NAMA Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Raul Novara Pandiangan
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 19.3532
IDENTITAS BUKU :
Judul Buku         : SOSIOLOGI AGAMA
Penulis             : Dr. Agus Machfud Fauzi, M.Si.
Penerbit            : UNIVERSITAS SURABAYA
Tahun Terbit       : Oktober , 2017
Tebal Buku        : 82 Halaman
SINOPSIS BUKU :Â
Buku ini ditulis dalam program hibah buku ajar di Universitas Negeri Surabaya. Buku ini ditulis oleh salah satu dosen di unversitas negeri surabaya. Adapun penulis merupakan salah satu dosen mata kuliah sosiologi agama. Buku ini diawali dengan MENGENAL SOSIOLOGI AGAMA.
Sosiologi terdiri dari dua kata, yakni socius dan logos. Socius mempunyai arti masyarakat, sosial, dan logos mempunyai arti ilmu. Sosiologi pun tidak dapat hanya dimaknai dari satu arah. Bagaimana cara seseorang mendefinisikan sosiologi, dapat menjelaskan kecenderungannya berada pada paradigma mana ia saat itu.
Sosiologi mempunyai tiga paradigma besar yang paling sering digunakan. Paradigma ini berasal dari penggolongan yang dilakukan oleh George Ritzer dalam bukunya Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, meliputi paradigma fakta sosial, definisi sosial dan perilaku sosial. Paradigma fakta sosial cenderung memandang segala fenomena berasal dari luar diri individu.
Mereka mengutamakan adanya aturan, norma, nilai, dan menyukai keteraturan. Jika paradigma ini memberi makna pada sosiologi, maka sosiologi akan menjadi ilmu yang mempelajari pola hubungan dan berbagai interaksi sosial dalam masyarakat yang melibatkan nilai, norma, dan peraturan dalam rangka membentuk dan mempertahankan keteraturan sosial (order).
Agama dapat dimaknai berbeda oleh setiap orang. Agama cenderung bersifat subjektif. Ada dua macam pendapat mengenai agama, yakni perspektif reduksionis dan nonreduksionis. Dalam reduksionis, Agama sbeagai tindakan irrasional dan nonreduksionis agama ada agama yang salah.
Adapun agama dalam arti sempit dimaknai sebagai segala hal yang berhubungan dengan keyakinan religius. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, tentu akan terlibat dengan agama karena seperti kata Durkheim,"sumber agama adalah masyarakat itu sendiri".
Agama juga menjadi penting dalam keilmuan sosiologi. Bahkan terdapat satu konsentrasi khusus, yakni sosiologi agama. Sosiologi menempatkan agama sebagai salah satu bagian dari fenomena sosial yang hadir dalam masyarakat. Entah itu di luar individu, sebagai bagian dari struktur, atau dari dalam individu itu sendiri.
Objek kajian dalam sosiologi agama ada dua, yakni objek material dan objek formal. Objek material meliputi manusia sebagai mahluk sosial bagian dari masyarakat dan agama sebagai salah satu unsur penting dalam membentuk realitas sosial. Sedangkan, objek formalnya berisi epistemologi sosiologi agama itu sendiri.
Objek formal dalam sosiologi agama ditentukan dari paradigma yang digunakan. Sebenarnya. Setiap agama atau mungkin penganut tentu akan berlomba mengklaim bahwa ajarannya lah yang paling benar. Hal in berkenan dengan kekuatan legitimasinha dalam sebuah tatanan masyarakat.
Kekuatan inilah yang nantinya sering dimafaatkan untuk kepentingan kekuasaan. Bahkan manuver politik bekerja untuk mendapat dukungan dengan memanipulasi skenario mempertahankan tempat ibadah politikus Ariel Sharon (Kimball, 2003: 204).
Ajaran Agama yang menuntun umatnya menuju kebahagaian gagal dan justru digunakan untuk membuat orang lain menderita adalah menjadi paradoks atau mungkin ironi yang harus diakui.
Berlanjut pada Bab II kita akan diajak memahami sejarah  sosiologi Agama. Dalam sejarah sosiologi, peristiwa besar yang menjadi perhatian di awal perkembangnya ialah revolusi politik (diawali revolusi Prancis). Selain revolusi politi ada juga yang revolusi yang menjadikan berkembangnya sosiologi, yakni revolusi industri.
Tokoh klasik yang tertarik untuk mencari jalan keluar atas permasalahan masyarakat industri adalah Karl Marx. Mengenai bagaimana agama bisa memiliki otoritas dan menjelma menjadi hukum negara, dijelaskan Saidi dalam bukunya "Menekuk Agama, Membangun Tahta" (2004).
Agama di era modern abad 20dipahami sebagai suatu hal dari kehidupan yang bersifat sebagai pelengkap, bukan lagi yang utama. Hal ini dikarenakan salah satunya adalah paham sekuler itu sendiri.Agama dipandang kurang ilmiah dan tidak revelan lagi jika masih diadopsi dalam kehidupan bermasyarakat.
Kajian mengenai agama pun mengalami pergeseran cara pandang. Tentu saja akan ada pendapat yang mengkritik bahwa konflik-konflik keagamaan yang terjadi di dunia ini bukan murni hanya persoalan perbedaan aliran. Juga bukan hanya persoalan agama.
Jika ditelusuri lebih jauh lagi, peristiwa konflik dengan judul agama seperti Perang Salib, Pengeboman menara WTCdan serangan-serangan yang dilancarkan Israel, tidak sesederhana sebatas konflik agama.
Namun, mengapa kemudian yang manjadi judul utama atas peristiwa-peristiwa itu adalah konflik agama? Dari sini kita tahu, bahwa meskipun semua agama mengajarkan kebaikan dan perdamaian, agama juga bisa berubah menjadi jahat dengan sebab-sebab tertentu. Â Â Â Â Â
Berlanjut pada Bab III kita akan mendapatkan beberapa konsep Teori Klasik. Teologi Kristen dan filsafat Hegelian adalah dua hal yang ditolak oleh Marx dan menjadi sasaran kritiknya. Terkait dengan perannya dalam menciptakan alienasi, "keduanya telah merampas apa yang seharusnya dimiliki oleh manusia dengan memberikannya kepada sesuatu yang sebenarnya asing, yaitu Yang Absolut atau Tuhan" (Pals, 2011: 203).
Perlu diketahui, pemikiran Marx tentang agama banyak dipengaruhi oleh karya-karya Feuerbach. Sumbangan pemikiran Comte mengenai agama tidak terlalu banyak. Ia hanya mengantarkan kita terhadap awal-awal kemunculan positivismeyang dikaitkan dengan agama dalam sosiologi agama di masa sekitar abad pencerahan.
Pemikiran-pemikiran Durkheim terpengaruh dari antropologi dan filsafat. Hal ini terlihat dari caranya memberikan definisi terhadap agama. Bryan Turner dalam bukunya Teori Agama dan Teori Sosial Kontemporer (2012), mengatakan bahwa definisi agama yang ditawarkan Durkheim dan antropolog William Smith memiliki kemiripan.Â
Weber menganalisis agama dengan analogi ekonomi. Konsep utama yang diadopsi dalam sosiologi agama Weber adalah perpaduan antara agama dan Calvinisme yang keduanya dihubungkan oleh rasionalitas. McDonaldisasi merupakan amplifikasi dan perluasan dari teori rasionalisasi Weber, khususnya dalam ranah konsumsi. Bagi Weber, model rasionalisasi adalah birokratisasi; bagi saya, restoran cepat saji adalah paradigma McDonaldisasi.
Teori Berger yang terkenal ialah kontruksi sosial. Sebagaian besar teori ini dipengaruhi fenomenologi dan sosiologi pengetahuan. Tradisi fenomenologi mempengaruhi persepektif Berger dalam memandang masyarakat. Masyarakat bukan hanya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dan bagian dari struktur, namun di dalamnya terdapat individu-individu.
Pada Bab IV kita akan menerima Pembahasan Pendekatan Sosiologi Agama Strukturalis-positivis cenderung reduksionis dan enggan mencari esensi agama. Bagi mereka, agama cukup dinilai dari dua sisi rasionalitas, yakni sisi rasional dan sisi irasional. kehadiran atau ketidakhadiran keimanan Kristen sama sekali tidak memiliki konsekuensi sosial yang signifikan bagi kehidupan masyarakat modern.
Marx melihat bahwa strukur tidak menentukan tindakan individu secara determinan, namun ada dialektikanya. Analisis strukturalisme Marx terhadap agama terlihat dari caranya melihat doktrin-doktrin gereja yang mampu membuat penganutnya menjadi candu.
Fenomenologi, sebuah pendekatan yang muncul sebagai kritik atas paradigma fakta sosial dan aliran posistivistik. Fenomenologisme percaya, bahwa individu memiliki akal budi yang digunakan untuk membuat pertimbangan-pertimbangan.
Humanisme, suatu ketika dikategorikan dalam modernisme, pada kali lain masuk dalam posmodernisme. Kedua periode keilmuan tersebut seolah berebut untuk mengklaim, bahwa alirannyalah yang berhasil menemukan ilmu yang lebih manusiawi dari periode ilmu sebelumnya.
Dilanjutkan Pada Bab V tentang Sosiologi Agama Dalam Teori Kritis Materialisme sering dilawankan dengan idealisme. Hal ini disebabkan sejarah kelahirannya yang berasal dari kritik atas filsafat idealisme.Orientalisme Edward Said membawa kebaruan dalam orientalisme klasik.
Ia menolak tradisi lama orientalisme yang penuh prasangka dan etnosentris. Feminisme mengundang banyak perhatian, baik yang mendukung, menolak atau yang sekedar mengkritisi. Culture studies menempati tempat khusus dalam sosiologi tekait sumbangannya dalam pemikiran kritis, termasuk posmodern.
Pembahasan terahkir pada Bab VI mengenai Agama Dalam Perspektif Posmodern. Yang pertama menurut Foucault menganut nilai-nilai Marxian dengan menghilangkan beberapa aspek yang tidak sesuai atau neo-Marxis. Foucault tidak meneliti agama secara khusus. Menjelaskan mekanisme pendisiplinan tubuh oleh agama tidak dapat dijelaskan sesederhana seperti adanya doktrin yang memaksa.
Bukan juga karena tokoh kharismatik. Kerumitan ini disebabkan Foucault yang tidak mau mengakui otoritas yang berlaku. Hal ini pula yang membuat diskursus Foucault sedikit sulit.Yang kedua menurut, Nietzsche cukup fenomenal berkat analisisnya tentang kematian Tuhan pada masyarakat modern.
Filsafat nihilisme Nietzsche, banyak dipengaruhi oleh keterpesonaannya pada nihilisme Baudelaire. Nietzsche juga turut andil dapat individualisme. Nietzsche menawarkan konsep individualisme yang berkepribadian otentik dan kritis.
Kepribadian ini didapatkan dengan menyadari kepribadian dan potensi yang ada dalam dirinya. Di sisi lain, kerpibadian ini mencerminkan sosok yang hanya dimiliki intelektual tinggi, namun cenderung terasing.
Kelebihan buku : Â Â Â
Segmen buku ini sangat jelas untuk mahasiswa yang mengerjakan penelitian dan skripsi. Buku ini mudah didapatkan melalui Elektronik Book. Sehingga siapa pun yang ingin memilikinya bisa mendapatkannya. Selain itu melalui buku ini banyak yang dapat kita ambil untuk refrensi kita.
Kelemahan Buku :
Tidak semua teori didalamnya sesuai untuk semua mahasiswa. Hal itu karena setiap perguruan tingggi memiliki aturan di lingkungan berbeda mengenai skripsi maupun karya ilmiah lainnya. Selain itu dalam buku ini terdapat beberapa istilah asing yang tidak dijelaskan kepada pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H