Mohon tunggu...
Rayhana Syahidah
Rayhana Syahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Menulis seputar isu internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Komunikasi Antar Budaya untuk Bisnis di Era Globalisasi

30 Maret 2023   20:07 Diperbarui: 30 Maret 2023   20:14 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi antar budaya adalah proses pertukaran informasi, ide dan pemikiran antara individu atau kelompok dari budaya yang berbeda. Komunikasi antar budaya melibatkan berbagai faktor seperti bahasa, norma sosial, nilai, dan budaya yang mempengaruhi bagaimana individu atau kelompok berkomunikasi dan memahami informasi.

Menurut Ting-Toomey dan Chung, komunikasi antarbudaya terjadi ketika faktor-faktor budaya (misalnya, nilai-nilai budaya) dari berbagai kelompok mempengaruhi proses komunikasi. Komunikasi antar budaya adalah proses yang melibatkan pertukaran simbol antara individu atau kelompok yang mewakili budaya yang berbeda dengan tujuan mencapai pemahaman dalam konteks.

Strategi komunikasi antar budaya merupakan strategi yang sangat penting dalam membangun sebuah organisasi. Latar belakang munculnya strategi komunikasi antar budaya adalah globalisasi yang saat ini sedang berkembang dan didukung oleh keragaman budaya suatu negara. Oleh karena itu lahirlah strategi komunikasi multikultural, dimana dalam strategi ini terdapat peluang untuk mengatasi perbedaan budaya.

Di era globalisasi, komunikasi bisnis antar budaya menjadi semakin penting karena semakin banyak perusahaan beroperasi di pasar global. Komunikasi bisnis antar budaya adalah proses komunikasi antara orang atau organisasi dari latar belakang budaya yang berbeda, yang tujuannya adalah untuk mencapai kesepakatan atau mencapai tujuan bisnis bersama. Komunikasi antarbudaya sangat penting dalam lingkungan bisnis global karena dapat membantu membangun hubungan yang kuat antara individu atau organisasi dari budaya yang berbeda, serta memfasilitasi kesepakatan bisnis yang sukses.

Komunikasi bisnis antarbudaya dapat diartikan sebagai komunikasi bisnis yang terjalin antara komunikator dan komunikator dengan perbedaan budaya. Dalam komunikasi antar budaya ini terdapat konsep budaya dan juga konsep komunikasi. Ketika hubungan antara keduanya saling menguntungkan dan fungsional. Budaya itu sendiri berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan realitas budaya dalam masyarakat yang beradab.

Globalisasi dunia bisnis yang semakin meningkat menuntut organisasi untuk lebih berhati-hati dan selektif dalam strateginya untuk mengatasi perbedaan budaya. Observasi dan evaluasi harus dilakukan seefektif mungkin untuk menentukan dan menciptakan strategi komunikasi antar budaya yang efektif. Perbandingan dengan teori yang ada dapat mendukung strategi komunikasi antar budaya.

Tentunya saat kita berkomunikasi dengan seseorang, terlebih dahulu kita perlu mengetahui latar belakang lawan bicara. Lalu mengapa? Seperti yang kita sendiri di Indonesia tahu, banyak perusahaan asing tapi Indonesia yang tentunya memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda dengan kita. Kegagalan negosiasi antar budaya dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya karena lemahnya pemahaman antar budaya perusahaan sehingga menimbulkan banyak kesalahpahaman dalam negosiasi bisnis, atau standar kualitasnya sendiri yang masih rendah di pandangan perusahaan lain.

Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan suatu negosiasi bisnis yaitu, pertama membangun hubungan, membangun hubungan adalah aset penting karena kita saling mengenal tentang perbedaan budaya di antara para pihak. Setidaknya kita bisa meluangkan waktu untuk bertemu dengan rekan bisnis. Hubungan bisnis tidak berarti bahwa kita hanya berdiskusi di lingkungan yang sangat formal di sekitar meja rapat. Namun terkadang ada baiknya kita meluangkan waktu untuk mengenal mitra bisnis kita dan dunia dengan lebih baik.

Kedua, hormati budaya setempat, ikuti beberapa adat setempat, ketika kita ingin berbisnis dengan orang lain selain orang ini, kita juga harus mengikuti adat mereka. Saat kita ingin berbisnis dengan orang lain selain orang itu, kita juga harus mengikuti kebiasaan mereka.

Ketiga, memberikan perhatian kepada pihak lawan. Jika kita ingin bernegosiasi dengan seseorang, kita tidak boleh egois terhadap kepentingan dan tujuan yang ingin kita capai. Kita juga harus mengetahui maksud, tujuan, dan manfaat apa yang ingin mereka ciptakan sebagai hasil dari proses pencapaian hasil negosiasi tersebut. Karena jika tidak mempertimbangkan kepentingan lawan, tidak jarang emosi masing-masing tim negosiasi mengakibatkan negosiasi tidak mengarah pada kesepakatan.

Keempat, ketidaksepakatan, dalam budaya non-kolektivis ketidaksepakatan tentang sesuatu adalah hak yang diperbolehkan dan bahkan diharapkan. Maka dari itu, sebagai negosiator, kita harus sangat berhati-hati ketika melihat ciri-ciri budaya ini, karena budaya non-kolektivis memiliki karakter dan sikap yang kuat dalam penyampaiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun