Murai Batu, atau dalam nama ilmiahnya Copsychus malabaricus, adalah burung yang dikenal bukan hanya karena keindahan suaranya tetapi juga karena pesona bulu dan gerak-geriknya yang memikat. Dalam beberapa tahun terakhir, murai batu telah menjadi primadona di kalangan pecinta burung di Indonesia, menciptakan perpaduan antara seni dan bisnis yang menggiurkan.
Burung Murai Batu dikenal dengan suara kicauannya yang merdu dan bervariasi. Kemampuannya untuk meniru berbagai suara di sekitarnya membuatnya sangat diminati oleh para penggemar burung kicau.Â
Selain itu, burung ini memiliki ekor yang panjang dan indah, serta gerak-gerik yang lincah saat berkicau, menambah daya tariknya.Â
"Setiap kali murai batu berkicau, rasanya seperti mendengar orkestra alam," ujar Ahmad Fauzi, seorang pecinta dan peternak murai batu. "Suara mereka bukan hanya sekadar kicauan, tetapi sebuah karya seni yang hidup."
Selain keindahan dan kesenangan yang didapat dari merawat murai batu, ada aspek ekonomi yang tidak bisa diabaikan. Pasar burung murai batu telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Burung-burung ini bisa dijual dengan harga jutaan hingga puluhan juta rupiah, tergantung pada kualitas suara, keindahan bulu, dan kesehatan burung tersebut.Â
"Permintaan murai batu terus meningkat, baik untuk lomba kicau maupun untuk peliharaan di rumah," jelas Yudi Pratama, seorang pedagang burung di Pasar Pasty, Yogyakarta. "Harga seekor murai batu yang berprestasi di lomba kicau bisa mencapai puluhan juta rupiah."
Lomba kicau murai batu menjadi ajang yang sangat prestisius di kalangan pecinta burung. Setiap akhir pekan, berbagai kompetisi digelar di berbagai daerah, di mana para pemilik murai batu memamerkan kemampuan burung mereka.
 Lomba ini tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga memberikan peluang bisnis yang menggiurkan bagi para pemenang. "Prestasi di lomba kicau tidak hanya menaikkan gengsi, tetapi juga nilai jual burung," kata Mas Budi , seorang peserta lomba kicau yang sering menjuarai kompetisi. "Murai batu yang sering menang lomba bisa dihargai berkali-kali lipat dari harga normal." tambahnya
Merawat dan melatih murai batu bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan dedikasi dan pemahaman yang mendalam t
entang kebutuhan burung ini. Mulai dari pemberian pakan yang tepat, menjaga kebersihan kandang, hingga melatih burung agar bisa berkicau dengan optimal. "Murai batu perlu diperlakukan dengan penuh kasih sayang dan kesabaran," ungkap Mas Budi, seorang peternak dan pecinta murai batu di Yogyakarta.Â
"Kita harus tahu kapan waktu yang tepat untuk memberi makan, bagaimana cara melatih kicauan, dan memperhatikan kondisi kesehatan mereka."
Potensi bisnis murai batu tidak hanya terbatas di dalam negeri. Permintaan dari luar negeri, terutama dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, juga semakin meningkat.Â
Burung-burung yang berkualitas tinggi bahkan diekspor ke negara-negara tersebut dengan harga yang lebih tinggi.Â
"Ekspor murai batu membuka peluang besar bagi para peternak dan pedagang di Indonesia," kata Hendra Gunawan, seorang eksportir burung. "Namun, kita harus memastikan burung yang diekspor memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan standar internasional."
Meskipun bisnis murai batu sangat menggiurkan, ada kekhawatiran mengenai konservasi dan keberlanjutan spesies ini. Beberapa tahun terakhir, populasi murai batu di alam liar mengalami penurunan akibat perburuan liar dan kerusakan habitat.Â
Oleh karena itu, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam bisnis ini untuk memastikan bahwa mereka juga berkontribusi pada upaya konservasi. "Kita harus memastikan bahwa bisnis ini tidak merugikan populasi murai batu di alam liar," tegas Dr. Rini Susanti, seorang ahli biologi konservasi dari Universitas Indonesia. "Pemeliharaan dan penangkaran yang baik bisa menjadi solusi untuk menjaga keberlanjutan spesies ini."
Murai batu bukan hanya burung kicau biasa. Keindahan dan suara merdunya telah menciptakan perpaduan unik antara seni dan bisnis. Dengan perawatan yang tepat, burung ini bisa menjadi sumber kebahagiaan sekaligus penghasilan yang menguntungkan. Namun, semua ini harus diimbangi dengan upaya konservasi yang berkelanjutan agar murai batu tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang. Dalam hal ini, seni dan cuan harus berjalan beriringan dengan menjaga kelestarian alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H