Mohon tunggu...
RAYHAN ARYADWIPANDU GEMILIO
RAYHAN ARYADWIPANDU GEMILIO Mohon Tunggu... Operator - Electrode Production Coater at Hyundai Motor LG Energy Solution Indonesia

NIM : 41322110008 Fakultas Teknik Prodi Teknik Mesin Dosen : POLLO, PROF. DR, M.SI.AK

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model bisnis Wheelen-Hunger, Strategic Bussiness Management Model

15 Juni 2024   10:57 Diperbarui: 15 Juni 2024   11:04 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOTInput sumber gambar

Model Wheelen-Hunger adalah model manajemen strategis yang menguraikan proses yang diperlukan bagi organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang keempat tahap dalam model Wheelen-Hunger:

Analisis PESTLE:

https://safetyculture.com/es/temas/analisis-pestle
https://safetyculture.com/es/temas/analisis-pestle

Political (Politik):


    • Stabilitas Politik: Stabilitas politik mempengaruhi prediktabilitas operasi bisnis. Ketidakstabilan dapat menyebabkan perubahan regulasi yang tiba-tiba yang mempengaruhi operasi sehari-hari. Misalnya, dalam negara dengan ketidakstabilan politik, sering terjadi perubahan kebijakan yang bisa mengganggu kelancaran operasional bisnis.
    • Regulasi Pemerintah: Kebijakan dan peraturan pemerintah, seperti peraturan lingkungan, pajak, dan perdagangan internasional, dapat mempengaruhi biaya dan operasi. Contohnya, peraturan lingkungan yang ketat dapat meningkatkan biaya kepatuhan bagi perusahaan manufaktur.
    • Kebijakan Pajak: Tingkat pajak dan kebijakan perpajakan lainnya bisa mempengaruhi profitabilitas bisnis. Perusahaan harus mempertimbangkan kebijakan pajak saat merencanakan strategi keuangan mereka.
    • Hubungan Internasional: Perjanjian perdagangan, embargo, dan hubungan diplomatik antara negara dapat mempengaruhi ekspor dan impor produk atau jasa. Misalnya, sanksi perdagangan terhadap negara tertentu dapat membatasi akses perusahaan ke pasar internasional.

Economic (Ekonomi):


    • Pertumbuhan Ekonomi: Laju pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah mempengaruhi daya beli konsumen dan investasi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi biasanya meningkatkan pendapatan dan konsumsi.
    • Inflasi: Tingkat inflasi yang tinggi dapat meningkatkan biaya produksi dan harga jual, yang dapat menurunkan daya saing. Inflasi yang tidak terkendali juga dapat mengurangi daya beli konsumen.
    • Suku Bunga: Suku bunga mempengaruhi biaya pinjaman dan investasi. Suku bunga yang tinggi dapat meningkatkan biaya modal dan menghambat investasi baru.
    • Nilai Tukar Mata Uang: Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi keuntungan dari operasi internasional. Perusahaan yang melakukan bisnis di berbagai negara harus mengelola risiko nilai tukar dengan hati-hati.

Social (Sosial):


    • Demografi: Perubahan demografi, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pendapatan, dapat mempengaruhi kebutuhan dan preferensi konsumen. Misalnya, populasi yang menua mungkin lebih memerlukan produk-produk kesehatan.
    • Gaya Hidup: Tren gaya hidup dan nilai-nilai sosial mempengaruhi permintaan untuk produk dan jasa tertentu. Contohnya, peningkatan kesadaran akan kesehatan mendorong permintaan untuk makanan organik dan produk kebugaran.
    • Perubahan Kebiasaan Konsumen: Perubahan dalam preferensi dan perilaku konsumen, seperti meningkatnya kesadaran akan kesehatan atau keberlanjutan, mempengaruhi pasar. Perusahaan perlu menyesuaikan produk mereka dengan tren ini untuk tetap relevan.

Technological (Teknologi):


    • Inovasi Teknologi: Kemajuan teknologi membuka peluang baru untuk inovasi produk dan efisiensi operasional. Misalnya, penggunaan kecerdasan buatan dapat meningkatkan proses produksi dan pelayanan pelanggan.
    • Otomatisasi dan Digitalisasi: Peningkatan otomatisasi dan digitalisasi dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya. Perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi ini dapat meraih keunggulan kompetitif.
    • Penelitian dan Pengembangan: Investasi dalam penelitian dan pengembangan mempengaruhi kemampuan organisasi untuk bersaing di pasar dengan produk inovatif. Perusahaan yang inovatif cenderung lebih berhasil dalam jangka panjang.

Legal (Hukum):


    • Hukum Perburuhan: Peraturan ketenagakerjaan mempengaruhi biaya tenaga kerja dan fleksibilitas operasi. Kepatuhan terhadap hukum perburuhan yang ketat mungkin meningkatkan biaya operasional.
    • Perlindungan Konsumen: Peraturan perlindungan konsumen memastikan produk aman dan sesuai standar. Kegagalan untuk mematuhi dapat mengakibatkan denda dan kerusakan reputasi.
    • Hak Kekayaan Intelektual: Perlindungan terhadap paten, merek dagang, dan hak cipta mempengaruhi keunggulan kompetitif. Melindungi inovasi dapat membantu perusahaan mempertahankan posisi di pasar.

Environmental (Lingkungan):


    • Perubahan Iklim: Perubahan iklim mempengaruhi sumber daya alam dan operasional bisnis. Perusahaan mungkin perlu menyesuaikan strategi mereka untuk menghadapi perubahan iklim dan cuaca ekstrem.
    • Keberlanjutan: Praktik keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan menjadi semakin penting bagi reputasi dan keberlanjutan bisnis. Perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan dapat menarik lebih banyak pelanggan dan investor.
    • Regulasi Lingkungan: Peraturan tentang emisi, pembuangan limbah, dan penggunaan sumber daya mempengaruhi operasi dan biaya bisnis. Kepatuhan terhadap regulasi ini bisa mahal, tetapi juga dapat membuka peluang baru.

Analisis Five Forces Porter:

  1. Kekuatan Pemasok:

    • Jumlah Pemasok: Jumlah pemasok yang terbatas dapat meningkatkan kekuatan negosiasi pemasok. Jika hanya ada beberapa pemasok yang dapat menyediakan bahan baku tertentu, mereka dapat menaikkan harga.
    • Keunikan Produk Pemasok: Pemasok yang menawarkan produk unik atau penting bagi operasi bisnis memiliki kekuatan yang lebih besar. Produk yang sulit digantikan memberikan pemasok leverage yang lebih besar.
    • Biaya Beralih Pemasok: Tingginya biaya untuk beralih ke pemasok lain meningkatkan kekuatan pemasok. Perusahaan mungkin enggan untuk mengganti pemasok jika biaya dan risiko beralihnya tinggi.
  2. Kekuatan Pembeli:

    • Jumlah Pembeli: Jumlah pembeli yang banyak mengurangi kekuatan negosiasi mereka. Ketika pelanggan tersebar luas dan tidak terpusat, mereka memiliki lebih sedikit pengaruh individu.
    • Pembelian dalam Jumlah Besar: Pembeli yang membeli dalam jumlah besar memiliki kekuatan negosiasi yang lebih besar. Mereka dapat menuntut harga yang lebih rendah atau layanan tambahan.
    • Produk Standar: Produk yang standar memudahkan pembeli untuk beralih ke pemasok lain, meningkatkan kekuatan mereka. Pembeli akan memiliki lebih banyak pilihan dan dapat menggunakan ini untuk menegosiasikan harga yang lebih baik.
  3. Ancaman Pendatang Baru:

    • Hambatan Masuk: Hambatan masuk yang tinggi, seperti biaya awal yang besar dan peraturan yang ketat, mengurangi ancaman dari pendatang baru. Industri dengan hambatan masuk tinggi cenderung lebih stabil.
    • Skala Ekonomi: Perusahaan yang sudah mapan memiliki skala ekonomi yang dapat menurunkan biaya dan harga, menghalangi pendatang baru. Skala ekonomi dapat menciptakan penghalang masuk yang signifikan.
    • Loyalitas Merek: Loyalitas pelanggan terhadap merek yang ada mengurangi peluang sukses bagi pendatang baru. Perusahaan baru harus berinvestasi besar dalam pemasaran untuk membangun basis pelanggan.
  4. Ancaman Produk Pengganti:

    • Produk Alternatif: Ketersediaan produk alternatif yang memenuhi kebutuhan pelanggan dapat mengurangi permintaan. Jika produk pengganti lebih murah atau lebih efisien, mereka dapat menarik pelanggan.
    • Harga Pengganti: Produk pengganti yang lebih murah meningkatkan ancaman terhadap produk yang ada. Perusahaan harus terus berinovasi untuk menjaga produk mereka tetap kompetitif.
    • Kualitas Pengganti: Produk pengganti yang menawarkan kualitas yang lebih baik atau fitur yang lebih menarik dapat mengalihkan preferensi pelanggan. Perusahaan harus memastikan produk mereka tetap relevan dan berkualitas tinggi.
  5. Persaingan di Antara Pesaing yang Ada:

    • Jumlah Pesaing: Banyaknya pesaing dalam industri meningkatkan persaingan. Industri yang padat cenderung memiliki persaingan yang lebih intens.
    • Pertumbuhan Industri: Pertumbuhan industri yang lambat meningkatkan persaingan untuk pangsa pasar yang terbatas. Perusahaan mungkin harus berkompetisi lebih keras untuk mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar mereka.
    • Diferensiasi Produk: Produk yang tidak terdiferensiasi meningkatkan persaingan berdasarkan harga. Perusahaan perlu menemukan cara untuk membedakan produk mereka dari pesaing.

https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOTInput sumber gambar
https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOTInput sumber gambar

Analisis SWOT:


    • Strengths (Kekuatan): Mengidentifikasi kekuatan internal organisasi yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Kekuatan bisa berupa sumber daya yang kuat, keunggulan kompetitif, dan reputasi yang baik.
    • Weaknesses (Kelemahan): Mengidentifikasi kelemahan internal organisasi yang perlu diperbaiki untuk mencegah ancaman dan memanfaatkan peluang dengan lebih baik. Kelemahan bisa berupa kekurangan sumber daya, proses yang tidak efisien, dan kelemahan dalam manajemen.
    • Opportunities (Peluang): Mengidentifikasi peluang eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi untuk pertumbuhan dan ekspansi. Peluang bisa berupa pasar baru, perubahan regulasi yang menguntungkan, dan kemajuan teknologi.
    • Threats (Ancaman): Mengidentifikasi ancaman eksternal yang dapat membahayakan keberhasilan organisasi. Ancaman bisa berupa perubahan regulasi yang merugikan, persaingan yang meningkat, dan perubahan preferensi konsumen.

Dengan melakukan penilaian yang komprehensif, organisasi dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang posisi strategisnya dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Penilaian ini menjadi dasar yang kuat untuk merumuskan strategi yang efektif dan tepat sasaran.

2. Analisis Lingkungan Internal

Sumber Daya:

  1. Sumber Daya Manusia:

    • Keterampilan dan Kompetensi: Tingkat keterampilan dan kompetensi karyawan menentukan kemampuan organisasi untuk melaksanakan strateginya. Karyawan yang terlatih dan berpengalaman dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya dengan lebih efisien.
    • Pengembangan Karyawan: Program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi. Investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan meningkatkan produktivitas dan loyalitas.
    • Motivasi dan Kepuasan Kerja: Tingkat motivasi dan kepuasan kerja karyawan mempengaruhi produktivitas dan retensi. Karyawan yang puas dan termotivasi lebih cenderung memberikan kontribusi yang signifikan.
  2. Sumber Daya Keuangan:

    • Arus Kas: Kelancaran arus kas memastikan kelangsungan operasi sehari-hari dan mendukung investasi strategis. Manajemen arus kas yang baik membantu menghindari masalah likuiditas.
    • Akses ke Modal: Kemampuan untuk mengakses sumber pendanaan eksternal, seperti pinjaman bank atau investasi ekuitas. Akses ke modal yang cukup memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi dalam pertumbuhan dan ekspansi.
    • Pengelolaan Keuangan: Efisiensi dalam pengelolaan keuangan, termasuk pengendalian biaya dan manajemen risiko. Manajemen keuangan yang baik membantu menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
  3. Sumber Daya Fisik:

    • Fasilitas dan Infrastruktur: Kualitas dan kapasitas fasilitas produksi, kantor, dan infrastruktur pendukung. Fasilitas yang memadai dan terawat dengan baik mendukung efisiensi operasional.
    • Lokasi: Lokasi geografis yang strategis dapat memberikan keunggulan kompetitif, seperti akses ke pasar atau sumber daya. Lokasi yang baik dapat mengurangi biaya logistik dan mendekatkan perusahaan ke pelanggan atau pemasok.
    • Peralatan dan Teknologi: Ketersediaan dan kondisi peralatan serta teknologi yang digunakan dalam operasional. Teknologi yang canggih dan peralatan yang terawat baik meningkatkan efisiensi dan kualitas.

Struktur Organisasi:

  1. Desain Organisasi:

    • Hierarki: Struktur hierarki yang jelas membantu dalam pengambilan keputusan dan komunikasi. Struktur yang baik memfasilitasi aliran informasi dan koordinasi antar departemen.
    • Departementalisasi: Pembagian kerja berdasarkan fungsi, produk, atau geografis. Struktur departemen yang sesuai dengan kebutuhan bisnis mempermudah manajemen dan pengawasan.
    • Matriks: Struktur matriks mengkombinasikan elemen fungsional dan proyek, memberikan fleksibilitas dan efisiensi. Struktur matriks memungkinkan penggunaan sumber daya yang lebih efektif dan respons cepat terhadap perubahan.
  2. Budaya Organisasi:

    • Nilai dan Norma: Nilai dan norma yang dianut oleh organisasi mempengaruhi perilaku karyawan dan pengambilan keputusan. Budaya yang kuat dan positif mendorong karyawan untuk bekerja sesuai dengan tujuan organisasi.
    • Komunikasi: Sistem komunikasi yang efektif memastikan informasi mengalir dengan lancar di seluruh organisasi. Komunikasi yang baik meningkatkan koordinasi dan mengurangi kesalahpahaman.
    • Kolaborasi: Budaya kolaboratif mempromosikan kerja tim dan inovasi. Kolaborasi yang baik antara departemen dan individu meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
  3. Kepemimpinan:

    • Gaya Kepemimpinan: Gaya kepemimpinan, seperti otokratis, demokratis, atau transformasional, mempengaruhi motivasi dan kinerja karyawan. Pemimpin yang efektif mampu menginspirasi dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
    • Visi dan Misi: Kepemimpinan yang kuat menyusun visi dan misi yang jelas, memberikan arah bagi seluruh organisasi. Visi dan misi yang jelas membantu karyawan memahami tujuan dan peran mereka dalam organisasi.
    • Pengambilan Keputusan: Proses pengambilan keputusan yang transparan dan partisipatif meningkatkan kepercayaan dan keterlibatan karyawan. Pengambilan keputusan yang efektif memastikan organisasi dapat merespons perubahan dengan cepat.

Keterampilan Karyawan:

  1. Keterampilan Teknis:

    • Penguasaan Teknologi: Penguasaan teknologi yang relevan dengan industri dan operasi bisnis. Karyawan yang terampil dalam teknologi terbaru dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi.
    • Pengembangan Produk: Kemampuan untuk mengembangkan produk baru yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Keterampilan dalam penelitian dan pengembangan sangat penting untuk mempertahankan daya saing.
    • Manajemen Proyek: Kemampuan untuk merencanakan, mengatur, dan mengelola proyek dengan efektif. Manajemen proyek yang baik memastikan proyek selesai tepat waktu dan sesuai anggaran.
  2. Keterampilan Interpersonal:

    • Komunikasi: Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif, baik secara lisan maupun tertulis. Keterampilan komunikasi yang baik meningkatkan koordinasi dan kolaborasi.
    • Negosiasi: Kemampuan untuk bernegosiasi dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan. Negosiasi yang efektif membantu perusahaan mendapatkan kondisi terbaik dalam kontrak dan perjanjian.
    • Kepemimpinan: Kemampuan untuk memimpin tim dan menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan yang baik memotivasi karyawan dan meningkatkan kinerja tim.
  3. Keterampilan Manajerial:

    • Perencanaan: Kemampuan untuk merencanakan strategi dan operasi dengan efektif. Perencanaan yang baik membantu organisasi mencapai tujuan jangka panjang dan mengelola sumber daya dengan efisien.
    • Pengorganisasian: Kemampuan untuk mengorganisasikan sumber daya dan tugas dengan efektif. Pengorganisasian yang baik memastikan tugas dan tanggung jawab jelas dan terstruktur.
    • Pengendalian: Kemampuan untuk mengendalikan dan memantau kinerja untuk memastikan pencapaian tujuan. Pengendalian yang efektif membantu mengidentifikasi masalah dan mengambil tindakan korektif tepat waktu.

Kesimpulan

Tahap penilaian (Assessment) dalam model Wheelen-Hunger merupakan langkah kritis dalam proses manajemen strategis. Dengan melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal yang komprehensif, organisasi dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mereka dan merumuskan strategi yang efektif. Analisis ini membantu organisasi mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta peluang dan ancaman yang ada di lingkungan bisnis. Dengan pemahaman yang mendalam tentang situasi mereka, organisasi dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan meningkatkan daya saing mereka di pasar.

Referensi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun