Mohon tunggu...
RAVINA NITI AFRIANI
RAVINA NITI AFRIANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

belajar lebih banyak untuk investasi jangka panjang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bansos dan Realitas Tersembunyi: Kondisi Warga Penerima BANSOS PKH di Pontianak

1 April 2024   20:30 Diperbarui: 12 April 2024   08:16 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Farida, seorang perempuan berusia 55 tahun, beliau adalah salah seorang warga yang mendapatkan Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) yang di berikan setiap 3 bulan sekali dengan jumlah Rp600.000,-. Ibu Farida sebagai salah satu penerima bansos ini bertempat tinggal di Kecamatan Pontianak Selatan, Desa Benua Melayu Laut, atau yang sering kita kenal sebagai tepian atau Waterfront, Ibu Farida sendiri sehari-harinya berkerja sebagai pendagang kecil-kecilan seperti menjual sarapan dengan berbagai menu sarapan di antaranya adalah nasi kuning hingga lontong sayur, dan juga menawarkan jasa pesanan makanan siap antar atau catering, pendidikan terakhir Ibu Farida adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), oleh karena itu ia hanya bisa bekerja sebagai pedagang untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Keluarga Ibu Farida beranggotakan 3 orang, dimana Ibu Farida sebagai tulang punggung keluarga, kemudian anak pertama perempuan yang saat ini sudah berkeluarga yang berada diperantauan mengikuti sang suami, serta anak keduanya laki-laki yang sudah tidak bersekolah dan masih tinggal bersamanya yang membantunya sehari-hari di rumah, sedangkan suami Ibu Farida sendiri sudah lama meninggal dunia sekitar belasan tahun yang lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,  Ibu Farida yang saat ini berkerja sebagai pedagang serta menerima pesanan catering, dan tambahan dari adanya dana bantuan bansos tersebut sangat membantu Ibu Farida dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, jika diperhitungkan pendapatan Ibu Farida perharinya bisa mencapai 100-200 ribu rupiah, jika di totalkan berjumlah 4.000.000-5.000.000 -per bulan, dengan pendapatan yang bisa dibilang sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya,  sehingga untuk pengeluaran kebutuhan makan dalam sehari mencapai 2 hingga 3 kali tidak begitu sulit bagi Ibu Farida.

Tempat tinggal yang saat ini di tempati Ibu Farida adalah milik sendiri, dengan berseterfikat atas nama Ibu Farida pribadi, dengan rumah yang berdinding tembok semen, atap rumah seng, dan lantai berbahankan keramik, luas rumah dan tanah dengan Panjang 10 meter dan lebar 3 meter, ruangan rumah yang berdirikan 3 ruang, ruang tamu, kamar tidur, dan dapur serta wc yang dilengkapi septic tank milik sendiri. Untuk akses air bersih yang digunakan Ibu Farida sehari-harinya untuk mencuci dan lain-lain yaitu menggunakan air bersih dari PDAM.

Kehidupan sehari-hari dan akses berobat keluarga Ibu Farida dalam kehidupan sehari-harinya menggunakan kompor dengan berbahan bakar gas, penerangan menggunakan listrik dengan daya 450 Watt, kemudian untuk akses berobat atau pemeriksaan kesehatan rutinnya Ibu Farida dan keluarganyan memilih untuk pergi berobat ke klinik atau puskesmas terdekat menggunakan BPJS.

Kepemilikan asset pada keluarga Ibu Farida yaitu 1 sepeda anak-anak milik cucu ibu Farida dari anak pertamanya yang sudah berkeluarga, sepeda tersebut berada di rumah Ibu Farida dikarenakan setiap setahun sekali anak pertamanya pulang kerumah untuk berkunjung menemui Ibu Farida untuk bersilahturahmi di hari raya Idul Fitri.

foto-bansos-1-66188623c57afb55e003b8ef.jpg
foto-bansos-1-66188623c57afb55e003b8ef.jpg

Untuk akses transportasi kendaraan Ibu Farida saat berpergian dan berbelanja kebutuhan pokok sehari-harinya  menggunakan ojek online dan terkadang meminta bantuan tetangganya yang memiliki kendaraan, kemudian perlengkapan elektronik lainnya yang dimiliki Ibu Farida yaitu seperti Kulkas,Rice Cooker, 2 handphone, mesin cuci, AC yang berada didalam kamar.

Meskipun kota Pontianak berada tepat ditengah garis khatulistiwa yang mana cuaca panas terik dan cenderung ekstrim, tidak menjadi persoalan yang berarti bagi Ibu Farida karena ia memiliki satu buah AC dirumahnya dimana dengan adanya AC tersebut ia tidak terganggu oleh teriknya kota Pontianak di siang hari.

Dengan kondisi Ibu Farida yang berdagang tersebut, fasilitas elektronik seperti kulkas milik beliau digunakannya sebaik mungkin untuk membantunya menyimpan persediaan dan stok bahan-bahan makanan yang akan di olahnya untuk berjualan sehari-harinya, karena sulitnya ibu Farida yang tidak memiliki kendaraan pribadi untuk digunakan berbelanja bahan baku,  maka fungsi kulkas tersebut sangat membantu untuk Ibu Farida mempermudah dalam berdagangnya dengan membeli persediaan yang mencukupi dalam beberapa hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun