Program ini diadakan sebagai upaya pelestarian budaya Sumbu Filosofi Yogyakarta, yang baru saja diakui sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO. Dengan mengajarkannya kepada pemuda dan pemudi di Kelurahan Panembahan serta Kraton, diharapkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Sumbu Filosofi dapat terus dilestarikan dan dipahami oleh generasi mendatang.
Makna Harmoni dan Toleransi dalam Sumbu Filosofi
Sumbu Filosofi Yogyakarta tidak hanya mengajarkan keharmonisan antara manusia, tetapi juga hubungan yang baik dengan Tuhan. Ketua Sanggar Budaya Gendhis Luwes, mengungkapkan bahwa Sumbu Filosofi mengajarkan nilai-nilai spiritual yang penting. "Sumbu Filosofi mengajarkan bahwa kita punya Tuhan yang selalu membantu kita di mana ada kesulitan dan kesusahan. Ini menanamkan saling menghargai kepercayaan yang berbeda, toleransi umat beragama, saling bekerja sama, berteman yang baik, dan tidak bermusuhan antar satu dengan yang lainnya," ujarnya.
Nilai-nilai ini dianggap sangat relevan dalam upaya menciptakan lingkungan yang harmonis dan bebas dari bullying. Dengan memahami bahwa setiap orang memiliki keyakinan dan latar belakang yang berbeda, generasi muda diharapkan dapat lebih menghargai satu sama lain dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Dukungan dan Penghargaan
Kesuksesan program ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Rayhandika menyampaikan terima kasih kepada para guru di SD Panembahan yang telah mendukung kegiatan pembinaan anti-bullying. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pengurus Sanggar Budaya Gendhis Luwes di Kampung Mangunnegaraan dan seluruh peserta yang turut serta dalam kegiatan ini.
"Tanpa dukungan dari semua pihak, program ini tidak akan berjalan dengan baik. Kami sangat berterima kasih kepada semua yang telah membantu, terutama para guru di SD Panembahan dan pengurus serta peserta Sanggar Budaya Gendhis Luwes," kata Rayhandika.
Kesimpulan
Program yang dilaksanakan oleh Tim KKN UGM ini merupakan langkah penting dalam upaya melestarikan budaya Sumbu Filosofi Yogyakarta serta menanamkan nilai-nilai anti-bullying kepada generasi muda. Melalui pemahaman yang mendalam tentang Sumbu Filosofi dan penerapan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang menghargai harmoni, keseimbangan, dan saling menghormati.
Dengan demikian, program ini tidak hanya berkontribusi pada pelestarian budaya, tetapi juga pada pembentukan karakter generasi muda yang lebih baik. Semoga upaya ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H