Mohon tunggu...
Rawi Muin
Rawi Muin Mohon Tunggu... -

https://rawimuin.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tak Perlu Gengsi Membawa Bekal

3 Juni 2017   23:25 Diperbarui: 3 Juni 2017   23:43 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bagi sebagian orang membawa bekal ke kantor adalah sesatu yang ‘memalukan’. Takut dicap sebagai anak kecil atau takut dijuluki pelit mungkin menjadi alasan mengapa seseorang tidak membawa bekal. Padahal membawa bekal makan siang sendiri dari rumah memiliki banyak sekali manfaat. Salah satu manfaat yang paling terasa adalah manfaat kesehatan. Meski begitu, tak dapat dipungkiri terkadang kita juga tergoda untuk jajan di luar. Hal ini wajar mengingat kita bisa saja bosan dengan menu yang itu-itu saja.

Bicara soal membawa bekal, saya punya pengalaman. Ketika saya hendak membawa kotak makanan, tiba-tiba seorang tetangga menegur dan mengatakan bahwa terlihat seperti anak TK jika membawa kotak bekal. Lalu saya mengatakan bahwa sebenarnya membawa bekal bukan masalah. Justru adalah sesuatu yang baik karena kita sendirilah yang membuatnya, jelas kita yang paling tahu apa komposisinya. Hal ini tentu berbeda jika jajan di luar yang bahan-bahannya tak pernah kita tahu. Barulah si tetangga itu terdiam.

Jika kita merujuk pada kasus di atas, maka wajar saja jika masih banyak orang yang gengsi membawa bekal ke kantor. Mereka tentu tidak ingin menjadi bahan olok-olokan karena membawa bekal. Mereka tidak ingin terlihat seperti anak TK dan yang paling penting adalah tidak ingin terlihat tidak punya uang. Karena salah satu alasan mengapa seseorang membawa bekal adalah untuk menghemat pengeluaran.

Kita mungkin adalah pekerja kantoran yang diharuskan untuk berangkat pagi sehingga kadangkala sarapan pun bisa terlewatkan. Ini juga bisa menjadi alasan mengapa orang tidak membawa bekal. Jangankan membuat bekal makan siang, untuk sarapan saja tidak sempat. Dan kita pun menjadi terbiasa untuk menggabungkan makan pagi dan siang. Karena tidak sempat sarapan maka rasa lapar di siang hari akan bertambah dua kali lipat. Maka tak heran jika waktu makan siang tiba kita langsung saja melahap makanan yang sangat banyak.

Banyaknya restoran dan rumah makan yang tersebar di berbagai sudut kota tentu menjadi godaan tersendiri untuk tidak membawa bekal. Apalagi kalau semua teman kantor juga makan bersama, tentu rasanya jadi lebih menyenangkan. Makan siang bersama teman di restoran atau rumah makan favorit memang menyenangkan. Tapi membawa bekal dari rumah juga tidak kalah menyenangkannya. Kita bisa membuat sendiri menu yang kita suka. Yang simple saja tidak perlu terlalu ribet. Asalkan rasanya enak dan menyehatkan.

Dengan membawa bekal, tentu itu akan mengurangi kebiasaan kita untuk makan sembarangan. Dan manfaat terbesarnya adalah membantu kita untuk menghemat pengeluaran. Jika kita sudah membawa bekal makan siang maka kita tidak perlu lagi belanja makanan lain. Jadi kita tidak perlu lagi menghabiskan uang untuk sekali makan yang biasanya paling rendah Rp. 20.000 setiap harinya. Bisa dibayangkan bukan berapa uang yang akan dikeluarkan hanya untuk makan siang.

Selain itu, kita juga bisa menjaga kebersihan makanan yang akan kita bawa. Karena makanan tersebut dimasukkan ke dalam wadah yang bersih dan tertutup jadi tentu polusi dan kotoran tidak bisa masuk. Membawa bekal dari rumah dapat membuat kita jadi hemat waktu. Karena kita tidak perlu jalan keluar untuk membeli makanan. Perjalanan menuju tempat makan juga bisa memakan waktu beberapa menit. Belum lagi tunggu pesanan datang, durasi waktu makan dan perjalanan kembali ke kantor.

Intinya membawa bekal itu menyenangkan tapi bukan berarti kita tidak boleh makan di luar. Silakan makan di luar dan bagi yang suka membawa bekal silakan dilanjutkan. Bagi yang mau membawa bekal tapi gengsi atau takut diolok-olok, tak perlu ragu. Karena menjadi diri sendiri adalah cara terbaik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun