Mohon tunggu...
Raya
Raya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Raya Reflections: Life, Love, and Lessons

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Badan Bank Tanah: Membangun Ekonomi Berkeadilan

1 Januari 2025   23:23 Diperbarui: 4 Januari 2025   15:02 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://banktanah.id/

Selain itu, investasi berskala besar di sektor properti atau agribisnis sering kali menciptakan ketimpangan baru. Di beberapa daerah, masyarakat lokal justru mengalami kemiskinan karena akses mereka terhadap tanah semakin terbatas. Ketimpangan ini juga diperburuk dengan praktik-praktik mafia tanah yang memanfaatkan celah hukum untuk menguasai lahan secara ilegal.

Di sinilah, Badan Bank Tanah hadir untuk memberikan solusi. Keberadaan Badan ini tidak hanya bertujuan mendistribusikan lahan, tetapi juga mempersempit ruang gerak mafia tanah yang selama ini menjadi masalah besar di Indonesia. Selain itu, Badan Bank Tanah juga dapat memainkan peran penting dalam mengendalikan harga tanah agar tetap stabil dan tidak spekulatif, sehingga masyarakat kecil tetap memiliki akses terhadap lahan.

Sumber: https://banktanah.id/
Sumber: https://banktanah.id/

Banyak cerita yang kita dengar tentang petani di daerah yang harus menggarap lahan milik orang lain dengan sistem bagi hasil yang tidak adil. Meski bekerja keras, mereka tetap kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga karena sebagian besar hasil panen harus diserahkan kepada pemilik lahan. Kondisi seperti ini tentu tidak hanya terjadi di satu wilayah, tetapi juga di banyak daerah di Indonesia.

Ketika saya memahami tujuan Badan Bank Tanah, harapan mulai tumbuh. Saya percaya bahwa jika ini dijalankan dengan baik, akan dapat menjadi langkah besar dalam memperbaiki kehidupan masyarakat kecil.

Mewujudkan Keadilan Ekonomi

Badan Bank Tanah hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah ketimpangan yang ada. Dengan mengelola tanah negara, Badan ini dapat mendistribusikan lahan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Selain itu, Badan Bank Tanah juga memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur, seperti membangun jalan, sekolah, atau fasilitas umum lainnya di atas lahan negara yang dikelola secara strategis.

Namun, yang paling menarik bagi saya adalah komitmen Badan ini dalam mendukung reforma agraria. Reforma agraria bukan hanya soal pembagian tanah, tetapi juga mencakup pendampingan dan pemberdayaan masyarakat agar mereka dapat memanfaatkan lahan tersebut secara produktif. Dengan pendekatan ini, masyarakat tidak hanya diberi lahan, tetapi juga kesempatan untuk membangun kehidupan yang lebih baik.

Harapan untuk Masa Depan

Saya memiliki harapan besar terhadap Badan Bank Tanah. Berikut beberapa harapan yang menurut saya penting untuk diwujudkan:

  • Transparansi dalam Pengelolaan Tanah: Masyarakat perlu tahu bagaimana proses pengelolaan dan distribusi tanah dilakukan. Transparansi ini penting agar tidak ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan program ini untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
  • Prioritas untuk Masyarakat Kecil: Program ini sebaiknya benar-benar fokus pada masyarakat kecil, seperti petani tanpa lahan, buruh tani, atau masyarakat miskin yang membutuhkan tempat tinggal. Jangan sampai justru pihak yang sudah mapan secara ekonomi yang mendapatkan keuntungan lebih besar.
  • Pemberdayaan Pasca-Pembagian Tanah: Setelah lahan didistribusikan, masyarakat perlu didampingi agar mereka dapat mengelola lahan tersebut dengan baik. Pelatihan, akses modal, dan dukungan pemasaran hasil produksi adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memastikan keberhasilan program ini.
  • Kolaborasi dengan Masyarakat Lokal: Dalam setiap langkahnya, Badan Bank Tanah perlu melibatkan masyarakat lokal agar keputusan yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan. Kolaborasi ini juga dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap tanah yang mereka kelola.

Sebuah Optimisme Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun