mereka yang mampu mengendalikan amarah, bersikap sabar, dan menjadi pemimpin yang baik, terutama dalam keluarga. Kepemimpinan dalam Islam bukanlah soal kekuasaan, tetapi tentang melayani dan memberikan arahan yang baik.

"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah."
(HR. Bukhari, no. 6114; Muslim, no. 2609)

Islam menekankan akan pentingnya sesorang dalam menjaga emosinya, karena sesuatu yang diputuskan atau dilakukan berdasarkan emosi berdampak sangatlah tidak baik kedepannya dan cenderung untuk mencelakakan. Sementara orang yang dapat mengontrol emosinya akan membentuk kepada kepribadian yang bijak dan dewasa. Allah menunjukkan keistimewaan dan kerindoaanya terhadap orang yang bersabar dengan membersamainya.

"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah: 153)

Dalam rumah tangga seringkali suami dan istri dihadapan dengan permasalahan-permasalahan yang kecil maupun besar. Tentunya permasalahan yang dihadapi oleh kedua belah pihak suami atau istri harus diatasi dengan kesabaran dan emosional yang baik antara kedua belah pihak. Jika permasalahan tidak diatasi dengan kesabaran atau kondisi emosional yang baik, maka permasalahan kecil akan menjadi besar yang berisiko pada pertengkaran hingga perceraian.

Kemapanan  memungkinkan seseorang untuk tetap tenang dan terkendali dalam situasi yang penuh tekanan, sehingga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Menurut Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence (1995), kecerdasan emosional memiliki peran penting dalam keberhasilan hidup seseorang, bahkan lebih besar daripada kecerdasan intelektual.

ilustrasi Kemapanan secara Emosional. Foto by Pexels
ilustrasi Kemapanan secara Emosional. Foto by Pexels

Kemapanan pria dalam perspektif Islam adalah konsep yang holistik, mencakup dimensi spiritual, moral, finansial, sosial, dan emosional. Islam mengajarkan bahwa kemapanan sejati tidak hanya diukur dari apa yang tampak di luar, tetapi dari bagaimana seorang pria menjalani kehidupannya sesuai dengan syariat. Dengan memahami dan menerapkan konsep ini,  dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarganya, dan masyarakat luas.

Referensi

  1. Al-Qur'an dan Terjemahannya.
  2. Hadis Riwayat Tirmidzi.
  3. Yusuf Al-Qaradhawi, Fiqh al-Awlawiyyat: Dirasah Jadidah fi Daw'i al-Qur'an wa al-Sunnah, Maktabah Wahbah, Kairo, 1995.
  4. Hamka, Tafsir Al-Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1982.
  5. M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur'an, Lentera Hati, Jakarta, 2000.
  6. Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. New York: Bantam Books.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun