4. Peluang Integrasi 'Internet of Things' di Bidang Pendidikan oleh Giri Lumakto
Artikel ini menurut saya sangat menarik karena penulis mengaitkan antara IoT (Internet of Things) dengan pendidikan. Biasanya, orang akan mengaitkan perihat IoT dengan dengan tema elektronik, keamanan, smart city, dll.Â
Tidak hanya itu, penulis pun memberikan beberapa contoh penggunaan IoT dalam suatu kelas, seperti penggunaan Virtual Assistant (Google, Siri, Cortana, dsb) dalam pelajaran Bahasa Inggris, khususnya dalam hal Pronunciation.Â
Seberapa jelas pengucapan kita? Apakah sudah benar atau belum? Nanti Virtual Assistant ini yang akan menilai, apakah 'dia' memahami apa yang kita ucapkan? Selain itu, ada sedikit tambahan dari saya: Setiap kelas harus memiliki sistem absensi (minimal pakai RFID Card-lah yaa, tidak harus secanggih finger print atau face recognition) yang terintegrasi dengan komputer kepala sekolah atau smartphone wali kelas/orangtua untuk memantau kedisiplinan siswa/i-nya.Â
Menggunakan metode pembelajaran eLearning dan juga Gamification (Belajar sembari bermain). Memasang CCTV untuk keamanan dan tentunya untuk mencegah siswa/i dalam berbuat curang saat mengerjakan UN/ujian harian. Memodernisasi infrastruktur sekolah dengan teknologi, digitalisasi semua dokumen sekolah, terdapat eLibrary yang menyimpan jutaan eBook, penyiram tanaman otomatis, dll.Â
Semuanya terdengar cukup mahal, bukan? Namun secara perlahan, kita pasti biasa menerapkan semua itu. Pendidikan kita tidak boleh stagnan dan tertinggal, dibutuhkan banyak inovasi dan penyegaran.
5. Hubungan Antara Big Data dan Jejak Digital oleh Ronald Wan
Kenapa saya mengambil artikel tentang Big Data? Selain relevan dengan pendidikan yang saya dulu tempuh, Big Data pun kini menjadi sesuatu yang amat penting di era ketika hampir semua bidang sudah menerapkan teknologi.Â
Perusahaan sekelas Google atau Facebook pun sudah menerapkan Big Data jauh sebelum istilah ini mulai populer dalam perusahaan mereka, bukan hanya teori semata. Bagaimana Google menghimpun ratusan juta data penggunanya? Atau Bagaimana Facebook dengan pintarnya menggunakan data penggunanya sebagai lahan bisnis?Â
Harus kita sadari bahwa sejak internet ditemukan, manusia seperti begitu (sangat) terikatnya 'dengannya'. Setiap kita menggunakan internet, pasti akan meninggalkan jejak, bisa berupa history situs yang telah kita kunjungi, data login, waktu penggunaan, lokasi, IP Address, dsb.Â
Selain itu, saya pun berkomentar di artikel tersebut bahwa data di media sosial pun bisa digunakan oleh sebuah perusahaan untuk mengidentifikasi sifat atau kebiasaan seseorang sebagai acuan dalam hal merekrut calon pelamarnya. Tidak hanya itu, situs atau perusahaan teknologi (Google, BCA, Twitter, Lazada, Amazon, dll) pun dengan mudahnya bisa memanfaatkan data-data tersebut untuk kepentingan mereka.Â