Pendidikan merupakan landasan yang utama bagi perkembangan individu maupun masyarakat. Akan tetapi pada kenyataanya tidak semua orang memiliki kesempatan untuk dapat mengakses Pendidikan formal. Hal ini menjadi alasan mengapa masih banyak masyarakat yang buta akan aksara. Pendidikan Non-Formal mencakup berbagai jenis program salah satunya adalah Pendidikan keaksaraan yang mana pendidikan ini memberikan kesempatan pada masyarakat yang belum pernah memperoleh Pendidikan ataupun drop-out di Sekolah Dasar dalam rangka meningkatkan pengetahuan dasar, kemampuan baca tulis yang diintegrasikan dengan mata pencaharian. Pendidikan Non-Formal memainkan peran yang penting dalam mengurangi buta aksara pada masyarakat rentan melalui Pendidikan Keaksaraan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh UNESCO, "Pendidikan Non-formal adalah alat penting untuk mencapai inklusi sosial dan pembangunan berkelanjutan". Ini berarti bahwa metode Pendidikan tidak terikat oleh Batasan formal sekolah akan tetapi juga dapat dicapai dengan Pendidikan Non-Formal. Pendidikan Non-Formal memiliki peran penting dalam membantu mengurangi buta aksara pada masyarakat rentan melalui program Pendidikan keaksaraan dengan aksesibilitas yang lebih besar, fleksibelitas sesuai dengan kebutuhan individu, pemberdayaan masyarakat, mengurangi ketidaksetaraan pendidikan dan meningkatkan keterampilan masyarakat.
Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa masyarakat rentan mencakup individu-individu yang hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit, konflik, daerah terpencil, ataupun ketidaksetaraan sosial yang signifikan. Mereka sering kali berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan menghadapi hambatan yang signifikan dalam mengakses Pendidikan formal. Seperti yang diungkapkan oleh Malala Yousafzai, seorang pendidik dan aktivis hak asasi manusia mengatakan bahwa " Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa digunakan untuk mengubah dunia". Hal ini mempertegas bahwa Pendidikan Non-Formal memiliki peran penting dalam memberdayakan masyarakatrentan untuk mengatasi buta aksara dan meraih perubahan yang lebih baik dalam kehidupan mereka.
Selanjutnya, Pendidikan Non-Formal memberikan aksesibilitas yang lebih besar. Masyarakat rentan seringkali menghadapi kendala-kendala ekonomi maupun sosial yang menghalangi akses mereka dalam menempuh Pendidikan Formal. Dalam situasi ini Pendidikan Non-Formal memberikan alternatif yang lebih mudah untuk dijangkau oleh masyarakat. Program-program Pendidikan non-formal banyak diselenggarakan dilokasi yang dekat dengan peserta didik atau memiliki jadwal yang fleksibel sehingga mereka dapat mengikuti tanpa harus mengorbankan pekerjaan atau tanggung jawab yang lainnya. Misalnya, pada sebuah kota kecil disuatu daerah terpencil di negara berkembang mungkin daerah tersebut belum memiliki sekolah formal yang mudah untuk dijangkau oleh penduduknya. Dalam hal ini, Pendidikan Non-Formal dapat membukakan akses bagi mereka dengan menyediakan taman bacaan masyarakat didaerah tersebut. Dengan demikian, orang dewasa yang buta aksara dapat belajar dasar-dasar membaca, menulis dan berhitung yang akan meningkatkan kualiltas hidup mereka.
Pendidikan Non-Formal memiliki fleksibilitas untuk disesuaikan dengan kebutuhan individu. Program yang dirancang untuk memenuhi tantangan yang dihadapi oleh peserta didik, seperti membantu masyarakat rentan yang belum pernah mendapatkan Pendidikan formal untuk mengatasi buta aksara. Dalam Pendidikan Non-Formal, program Pendidikan keaksaraan dapat disesuaikan dengan jadwal, kemampuan dan minat peserta, yang akan membantu mereka merasa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu, dalam Pendidikan keaksaraan dapat membantu masyarakat rentan memahami konsep dengan lebih baik, terutama bagi mereka yang memiliki tingkat literasi yang rendah. Dengan demikian, Pendidikan Non-Formal yang fleksibel dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi buta aksara pada masyarakat rentan.
Selain mengatasi buta aksara pada masyarakat rentan, Pendidikan Non-Formal juga membantu masyarakat rentan untuk menjadi individu yang lebih mandiri dan berpartisispasi secara aktif dalam masyarakat mereka melalui pemberdayaan masyarakat dan dari Pendidikan keaksaraan tersebut individu memperoleh pengetahuan dan juga keterampilan membaca ataupun menulis yang mana mereka akan cenderung lebih aktif dalam masyarakat mereka, memahami hak-hak meraka, berpartisipasi dalam keputusan lokal, serta berkontribusi pada perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat.
Pendidikan Non-Formal mengurangi ketidaksetaraan Pendidikan pada masyarakat rentan. Dalam hal ini banyak masyarakat rentan yang dapat mengurangi ketidaksetaraan Pendidikan melalui Pendidikan Non-Formal dengan mengikuti program Pendidikan keaksaraan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat rentan mengenai kemampuan membaca dan menulis.
Melalui Pendidikan Non-Formal, masyarakat rentan dapat memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari mereka. Dalam hal ini meningkatkan akses terhadap pekerjaan, informasi Kesehatan, dan peluang yang lainnya. Dengan demikian Pendidikan non-formal berperan penting dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat rentan.
Kesimpulannya, Pendidikan Non-Formal memiliki peran penting dalam mengatasi buta aksara pada masyarakat rentan. Ini membuka pintu akses yang lebih besar, pemberdayaan masyarakat, meningkatkan keterampilan masyarakat, membantu mengurangi ketidaksetaraan dan, fleksibilitas yang mana program Pendidikan keaksaraan ini mampu menyesuaikan dengan kebutuhan individu. Dengan itu Pendidikan Non-Formal bukan hanya alat untuk mengatasi buta aksara, akan tetapi juga kunci untuk meningkatkan kuliatas hidup serta peluang masyaralat rentan kedalam masyarakat yang berpengetahuan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H