komputer secara baik dan benar adalah skill dasar yang harus kita miliki saat ini. Jika sekedar menggunakan komputer saja kita gagap, lalu bagaimana kita menghadapi era Industri 4.0 atau industri 5.1, dan era teknologi lainnya di masa depan? Faktanya, saat ini hampir semuanya sudah terkomputerisasi. Nah, komputerisasi di sini tidak hanya ruang lingkup komputer saja, melainkan juga aplikasi-aplikasi mobile dari OS Android maupun iOS.
Dapat menggunakan dan mengaksesSalah satu kebijakan pemerintah yang patut kita apresiasi adalah mengembalikan mata pelajaran (selanjutnya kita singkat mapel) Komputer atau TIK ke sekolah. Jadi, sekarang TIK ini bukan hanya sebagai mata pelajaran opsional saja, melainkan menjadi mata pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh para siswa. Â It's good decision, Sir Nadiem!
Lalu penulis coba untuk membandingkan mapel TIK tahun 2008 dengan mapel TIK tahun 2021 (Kita ambil sampel dari mapel TIK untuk SMA kelas X). Di sini penulis mengambil sumber eBook mapel TIK dari situs Kemdikbud dan Universitas Padjajaran. Perbedaannya cukup signifikan, mari kita bahas.
Mapel TIK Tahun 2008: Mengajarkan cara-cara dasar mengakses komputer, seperti menyalakan dan mematikan komputer, mengakses aplikasi komputer, definisi Teknologi Informasi dan Komunikasi, dll.
Mapel TIK Tahun 2021: Penulis cukup shock dengan kontennya yang lebih 'dalam' dibandingkan dengan mapel TIK tahun 2008, seperti adanya pembahasan tentang Algoritma, Jaringan Komputer, Analisis Data, Interkasi Manusia dan Komputer, dll. Bahkan diajarkan pula soal Pemrograman Bahasa C.Â
It's good, tapi menurut penulis itu cukup sulit untuk anak SMA kebanyakan. Karena tidak semua siswa memiliki kesempatan sama untuk memiliki PCÂ (Personal Computer) di rumahnya. Beberapa pembahasan di atas malah mengingatkan penulis saat kuliah dulu. FYI saja, penulis dulu mengambil jurusan Sistem Informasi, dengan konsentrasi Business Intelligence.Â
Kekurangan dari kedua mapel tersebut adalah tidak adanya konten mengenai etika dalam mengakses komputer (Di mapel TIK tahun 2008 hanya mengajarkan etika soal Hak Cipta), seharusnya ditambahkan juga soal etika berbicara saat melakukan video conference (mis. Zoom, Google Meet, dsb), cara chat yang baik dan benar, etika saat ber-social media, dll. Kita tahu bahwa di dalam akronim TIK, ada kata komunikasi. Nah, komunikasi di sini bukan hanya soal perangkatnya saja, tapi juga bagaimana cara penyampainnya.
Selain itu, hal yang tak kalah penting lainnya adalah soal privasi, bagaimana cara kita menghormati privasi kepada diri sendiri maupun kepada orang lain (Mis. Tidak menyebarkan foto senonoh diri sendiri ke orang lain, menyebarkan konten vulgar, dsb), dampak buruk kecanduan pornografi, memahami soal doxing, dll.
Memang betul mempelajari soal algoritma, pemprograman, dll itu penting namun perihal etika dan privasi pun tak kalah pentingnya, karena itu berhubungan langsung dengan kehidupan para siswa. Contoh simple-nya adalah ketika ada seorang hacker yang menyebarkan data-data penting seseorang ke publik secara disengaja. Nah, jika hacker tersebut mempelajari soal etika, paham soal privasi dan mengetahui betapa pentingnya sebuah data, dia tidak akan melakukan tindakan tercela tersebut.
Tidak hanya itu, banyak hal menarik lainnya yang bisa kita pelajari dari dunia teknologi saat ini. Seperti eSport, Technopreneurship, Cyber Crime, Internet of Things (IoT), SEO, Gamification, dll. Menarik untuk dibahas, bukan?Â
Oiya, pengajar pun bisa membahas hal-hal menarik tersebut di kelas, agar siswa lebih excited dan tidak bosan dengan mapel TIK. Intinya pengajar harus terus berinovasi dan melakukan improvisasi dalam proses pembelajaran kepada siswanya. Belajar tidak harus selalu bersumber pada text book, bukan? Siswa pun bisa belajar dari pengalaman, semisal pengajar membagikan pengalamannya saat pertama kali merakit komputer atau pengalaman lainnya yang berhubungan dengan teknologi.Â