Aku lahir di daerah perkotaan Jakarta, di kota ini lah aku tumbuh sejak kecil aku sering sekali berkeliling bersama orang tua bukan hanya sekedar berkeliling tetapi disitu juga aku diajarkan untuk melihat kehidupan disekitar yang mungkin jauh lebih beruntung dari pada diriku ini atau kehidupan orang lain yang bisa dibilang hidupnya kurang beruntung, aku sering sekali diberikan nasihat maupun masukan dari orang tua kepada diriku bahwa kehidupan itu harus disyukuri apa adanya karena dengan mensyukuri apa yang sudah kita punya, pandangan kita juga akan berubah seiring waktu ke waktu.
Singkat cerita setelah lulus smk aku bingung bisa dibilang terlalu cuek dengan urusan-urusan perkuliahan, karena sebelum masuk kuliah masa-masa pandemi aku sering sekali mendapatkan job membuat video klip di perusahaan kecil, ibu bilang pekerjaan memanglah penting tetapi bukan saatnya kamu menghabiskan masa mudamu untuk berkerja keras lebih baik kamu fokus kepada pendidikan yang bisa menambah skillmu secara teknis maupun mental, ibu menyarankan ku untuk kuliah di ATVI "Akademi Televisi Indonesia" setelah masuk di ATVI akupun berkenalan dengan beberapa teman yang keren-keren.
Di semester 2 aku diberikan tugas untuk memotret dan menulis pengalamanku di semarang nama tugas yang kami jalankan adalah OCA atau bisa disebut dengan Off Class Assignment untuk nilai UAS aku harus menjalankan progam ini dengan serius 4 hari yang tidak boleh di sia-siakan apalagi menurut saya ini bukan sebuah hal yang mudah aku harus bisa memotret momen dengan hasil yang baik karena hal ini bisa dibilang penentu saya lulus mata kuliah fotografi.
Hari yang ditunggu tunggu pada akhirnya disaat diriku berjalan ke arah ke kampus, ternyata disana sudah ramai dengan kawan-kawan yang sedang memasukan barang masing-masing  ke dalam bus lalu kami dikoordinasikan untuk membagi jadi 2 kelompok yang satu menaiki bus pariwisata dan yang satu lagi menaiki Hiace, beruntungnya aku dibagi dalam kelompok yang masuk dalam bus pariwisata saat masuk ke dalam bus kami dibagikan kotak cemilan, sepanjang perjalanan kawan-kawan  mendengarkan musik hingga jam 12 malam suasana mulai hening disaat melewati tol cipularang karena memang kita harus menghemat energi untuk mengambil foto sunrise dipaginya.
Sampai di Eling Bening, saat diriku menginjak tanah kota ambarawa suasananya beda sekali dengan jakarta udaranya yang sejuk membuat diriku terkagum dengan ciptaan tuhan, rasanya seperti datang ke dunia lain aku langsung mengambil kameraku yang ada di dalam tas kecil dengan perlahan tetapi pasti ku buka tutup lensa dan mulai memasangnya di kamera dengan cepat langsung ku setting kamera dengan rasa semangat yang berlebih ku ambil lah gambar di sekitar mulai dari gambar sunrise hingga gambar landscape
Suasana disana sangatlah ramai karena kawan-kawan mulai memotret , aku pun mencari tempat lain untuk mendapatkan spot foto yang berbeda setelah mendapatkannya aku melihat lihat lingkungan disekitar disana ada kolam berenang, sayap-sayapan buat foto, dan ada juga sebuah perahu naga yang sangat iconic disana pokoknya disini tempatnya lengkap banget ga bakan nyesel klo udah kesini apalagi orang-orang lokalnya ramah-ramah ,setelah selesai mengambi gambar kami pun dipanggil oleh dosen pembimbing kami harus kembali kedalam bus dengan berat hati aku mulai meninggalkan eling bening.
Lanjut kami berjalan ke arah masjid terdekat karena memang kebetulan sekali bertepatan dengan hari itu hari jumat sebagian beribadah, saya turun dari bus sampai di sebuah masjid yang lumayan besar disitu banyak sekali orang berjualan sudah seperti terminal, setelah masuk kedalam masjid atmosfir teras sangat berebeda dari yang berisik karena ramainya orang berjualan hingga menjadi sunyi angin sepoy-sepoy membuat terasa ingin sekali tinggal disini lalu aku mulai mengambil wudhu ,air sangat dingin berbeda sekali dengan jakarta mungkin di kota ambarawa ini merupakan salah satu surga dunia yang ada di Jawa Tengah, selesai beribadah kami langsung melanjutkan makan siang di sebuah rumah makan yang berda di semarang yaitu Rumah Makan Bintangan turun dari bus langsung aku mengambil makan dn minum tak lupa aku mengambil gambar juga disana untuk mendapatkan footage food photography atau bisa dibilang photo makanan.
Aku menikmati makanan yang aku ambil berbicara di dalam hati baru kali ini aku makan dengan sangat lahap karena memang disaat kita berjuang melakukan sesuatu pasti kita mengharapkan sebuah hadiah kecil untuk diri kita sendiri contoh kecilnya dengan makan dengan penuh rasa syukur karena masih bisa menikmati makanan, walaupun sederhana tetapi rasa syukur pasti membuat kita merasa cukup dengan apa yang kita punya.
Lanjut kami berjalan lagi ke sebuah Museum Kereta Api Ambarawa, banyak sekali alat-alat peninggalan pada zaman kolonial peninggalan belanda dapat kita lihat mulai dari struktur bangunan yang begitu aesthetic, tak hanya itu aku melihat orang sekitar yang bekerja di sana terlihat energik dan semangat dengan pekerjaannya dari yang muda hingga kakek-kakek yang masih bekerja disana untuk menghidupi keluarganya dirumah ,setelah cukup lama berada disana kami diarahkan lagi kedalam bus untuk mencari penginapan terdekat yang tidak terlalu jauh dari Kota semarang
Kami turun dengan rasa lelah yang memang sudah mulai menyerang aku pun langsung masuk kedalam kamar hotel bersih-bersih sebentar lalu aku langsung tertidur sebentar, teman sekamarku masih asik ngobrol diluar malam aku terbangun saat jam makan tiba lalu mengambil makanan yang memang sudah disiapkan oleh panitia ,selesai makan kita langsung kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat di pagi hari nya kami sarapan lalu bermain games suasananya seru sekali dengan teman teman seangkatan.
Setelah bermain Games yang sangat seru tadi kami kembali membersihkan diri untuk lanjut mengambil gambar di Kota Lama Semarang, disana kami langsung pergi ke sebuah rumah makan konsepnya prasmanan disana kita langsung mengambil nasi dan mengantre untuk mengambil lauknya, kawan-kawan sedang sibuk memotret makanannya sementara aku menikmati makanan yang sudah aku ambil, selesai makan kami berjalan menyusuri Kota Lama Semarang banyak sekali objek-objek yang bisa kita ambil disini mulai dari Gereja Blenduk dan bangunan-bangunan lainnya disana kita mulai berpisah dengan kelompok aku berusahan untuk mengambil gambar yang berbeda dengan kawan-kawan setelah selesai mengambil gambar aku langsung berjalan ke museum kota lama untuk mengambil gambar terakhir sebelum pergi ke dalam bus.
Di dalam bus seperti biasa kami karaoke bersama kawan-kawan, dosen, dan panitia pun ikut karaoke hingga sampai lah disebuah besar Masjid Agung Jawa Tengah disana kami mengambil beberapa footage dari sore hingga adzan maghrib berkumandang selesai mengambil footage dan ibadah kami langsung gas otw ke hotel penginapan kali ini aku bersama 2 orang dalam 1 kamar karena kecapean seharian full kami mengambil footage untuk terakhir kalinya di atas rooftop hotel tersebut yang memang sangatlah Indah aku mengambil foto slowspeed emberikan efek gerak pada visual foto yang diambil. Dengan teknik pengambilan foto slow speed kita bisa membuat efek gerak dengan membuat background menjadi blurry, dengan cara mengikuti subjek nya bergerak melalui bidikan lensa kamera.
Paginya kami sarapan lalu bergegas siap-siap pulang ke Jakarta sungguh pengalaman yang tak terlupakan sejak pertama kali menginjak tanah semarang yang sangat indah ini, disaat aku punya waktu aku pasti akan kembali lagi ke kota ini.
Mungkin bagi kalian yang membaca tulisan ini akan tertarik untuk pergi berlibur ke semarang, sekian Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H