Mohon tunggu...
Rayenda Brahmana
Rayenda Brahmana Mohon Tunggu... -

Terperangkap dalam kotak pandora...\r\nBoleh cek juga di http://valuevolution.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tuhan Vs Facebook cs

24 Januari 2010   06:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:18 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Okay, Kalau kata Friedman, dunia sekarang menjadi datar. Dia berargumen bahwa sekarang semua memiliki kesempatan yang sama akibat dari internet. Lebih lanjut, Friedman menyatakan kalau sejarah maupun keunggulan geografis sudah tidak relevan saat ini. Itu lah kenapa dia menyatakan dunia sudah datar (World is flat).

Meskipun Friedman berargumentasi bahwa dunia sudah datar akibat akses informasi, menurut saya dunia bukan saja menjadi datar dari perspektif keunggulan dan daya saing ekonomi, tapi juga daya saing religiusitas. Persaingan antara Tuhan yang kita sembah dengan Jejaringan sosial pertemanan (Facebook, Twitter, Friendster, Hi5, dsb).

Sebelum sampai pada persaingan penyembahan antara Tuhan versus Facebook cs, ada baiknya saya menjelaskan istilah explicit Atheism, dan implicit atheism. Atheism dalam ruang lingkup sederhana dapat diartikan sebagai tidak percaya dengan eksistensi Tuhan. Beberapa filsuf atheism menyatakan orang terlahir sebagai tak ber Tuhan. Para atheis juga berargumen bahwa prinsip “free will” dari agama – agama Judaism  sejalan dengan argumen “orang terlahir sebagai tak ber Tuhan”.

Beberapa scholars membagi dua atheism menjadi explicit atheism dan implicit atheism.  Nah, orang – orang yang menyatakan secara gamblang dan sadar, baik dari pemikiran religiusitas hingga perilaku religiusitas, dapat dinyatakan sebagai orang yang explicit atheism. Lebih lanjut, orang – orang yang secara tidak sadar berperilaku atheism , dapat dinyatakan sebagai implicit atheism.

Kembali ke masalah Tuhan Vs Facebook Cs. Beberapa minggu ini saya memperhatikan perilaku teman dan saudara sepupu saya. Dengan kecanggihan mobile internet, kita dapat mengakses facebook cs darimana saja. Termasuk dari rumah ibadah. Agar tidak terlalu panjang, saya cukup ambil dari kasus teman saya.

Teman saya mempost status “Khotbah yang membosankan”.

Selanjutnya, saudara sepupu saya yang kebetulan satu gereja dengan dia, meng reply dengan postingan “sstt...harap handphone di silent :P “.

Dan teman saya kembali membalas “wkwkwk. Ssst..harap khusuk. Ngantuk nih bang”.

Reply-mereply ini pun terus berlangsung. Ini membuat saya berpikir, apakah mereka datang ke rumah ibadah karena terpaksa? Jika iya, maka sesuai dengan para filsuf, mereka termasuk implicit atheism.

Implicit atheism pun tidak terjadi hanya pada hal – hal seperti kasus diatas. Jika anda bangun pagi, tapi yang anda ingat pertama adalah memposting status di facebook atau twitter, menurut saya itu sudah termasuk implicit atheism dalam artian yang sempit. Jika tempat anda berkeluh kesah pertama adalah wall facebook atau twitter, bukan Tuhan yang kita sembah, menurut saya itu sudah termasuk implicit atheism. Bahkan, jika anda berpengharapan dan berdoa dengan cara memposting di Facebook ataupun twitter, menurut saya itu sudah termasuk implicit atheism. Karena, anda menomor duakan keberadaan Tuhan atau secara tidak sadar menganggap tidak ada keberadaan Tuhan.

Nah! Kalau Friedman berkata bahwa setiap Negara ataupun perusahaan multinasional dapat bersaing tanpa melihat unsur histori-geografis, mungkin, Tuhan pun sekarang harus bersaing dengan Facebook cs. Internet ternyata mampu membuat “tuhan” baru yang tidak begitu jauh dan sulit untuk ditemui. “tuhan” baru yang tidak menciptakan perang. “tuhan” yang tidak menyekat manusia. Meskipun itu semua dalam pemikiran sempit, tapi paling tidak lebih membebaskan manusia.

Para facebookers ataupun pemeluk agama (theism believer) mungkin di mata para atheis akan menjadi sama. Mereka memuja ataupun berkeluh kesah pada kekosongan. Jadi, apakah kita mau menjadi implicit atheism?

 

AMDG,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun