Mohon tunggu...
MRayhan Alfikri
MRayhan Alfikri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Undergraduate Film and Television Student

Film Enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Film

Khatarsis dan Estetis dalam Film Agi (2022)

25 Oktober 2022   02:37 Diperbarui: 25 Oktober 2022   02:44 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Khatarsis dan estetis dalam Film Agi (2022)

Agi merupakan film yang dirilis pada tahun 2022 yang merupakan karya film dari Pandaxx Production. Film ini di sutradarai oleh Vicky Firdaus atau lebih dikenal sebagai Creamypandaxx,yang mengambil sudut pandang kehidupan antara ayah dan anak.Film ini mengangkat Isu bagaimana kita mengenal diri kita sendiri jauh lebih dalam.Di awal film digambarkan seorang gadis bernama Agi yang sedang melakukan livestreaming merasa kesal dan tidak suka ketika ayahnya masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu sehingga muncul komentar para penonton livestreamingnya yang merasa kecewa atas tindakan agi kepada ayahnya.

Konflik muncul ketika Agi dibawa kedimensi lain dimana ia diperintahkan mengikuti permainan menyusun piramid dari dek kartu selama 45 menit atau Ayahnya akan ditembak dihadapannya,atau jika kartu piramidnya runtuh,ayahnya akan ditembak,dan jika ia menolak untuk bermain,Ayahnya akan ditembak.Konflik batin muncul dimana Agi kesulitan untuk menyusun kartu dan suara dentuman senjata yang membuat Agi panik.Hingga berhenti di satu titik dimana Agi teringat ketika kecil Ayahnya mengajarkan cara menyusun dek kartu menjadi piramid.

Agi berhasil menyusun dek kartu tersebut namun setelahnya ia malah dihadapkan dengan cerminan dirinya sendiri yang mengatakan bahwa aku membunuh ayah secara langsung namun kamu membunuhnya secara perlahan.Lalu diperlihat momen-momen dimana Agi mengabaikan ayahnya yang selalu mengkhawatirkan dan memperjuangkan segalanya untuk Agi.Film ditutup dengan perubahan sikap Agi terhadap Ayahnya.

Sumber: Youtube/creamypandaxx
Sumber: Youtube/creamypandaxx

Khatarsis menurut Sigmund freud adalah emosi yang tertahan bisa menyebabkan ledakan emosi berlebihan, maka dari itu diperlukan sebuah penyaluran atas emosi yang tertahan tersebut. Penyaluran emosi yang konstruktif ini disebut dengan katharsis. Khatarsis dalam film ini terjadi ketika Agi mengungkapkan kekesalan terhadap ayahnya yang selalu masuk kamarnya tanpa mengetuk pintu.pengungkapan emosi ini didasari dengan keinginan akan  privasi dan juga emosi yang tertahan karena kesal dengan kejadian yang terus berulang. Pada masa itu, Freud berpikir bahwa pelepasan emosi yang tertahan dapat menjadi suatu efek terapeutik yang menguntungkan (Corsini & Wedding, 1989). konsep dimensi dan solusi cerita yang merupakan efek terapeutik sangat menguntungkan terhadap perubahan sikap Agi di akhir cerita.

Sumber: Youtube/creamypandaxx
Sumber: Youtube/creamypandaxx
Aristoteles menyebutkan bahwa seseorang yang mengalami perasaan memilukan atau ketakutan akan mengalami katarsis dengan cara mendengarkan lagu-lagu sakral, dengan begitu, ia akan merasa dipulihkan(Wahyuningsih, 2017).Disaat Agi kesulitan dan ketakutan,terdapat Instrumen violin dengan tempo cepat seperti karya Nicollo Paganigi yang sangat sakral.ini menandakan fenomena khatarsis dan juga musik sebagai seni aural.ketika Instrumen berhenti,Agi mendapat pencerahan dengan ingatan masa lalunya tentang cara menyusun piramid.
Sumber: Youtube/creamypandaxx
Sumber: Youtube/creamypandaxx

Mengenai Proses Estetis,Teori Kognitivisme Piaget selaras dengan film ini dimulai dengan proses Asimilasi penglihatan dan pengalaman seorang kreator,proses Akomodasi pengkajian teoritis dan empiris,dan equilibrasi sehingga output yang dihasilkan memiliki nilai estetis.Banyak sekali aspek yang dapat dikaji dalam film ini,seperti perkembangan khatarsis dalam perkembangan seni di abad Renaissance dan hubungannya dengan instrumen sebagai seni aural.

Sumber: Youtube/creamypandaxx
Sumber: Youtube/creamypandaxx

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun