Tempayang adalah ritual kremasi atau pemakaman tradisional Indonesia, khususnya terkait dengan masyarakat Sunda di Jawa Barat. Praktik budaya ini melibatkan bentuk kremasi yang unik di mana jenazah ditempatkan dalam struktur yang menyerupai perahu atau kapal yang terbuat dari bambu dan bahan lainnya. Struktur berbentuk perahu, yang disebut "tempayang" itu sendiri, mewakili kendaraan yang membawa jiwa yang meninggal ke alam baka.
Sejarah tempayang sangat tertanam dalam budaya Sunda dan mencerminkan keyakinan mereka tentang peralihan dari kehidupan ke alam baka. Ritual ini dianggap sebagai bagian yang sakral dan penting dari adat pemakaman, menekankan perjalanan spiritual orang yang meninggal.
Berikut adalah gambaran singkat tentang ritual tempayang:
Pembangunan Tempayang: Proses dimulai dengan pembangunan struktur berbentuk perahu. Para pengrajin terampil menciptakan kerangka menggunakan bambu dan bahan lainnya, merancangnya dengan cermat agar menyerupai kapal.
Persiapan Jenazah: Tubuh orang yang meninggal disiapkan untuk ritual. Ini mungkin melibatkan pembersihan dan pemakaian pakaian tradisional.
Penempatan di Tempayang: Tubuh yang disiapkan kemudian ditempatkan dengan hati-hati di dalam tempayang, melambangkan dimulainya perjalanan jiwa ke alam baka.
Upacara Ritual: Upacara pemakaman melibatkan berbagai ritual, doa, dan persembahan yang dipimpin oleh pemimpin agama atau komunitas. Anggota keluarga dan masyarakat berpartisipasi dalam upacara ini untuk menghormati dan mengucapkan selamat tinggal kepada jiwa yang meninggal.
Kremasi: Tempayang, bersama jenazah di dalamnya, dinyalakan sebagai bentuk kremasi. Pembakaran perahu tersebut melambangkan pelepasan jiwa dari dunia fana ke dunia spiritual.
Pasca Acara: Setelah kremasi, abu sisa-sisa biasanya dikumpulkan dan dapat tersebar di lokasi yang penting, seperti sungai atau laut.
Tempayang bukan hanya metode praktis untuk mengurus jenazah, tetapi juga praktik budaya dan spiritual yang mendalam yang mencerminkan keyakinan masyarakat Sunda tentang hidup, kematian, dan alam baka. Ritual ini berfungsi sebagai cara untuk menghormati dan mengenang yang meninggal sambil mengakui perjalanan spiritual yang menyusul kematian.