Mohon tunggu...
Rayhan Bima
Rayhan Bima Mohon Tunggu... Lainnya - Educated spectator

An Enthusiastic Spectator

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wadididaw! Menyuarakan Kebebasan Bereskpresi, Presiden Prancis Malah Mendapat Kecaman Dunia

1 November 2020   21:41 Diperbarui: 1 November 2020   21:46 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebebasan berekspresi adalah sebuah sub topic dari kebebasan berpendapat fredoom of speech, kebebasan berpendapat sendiri adalah hal yang harusnya kita dapatkan dalam HAM (Hak Asasi Manusia), Kebebasan berpendapat meliputi kebebasan atau right dalam diri kita untuk mengeluarkan sebuah steatment atau argument yang biasanya digunakan untuk menguatkan sebuah pernyataan, kebebasan berekspresi kebebasan berekspresi disini adalah kebebasan di diri kita untuk mengekspresikan sebuah hal dalam bentuk hal apapun.

            Berbeda halnya seperti di Negara lain yang biasanya menyuarakan kebebasan berpendapat, kebebasan berpendapat menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron malah mendapat kecaman, memangnya ada apa sih? Simak artikel berikut.

                                                                                          

Berawal pada 2 minggu yang lalu lebih tepatnya pada tanggal 16 Oktober lalu ada seorng guru pada sekolah prancis yang menggunakan karikatur (kartun) Nabi Muhammad SAW, karikatur  (kartun) Nabi Muhammad SAW itu sendiri dibuat oleh majalah Satyr Prancis, di titik ini Presiden Prancis telah mendapat kecaman dunia karena menolak pembatalan penerbitan majalah Satyr yang mengandung karikatur (kartun) Nabi Muhammad SAW, disini Presiden Prancis beserta negaranya dikecam oleh banyak Negara mayoritas Islam, tidak berhenti disitu beberapa Negara pun memboikot produk-produk yang berasal dari prancis, #BoikotPrancis juga sempat masuk trending topic di twiter beberapa minggu yang lalu.

Tidak berhenti disitu setelah seorang guru prancis menggunakan karikatur (kaetun) Nabi Muhammad SAW sebagai metode pembelajaran guru tersebut kemudian ditikam dan tewas. 2 minggu kemudian terjadi penikaman di Gereja Notherdam Prancis yang menewaskan 3 orang, berdasarkan kesaksian Warha pelaku adalah seorang Pria berumur 21 tahun asal Tunisia, pelaku menyerang orang-orang yang sedang berdoa di gereja, kemudian sang pelaku ditembak oleh polisi yang telah tiba di lokasi, setelah itu Presiden Prancis bersuara tentang hal-hal yang terjadi belakangan ini Presiden Prancis Emmanuel Macron berkata: ’’Jika kita diserang sekali lagi,untuk nilai-nilai kita, rasa kebebasan kita, tanah air kita, dan kepercayaan kita, kita tidak akan menyerah pada terror.’’ Pernyataan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron ini menuai kontroversi dan dinilai provokatif karena menggolongkan pembuatan karikatur (Kartun) Nabi Muhammad SAW ini sebagai sebuah kebebasan berekspresi, Pernyataan ini pun menuai kecaman dan menyulut kemarahan banyak Negara mayoritas islam tak terkecuali Indonesia, pada tanggal 27 lalu Pemerintah Indonesia lewat Kementrian Luar Negeri memanggil Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Indonesia menyeatakan kecaman keras pada pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

            Kecaman atas Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tidak hanya dating dari Indonesia Presiden Prancis pun mendapat kecaman keras dari Presiden Pakistan Imran Khan yang menyatakan “Presiden Macron telah menyerang dan melukai sentiment jutaan muslim di eropa dan seluruh dunia. Setelah kedua insiden ini Presiden Macron memerintahkan sedikitnya 7000 aparat untuk mengamankan tempat ibadah sekolah demi mengurangi kesempatan terjadi insiden untuk ketiga kalinya..

            Nah loh?! Kalo sudah seperti ini kan jadi panjang urusannya, kira-kira kenapa yak ok Presiden Prancis Emmanuel Macron beraani banget melontarkan pernyataan soal kebebasan berekspresi soal Penerbitan Karikatur (kartun) Nabu Muhammad, kita lihat track record Presiden Macron dan Presiden-Presiden sebelumnya semua Presiden Prancis menhganut paham Sekularisme yaitu dimana Instruksi keagamaan tidak berpengaruh pada kebijakan publik, disini Presiden Prancis percaya bahwa dengan paham ini ia bisa menyamaratakan derajat yang dimiliki kelompok agama satu dengan agama yang lainnya, apakah Pak Presiden Prancis Emmanuel Macron salah paham terhadap pandangan kita? 

Menurut pengamat Hubungan Internasional (HI) Universitas Jendral Ahmad Yani, Hikmahanto Juawana:”Presiden Prancis yang salah memahami Dunia Islam” dalam wawancara Kompas TV dengan Bapak Hikmahanto Seorang pengamat Hubungan Internasional (HI) tentang kejadian yang terjadi di prancis ia menjelaskan bahwa Presiden Prancislah yang salah memahami dunia Islam, Seorang Nabi yang memang menjadi junjungan Agama Islam yaitu Nabi Muhammad SAW tidak ada seorangpun yang bole menggambarkan ilustrasi atau gambaran sosok Nabi Muhammad SAW sesuai dengan Fatwa MUI tahun 1988 tentang Penggambaran Sosok Nabi Muhammad SAW baik dalam bentuk gambar, patung, maupun seni peran dalam teater dan film. Dewan Pimpinan MUI yang saat itu diketuai KH Hasan Basri memutuskan menolak penggambaran Nabi Muhammad SAW dalam bentuk apa pun baik gambar maupun film.


Kalian semua pasti tidak mau berakhir seperti Presiden Prancis Emmauel Macron, yang awalnya ingin menyuarakan tentang kebebasan berekspresi ehh.. malah dikecam dunia, maka dari itu kita sebagai manusia juga harus tau bahwa Kebebasan berpendapat atau freedom of speech juga memiliki batasan dan syarat yang jadi masalah oleh Presiden Prancis kari ini adalah ia mendukung akan Pernyataannya yang seakan-akan memberi ijin atas ketidak ada batasan dari kebebasan berpendapat itu sendiri, jadi perlu kalian ingat sebelum kalian berpendapat atau berekspresi kalian harus tahu betul detail tentang apa yang akan kalian bicarakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun