Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan, dan jika budaya itu berbeda, pasti budaya yang berbeda juga melakukan praktik komunikasi. Budaya juga dapat mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi dengannya. Misalnya, budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan, dan ketika budaya berbeda, praktik komunikasi juga harus berubah. Kesalahpahaman dalam berkomunikasi sering terjadi antara mahasiswa asing dan mahasiswa lokal yang memiliki latar belakang berbeda dengan negara asal mahasiswa asing tersebut.Â
Budaya itu sendiri terdiri dari banyak faktor, termasuk kelangsungan hidup mulai dari makanan, tempat tinggal, pekerjaan, kontrol sosial, perlindungan, psikologi, keharmonisan sosial, tujuan hidup, dan lain-lain. Semua budaya berbagi beberapa unsur yang sama, hal ini yang seringkali membedakan satu budaya dengan budaya lainnya.
Masalah yang dihadapi selama tinggal di negara dengan budaya yang berbeda harus diatasi dengan mempelajari ilmu adaptasi dan memahami proses adaptasi. Budaya baru yang akan datang juga harus dipelajari atau diteliti terlebih dahulu agar mudah disesuaikan. Mereka juga harus siap dan mendekati setiap masalah yang mereka hadapi dengan pola pikir yang positif.Â
Pada umumnya mahasiswa asing yang datang untuk belajar di Indonesia akan menemui permasalahan yang berkaitan dengan komunikasi lintas budaya seperti kesulitan bahasa yang merupakan masalah yang paling sering dihadapi oleh mahasiswa asing yang belajar di Indonesia. Kedatangan mereka untuk belajar di tingkat perkuliahan khususnya tentu akan berbeda-beda sesuai dengan lingkungan dimana mereka tinggal. Misal terdapat mahasiswa asing yang belajar dan tinggal di Jawa maka mereka juga harus bisa beradaptasi dengan bahasa maupun budaya yang ada di Jawa.
Kendala bahasa menjadi kendala utama karena bahasa merupakan sarana komunikasi utama. Ide, pikiran, dan perasaan dapat diidentifikasi melalui bahasa. Mahasiswa asing juga mengalami kesulitan di awal perkuliahan untuk menerima ilmu dari pengajar karena mereka tidak terlalu paham bahasa Indonesia dan tidak terlalu dekat dengan mahasiswa Indonesia lainnya. Dalam hal ini mahasiswa asing dapat mengikuti kursus bahasa Indonesia di kampus mereka atau di lembaga kursus di sekitar kota mereka.Â
Mereka akan memperoleh dasar-dasar bahasa Indonesia dan meningkatkan kemampuan berbicara, mendengar, membaca, dan menulis dengan mengikuti kursus bahasa. Selain itu mahasiswa asing juga dapat memperoleh manfaat dari berinteraksi dengan teman sekelas atau teman yang fasih berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara dengan mereka dalam bahasa Indonesia, meminta bantuan untuk memahami materi akademik, atau berpartisipasi dalam diskusi dalam bahasa Indonesia akan membantu meningkatkan keterampilan komunikasi mereka.
Perbedaan persepsi tentang peraturan pembelajaran membuat mahasiswa sulit beradaptasi dengan budaya komunikasi. Seperti yang dijelaskan oleh tantangan etnosentrisme, ada banyak orang yang persepsinya tentang hal-hal di sekitarnya adalah satu-satunya yang paling relevan dan benar, meskipun harus dipahami bahwa setiap orang memiliki masa lalunya sendiri, apa yang dia anggap baik belum tentu sama dengan persepsi orang lain. Karena identitas budaya atau negara asal mereka, mahasiswa asing mungkin diperlakukan dengan tidak adil atau didiskriminasi. Etnosentrisme dapat membuat mahasiswa asing merasa tidak nyaman atau terisolasi karena stereotip, prasangka, atau diskriminasi terhadap mereka.
Mahasiswa asing mungkin merasa sulit untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran atau harapan akademik yang berbeda di Indonesia karena etnosentrisme. Perbedaan dalam cara berpikir, cara berargumentasi, atau cara memandang pengetahuan dapat menyulitkan mereka untuk mengikuti pembelajaran dengan lancar.Â
Dalam hal ini mahasiswa asing dapat bersikap toleran dan terbuka terhadap perbedaan budaya. Mereka dapat berusaha untuk memahami budaya lokal, norma, dan prinsip-prinsip yang berlaku di Indonesia. Bersikap terbuka juga akan membantu mereka membangun hubungan yang lebih baik dengan mahasiswa lokal dan masyarakat setempat sehingga mahasiswa asing dapat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan Indonesia jika mereka bertindak dengan kesabaran, memahami, dan bekerja sama dengan orang lain.
Harapan mahasiswa asing untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun perguruan tinggi tidak selalu berhasil. Sebagian mahasiswa dapat dengan mudah berkomunikasi dengan lingkungan barunya, sementara yang lain kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Keberhasilan akademik mahasiswa juga dipengaruhi oleh kemampuan mereka untuk berkomunikasi selama adaptasi ini. Proses adaptasi tidak berhasil dilewati oleh semua mahasiswa dimana ada yang berhasil secara akademik, sosial, dan keduanya. Ada juga mahasiswa yang tidak berhasil secara akademik atau sosial, bahkan tidak berhasil pada keduanya.Â
Karena perbedaan bahasa, perilaku verbal dan nonverbal, mahasiswa asing kadang-kadang tidak dapat berinteraksi dengan baik dengan mahasiswa Indonesia. Salah satu pihak harus melakukan akomodasi agar komunikasi dapat berjalan dengan baik. Mahasiswa asing melakukan ini dengan tujuan mengakomodasi lawan bicara yang berbeda budayanya. Baik mahasiswa Indonesia maupun mahasiswa asing harus menerima perbedaan dan bersedia beradaptasi dengan gaya komunikasi yang berbeda. Ini termasuk mendengarkan satu sama lain, menghargai satu sama lain, dan berusaha memahami perbedaan budaya dalam komunikasi.