Media sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Dalam satu sisi, media sosial memudahkan kita untuk terhubung dengan orang lain, berbagi pengalaman, dan memperoleh informasi. Namun, di sisi lain, media sosial juga menyebabkan dampak negatif seperti kecanduan digital, perbandingan sosial, dan hilangnya fokus.
Masalah utama yang sering muncul dari penggunaan media sosial adalah fatamorgana. Fatamorgana merupakan ilusi visual yang menyebabkan orang melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Hal ini juga terjadi dalam dunia media sosial, di mana banyak orang terjebak dalam perbandingan sosial yang tidak realistis dan mempertanyakan kebahagiaan mereka sendiri.
Untuk itu, penting bagi kita untuk menjaga kewarasan di era fatamorgana media sosial ini. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan membangun kesadaran dan kebijakan yang berkelanjutan. Kita harus mengakui bahwa penggunaan media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental kita dan perlu membatasi waktu yang dihabiskan di platform tersebut.
Kebijakan yang berkelanjutan juga perlu dibangun oleh platform media sosial itu sendiri, seperti membatasi jumlah iklan dan konten yang tidak sehat, serta memberikan opsi untuk memblokir atau menyembunyikan konten yang tidak diinginkan. Selain itu, perlu adanya kesadaran pada setiap pengguna media sosial untuk memfilter dan memilih konten yang positif dan relevan dengan kebutuhan mereka.
Dalam menghadapi fatamorgana media sosial, penting bagi kita untuk mengambil tindakan yang bijak dan bertanggung jawab terhadap penggunaan media sosial kita. Dengan menjaga kewarasan dan membangun kesadaran dan kebijakan yang berkelanjutan, kita dapat menghindari dampak negatif dari penggunaan media sosial dan lebih terfokus pada hal-hal yang penting dalam kehidupan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H