Mohon tunggu...
Ravi Husaini
Ravi Husaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saat ini masih berstatus sebagai seorang mahasiswa

Hobi yang sangat sering saya lakukan yaitu badminton. Selain itu, futsal juga termasuk ke dalam kategori favorit hobi saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seru Banget Sumpah

12 Desember 2022   11:37 Diperbarui: 12 Desember 2022   12:18 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tahun 2014, suatu anak bersama ibunya akan melakukan penerbangan dari Padang menuju Surabaya. Anak ini bernama Sambo. Tepat pada jam sembilan pagi, mereka berdua memasuki ruang tunggu di bandara Minangkabau, Padang. 

Sambo beserta ibunya harus terlebih dahulu melakukan transit di bandara Soekarno-Hatta, sebelum melakukan penerbangan ke Surabaya. 25 menit kemudian, terdapat suara “Bagi penumpang pesawat Naga Airlanes dengan tujuan bandara Soekarno-Hatta dapat memasuki pesawat melewati gerbang keberangkatan C2”. Anak yang bernama Sambo ini beserta ibunya akhirnya memasuki pesawat. Pesawat Naga Airlanes akhirnya take-off dari bandara Minangkabau, tepat pada pukul sembilan lebih empat puluh menit. Suasana langit nampak begitu cerah. 

Sambo beserta ibunya akhirnya sampai di bandara Soekarno-Hatta pada pukul sepuluh lebih lima puluh menit. Tetapi perjalananan keduanya belum berakhir, karena mereka berdua harus melakukan penerbangan lagi ke bandara Juanda, Sidoarjo. Sekitar 15-30 menit, mereka beristirahat di lobby luar bandara. Pesawat Croco Air adalah pesawat yang dipercayakan Sambo beserta ibunya untuk mengantarkan mereka ke bandara Juanda. Sekitar pukul satu siang, akhirnya mereka memasuki ruang tunggu pesawat. Dan akhirnya mereka masuk ke dalam pesawat yang nantinya akan mengantarkan mereka melewati alam lain untuk waktu yang cukup lama. 

Pesawat melakukan take-off pada sekitar pukul satu lebih sepuluh menit. Sekitar 15 menit, suasana langit begitu cerah. Tetapi awan berkata lain, awan mendung yang begitu hitam pekat seperti oli bekas mulai menyembunyikan pesawat yang ditumpangi Sambo beserta ibunya. Awan tersebut mulai memainkan mainan yang amat kecil tersebut dengan menggoyang-goyangkannya. Keadaan di dalam pesawat yang mulanya tenang menjadi sangat menegangkan seperti suasana pemakaman Jeruk Purut di malam Selasa. 

Banyak suara-suara yang bermunculan seperti “Astaghfirullah”, selain itu juga ada suara yang lebih seram lagi,yaitu “Ya Tuhan, aku belum kawin”. 10 menit kemudian, akhirnya pertolongan Yang MahaKuasa itu datang bukan untuk menjemput mereka, melainkan untuk mengusir awan tersebut agar tidak terus-terusan memainkan pesawat tersebut. Cerita seru bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun