Mohon tunggu...
Rayhan Ardianto
Rayhan Ardianto Mohon Tunggu... Lainnya - Yes

Yes

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Indahnya Persahabatan

25 November 2020   09:44 Diperbarui: 25 November 2020   09:51 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nama saya Edo. Aku merupakan seseorang anak pengusaha yang kaya raya, hidupku elegan, apa saja yang ku ingin tentu bisa, tetapi kalo permasalahan sahabat ataupun teman diriku tidak bisa, sebab apa? Aku tidak memiliki sahabat ataupun teman di sisiku, karena diriku orangnya pendiam dan jutek.

Waktu itu aku sekolah di suatu SMA swasta. Waktu MOS saya bisa punya sahabat tetapi cuman sementara karena aku seorang yang pendiam, sulit buat berteman. Setelah 2 jam sehabis MOS aku juga menemukan kelas baru bersama anak- anak lainnya.

Waktu itu terdapat orang mendekati saya, namanya Dovi ia anak kurang sanggup tetapi ia banyak teman waktu MOS. Dovi mendekati saya sebab ia kasihan dengan diriku yang tidak memiliki sahabat.

Dovi saat itu mendekatiku dengan membagikan saya santapan. Aku juga saat itu pertama-tama sombong tetapi karena ia memaksa akhiratnya pun diriku menerima santapan dari nya, aku juga mulai bergaul dengan nya.

Keesokan nya aku diajak kerumah nya, Dovi adalah anak yatim bapak nya wafat karena terkena sakit kanker hati. Pada waktu itu ingin membawa kerumah sakit tetapi karena terkendala tidak memiliki duit buat ke rumah sakit maka bapaknya dirawat dirumah.

Selang seminggu setelah itu penyakit bapaknya kambuh lagi serta penyakitnya semakin parah. Dan pada akhirnyapun bapak Dovi terpanggil oleh yang maha kuasa. Dovi pun masih juga tidak yakin bapak nya pergi untuk selamanya.

Seminggu sehabis bapaknya wafat ia juga mengambil alih posisi bapak nya bagaikan kepala keluarga serta tulang punggung untuk keluarganya. ia memiliki seorang adik perempuan namanya Siti kelas 2 SD.

Situ juga menolong bundanya buat berjualan  gorengan itu juga kadangkala laris manis kadangkala tidak.

Sedangkan Dovi setelah pulang sekolah ia juga berangkat ke pasar untuk mencari nafkah keluarganya dirumah.

Tiap hari ia jadi kuli panggul, saya juga menangis memandang keadaan rumah nya yang atap-atap nya telah bolong, cat bilik rumah telah kumal.

Pekerjaan bundanya yang menjadi pencuci baju, tiap hari ia mendapatkan order baju dari orang sekitarnya.

Dalam satu hari pemasukan mencuci baju dari bundanya cuma tidak seberapa cuma 10 ribu hingga 40 ribu rupiah.

Kadangkala itu dapat buat buat makan saja, Dovi juga tidak sempat memohon apa- apa dari bundanya. buat duit sekolah, saku, dll. Dovi dapatkan duitnya hasil dari kuli panggul nya di pasar.

Sebenarnya diriku ingin menolong
nya namun ia menolak dengan halus, karena segan saja kepada diriku.

Pada suatu hari aku juga kerumahnya untuk menolongnya bekerja di pasar, saat itu ia menolak buat bekerja dengannya, tetapi saya ngotot buat bekerja dengan nya, akhirnya ia juga menerima pula.

Dari sekitar jam 7 pagi hingga jam setengah 6 sore saya membantunya,  awalnya berat mengangkut beban yang ku membawa sebab menjajaki bagaikan kuli panggul, tetapi ku coba untuk membantu Dovi.

Pada akhirnya saya dapat mengangkut beberapa barang yang memiliki pelanggan Dovi, dan akhirnya kami berdua menemukan kan duit 100 ribu rupiah.

Dovi sebenarnya memberiku duit tetapi saya tolak

" do ini buat mu sebab kamu udah nolongin aku"

Aku juga menanggapi" gak harus lah kan itu kan buat mu"

Aku udah ada duit ku sendiri, itu buat kamu aja kan kalian perlu duit buat sekolah" akhir nya ia menaruh duit nya dalam saku.

Jam 6 sore kami berdua kembali kerumah Dovi, duit tersebut di bagikan buat bunda nya buat beli beras serta lauk pauk.

Besoknya hari senin pagi saya pun berangkat ke sekolah, saya menjemput nya dirumah dengan bawa mobil.

" Dov ayuk naik ke mobilku kita berangkat bersama. "

alif menanggapi" tidak ah do, lebih baik aku berjalan kaki saja. "

Kemudian saya menyaut "  Jangan lah dov, nanti malah kesiangan loh kerena saat ini sudah jam 7."

" ya udah deh aku nurut aja deh sama kalian" kata Dovi. 

Nah gitu dong kita berangkat kembali bersama sebab saat ini aku memiliki sahabat spesial seperti kamu.

Kami juga menangis senang seakan- akan ini suatu mukjizat, Kami juga peluk hangat sebab senang jadi teman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun