Di kehidupan yang hanya sekali, semua orang menginginkan untuk menjalani hidupnya sesempurna mungkin. Segala cara dilakukan untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan, kalau bisa, abadi. Â Tapi tidak ada kehidupan yang sempurna, sebagaimana tidak ada manusia yang sempurna. Bahkan kondisi fisik yang dikatakan sempurna pun akan tergerus waktu, menua, untuk kemudian disfungsi.Â
Adakah cara untuk menyempurnakannya (kembali)? Semacam pemugaran cagar budaya? Seperti restorasi mobil klasik?
Dengan optimisme kedokteran yang lebih berdaya di masa depan, ilmu pengetahuan menawarkan prosedur cryonics. Cryonics merupakan pengawetan suhu rendah pada individu yang tidak dapat lagi dipertahankan kelangsungan hidupnya dengan pengobatan kontemporer. Harapannya, di masa depan ia dapat "dihidupkan" kembali dan dipulihkan kesehatannya dengan ilmu pengetahuan yang jauh lebih canggih.Â
Salah satu konsep dasar prosedur cryonics yaitu suhu rendah dapat memperlambat metabolisme. Suhu rendah diharapkan mampu menghentikan perubahan-perubahan kimia yang akan terjadi. Bayangkan seperti mengawetkan daging di dalam freezer. Daging tersebut tidak membusuk walaupun telah disimpan berbulan-bulan.
Praktik cryonics dilakukan dengan pertimbangan bahwa kematian adalah proses, bukan semata kejadian. Dan secara teori, kematian secara klinis merupakan hal yang reversibel di masa depan. Namun, sampai saat ini praktik cryonics hanya bisa dilakukan setelah seseorang dinyatakan mati secara hukum (legally dead). Syarat ini mutlak dipenuhi sebab praktik cryonics belum dapat dibuktikan keberhasilannya.
Individu yang menjalani prosedur cryonics diberi medikasi untuk mempertahankan sedasi, mengurangi metabolisme otak, mencegah pembekuan darah, menstabilkan keasaman tubuh, dan menjaga dari iskemia/ cedera reperfusi. Cardiopulmonary support dilakukan untuk menjaga fungsi sirkulasi darah dan respirasi dengan bantuan peralatan mekanik.
Individu yang menjalani praktik cryonics disimpan di dalam kontainer berisi nitrogen cair mengalir dengan suhu yang diturunkan sampai −196°C. Campuran cryoprotectant disuntikkan untuk mencegah pengkristalan sel.
Jika ilmu kedokteran di masa depan telah memadai, individu tersebut akan dihangatkan kembali dan cryoprotectant dikeluarkan dari tubuhnya. Kemudian ia akan menjalani terapi untuk masalah kesehatan yang tidak bisa ditangani oleh ilmu kedokteran pada masa (lalu)-nya. Jika kondisi ini tercapai, ia akan nampak seperti mendapat kesempatan kehidupan kedua. Seperti terlahir kembali.
Dan bukan tidak mungkin, jika cryonics selalu berhasil diterapkan pada individu dengan kondisi hampir mati, manusia akan mencapai keabadian.  Menulis bukan lagi satu-satunya cara untuk menjadi kekal.
Gambaran prosedur ini kurang-lebih seperti yang dialami tokoh Captain America dalam komik Marvel, ataupun Aang dalam The Legend of Avatar, kecuali mereka membeku tidak dalam keadaan "mati". Mereka dibangkitkan bertahun-tahun setelah membeku untuk kemudian menjalankan misi yang harus diselesaikan. Sementara kita, apakah sudah tahu misi hidup di dunia? Haruskah itu dicapai dengan "kehidupan kedua"?
Prosedur cryonics menuai pro dan kontra baik dari aspek filosofis maupun etik. Banyak jurnal mempublikasikan artikel-artikel terkait sebagai respon dari praktik ini. Meski demikian, lebih dari 200 orang telah diawetkan dingin. Dan lebih dari 700 orang telah menandatangani kontrak untuk menjalani prosedur cryonics segera setelah ia dinyatakan legally dead.Â
Praktik cryonics sendiri nampak seperti investasi (diri, self-investment secara harfiah) jangka sangat panjang. Menariknya, jika prosedur ini dilakukan, individu tersebut memiliki dua kemungkinan : hidup atau mati. Sementara jika tidak dilakukan, ia hanya akan tetap mati. Jika berhasil, ia akan hidup (lagi). Jika gagal, ia tidak kehilangan apapun -kecuali uang, karena biaya prosedur ini cukup mahal.
Terlepas dari segala pro-kontra, dengan adanya perkembangan sains ini, pertanyaan-pertanyaan dasar harus kembali diajukan: apa itu kematian? Apa batasan kematian? Apa hakikat dari kematian sesungguhnya?
Mengapa kita tidak sempurna? Mengapa kita "diuji" dengan masalah kesehatan? Mengapa kita perlu menua? Mengapa ada kondisi dimana kita tidak berdaya?
Menyitir artikel Tiffany Romain tahun 2010 pada jurnal Medical Anthropology, cryonics merupakan salah satu manifetasi kekhawatiran (rakyat Amerika) terhadap penuaan, waktu, dan masa depan. Ketakutan kita terhadap ketiganya, bisakah disingkirkan (hanya) dengan mengandalkan ilmu pengetahuan?
Jika cryonics diajukan berdasar optimisme dan kepercayaan pada masa depan yang tak terlihat. Apa Anda percaya ada yang tak terlihat yang mengatur semua ini ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H