Mohon tunggu...
R Meagratia
R Meagratia Mohon Tunggu... Dokter - pekerja lepas di sebuah rumah sakit

perhatikan - cari kebenaran - kembangkan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cryonics: Investasi Kehidupan Kedua, Reinkarnasi, atau Cara Menuju Abadi?

29 Oktober 2021   01:34 Diperbarui: 29 Oktober 2021   02:22 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cryonics. Sumber: freepik.com

Prosedur cryonics menuai pro dan kontra baik dari aspek filosofis maupun etik. Banyak jurnal mempublikasikan artikel-artikel terkait sebagai respon dari praktik ini. Meski demikian, lebih dari 200 orang telah diawetkan dingin. Dan lebih dari 700 orang telah menandatangani kontrak untuk menjalani prosedur cryonics segera setelah ia dinyatakan legally dead. 

Praktik cryonics sendiri nampak seperti investasi (diri, self-investment secara harfiah) jangka sangat panjang. Menariknya, jika prosedur ini dilakukan, individu tersebut memiliki dua kemungkinan : hidup atau mati. Sementara jika tidak dilakukan, ia hanya akan tetap mati. Jika berhasil, ia akan hidup (lagi). Jika gagal, ia tidak kehilangan apapun -kecuali uang, karena biaya prosedur ini cukup mahal.

Terlepas dari segala pro-kontra, dengan adanya perkembangan sains ini, pertanyaan-pertanyaan dasar harus kembali diajukan: apa itu kematian? Apa batasan kematian? Apa hakikat dari kematian sesungguhnya?

Mengapa kita tidak sempurna? Mengapa kita "diuji" dengan masalah kesehatan? Mengapa kita perlu menua? Mengapa ada kondisi dimana kita tidak berdaya?

Menyitir artikel Tiffany Romain tahun 2010 pada jurnal Medical Anthropology, cryonics merupakan salah satu manifetasi kekhawatiran (rakyat Amerika) terhadap penuaan, waktu, dan masa depan. Ketakutan kita terhadap ketiganya, bisakah disingkirkan (hanya) dengan mengandalkan ilmu pengetahuan?

Jika cryonics diajukan berdasar optimisme dan kepercayaan pada masa depan yang tak terlihat. Apa Anda percaya ada yang tak terlihat yang mengatur semua ini ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun