3. Kemapanan Finansial: Menafkahi Keluarga
Aspek finansial tetap menjadi salah satu bagian penting dari kemapanan pria. Dalam Islam, seorang suami berkewajiban untuk menafkahi keluarganya. Namun, Islam tidak menilai seseorang dari banyaknya harta yang dimiliki, melainkan dari bagaimana harta itu diperoleh dan digunakan. Pria yang mapan adalah mereka yang bekerja dengan cara yang halal dan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah. Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian kepada keluargaku." (HR. Tirmidzi)
Dalam hal kempanan, Islam tidak mempersoalkan kuantitas harta yang dimiliki oleh seorang laki-laki, namun Islam lebih berorientasi terhadap keberkahan dan kehalalan dari mana harta tersebut dihasilkan. Karena Keberkahan senantiasa mendatangkan kepada kecukupan, sedangkan mata pencaharian yang haram senantiasa menghantarkan kepada keserakahan.
4. Kemapanan Sosial: Tanggung Jawab kepada Masyarakat
Islam mengajarkan bahwa pria yang mapan juga harus berkontribusi bagi masyarakat. Mereka harus peduli terhadap orang lain, membantu yang membutuhkan, dan terlibat dalam kegiatan sosial. Zakat, sedekah, dan infak adalah sebagian dari cara untuk menunjukkan tanggung jawab sosial tersebut.
Pentingnya Kemapanan Pria dalam Peran Sosial
Kemapanan pria dalam peran sosial memiliki dampak signifikan terhadap stabilitas komunitas dan keluarga. Sebagai bagian integral dari masyarakat, pria yang mapan secara emosional, ekonomi, dan sosial cenderung mampu menjalankan tanggung jawab dengan baik, seperti menjadi teladan, pemimpin, dan pelindung. Kemapanan ini mencakup kemampuan untuk menghadapi tekanan sosial, mengambil keputusan yang bertanggung jawab, serta berkontribusi pada kesejahteraan kolektif. Dalam Men in Families and Family Policy in a Changing World (UN, 2011), pria yang memiliki peran sosial yang kuat sering kali menjadi agen perubahan dalam memperkuat nilai-nilai moral dan solidaritas komunitas.
Selain itu, kemapanan pria juga penting dalam mendukung keseimbangan gender dalam berbagai aspek kehidupan. Pria yang memahami tanggung jawab sosialnya akan mendukung kesetaraan, menghormati hak-hak orang lain, dan mempromosikan inklusivitas dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan teori peran sosial yang dikemukakan oleh Alice H. Eagly, yang menekankan pentingnya individu memahami dan menyesuaikan diri dengan peran yang diharapkan masyarakat untuk menciptakan harmoni sosial. Dengan demikian, kemapanan pria tidak hanya memberikan manfaat pada tingkat individu tetapi juga pada keluarga dan komunitas di sekitarnya.
5. Kemapanan Emosional: Kepemimpinan dan Kesabaran