Mohon tunggu...
Rauzatul jannah
Rauzatul jannah Mohon Tunggu... Lainnya - Rauzatul Jannah, S.P.W.K.

Planologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melimpahnya Otsus dan SDA tidak Menjamin Kesejahteraan Penduduk Aceh

14 Desember 2015   15:41 Diperbarui: 27 Desember 2015   06:33 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ditambah lagi banyak  SDM Aceh yang tidak memenuhi kriteria yang diinginkan oleh lapangan kerja yang tersedia, juga dilatarbelakangi oleh faktor pendidikan. Aceh memiliki SDM lulusan luar negeri baik itu setingkat sarjana, magister maupun doktor yang melebihi ratusan orang masih belum mampu mendongkrak SDM Aceh yang semakin melemah. SDM yang lemah merupakan hasil dari rendahnya semangat masyarakatnya untuk mengkaji sains-teknologi (ilmu kauniyah), serta rendahnya dukungan yang terstruktur dari pemegang otoritas. Akibatnya tidak ada manajemen dalam perencanaan dan pengembangan yang utuh-menyeluruh terhadap SDM di Aceh. Padahal SDM merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu daerah.

Pada umumnya, masyarakat Aceh  bekerja musiman seperti bertani dan berkebun, penghasilan yang akan diperoleh tiga atau enam bulan sekali. Nelayan yang berpenghasilan setiap hari sama saja, penghasilannya rendah karena skill yang dimiliki juga rendah.

Dikarenakan banyak masyarakat yang bekerja musiman, otomatis pada saat tidak dalam musim panen banyak masyarakat yang tidak tahu mau kerja apa, dikarenakan skill yang minim. Faktor inilah yang menjadi pemicu banyaknya pengangguran di Aceh. Kenaikan angka pengangguran tersebut sebenarnya juga dipengaruhi oleh serapan anggaran belanja pemerintah yang sering terlambat. Kebanyakan dari perusahaan kontruksi di Aceh sangat tergantung pada keuangan daerah.

Di karenakan faktor demikian, Aceh tergolong daerah tertinggal dengan 12 kabupaten dari 23 kabupaten yang ada di Aceh. Pada Tahun 2014 Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Nomor 141 Tahun 2014 tentang Penetapan Kabupaten Daerah Tertinggal, Sepuluh kabupaten di Provinsi Aceh NAIK KELAS karena statusnya sebagai daerah tertinggal dicabut pemerintah pusat.

Banyaknya sumber mineral atau hasil tambang bukan jaminan untuk mendapatkan pendapatan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikasi bahwa ekspor bahan mentah dan minimnya upaya pengolahan atau kurangnya sentuhan teknologi guna meningkatkan nilai jual terjadi pada berbagai komoditas bahan alam. Padahal potensi yang ada di bumi Tanah Rencong merupakan suatu modal yang sangat penting bagi mendukung pelaksanaan pembangunan di Aceh menuju masyarakat sejahtera. Namun faktanya rakyat Aceh belum mendapatkan kehidupan yang sepadan dengan kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya. 

Saat ini Indonesia sedang menghadapi bonus demografi, diharapkan Aceh juga mampu mengikutinya. Seperti yang kita ketahui bonus demografi merupakan suatu fenomena dimana struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif sangat besar, sedangkan proporsi usia muda sudah semakin kecil dan yang berusia lanjut belum banyak. Usia muda produktif, kreatif dan kekayaan alam yang melimpah merupakan kombinasi ideal untuk membangun kekuatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Tapi sayangnya Aceh masih membutuhkan campur tangan pihak luar dalam mengolah kekayaannya.

Daerah yang mempunyai cadangan minyak bumi 320 barrel ini diharapkan mampu menerapkan solusi-solusi guna perkembangannya. Pihak pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada di tanah Iskandar Muda ini. salah satu contohya menerapkan program KB, program pembelajaran yang intensif kepada setiap usia, memperbaiki fasilitas, dan menanamkan semangat kemajuan yang tinggi. Sesuai dengan visi pemerintahan Aceh saat ini yakni membuat Aceh yang bermartabat, sejahtra , berkeadilan dan mandiri yang berlandaskan UUPA sebagai wujud MoU helsinki. Semoga teralisasi terhadap masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun