Mohon tunggu...
Rauhunt Octavia Ninsy
Rauhunt Octavia Ninsy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

i really admire somebody who can makes song. they so genius making lyric and melody is not easy :)))

Selanjutnya

Tutup

Financial

Jenis Aktiva dan Kriteria Penentuan Kebutuhan Perusahaan

27 Mei 2023   19:30 Diperbarui: 27 Mei 2023   19:30 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Jenis-Jenis aktiva perusahaan

Perusahaan dapat memiliki berbagai jenis aktiva dalam kegiatan operasionalnya. Aktiva adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Berikut ini beberapa jenis umum dari aktiva perusahaan:

  1. Aktiva Lancar (Current Assets): Aktiva lancar adalah aktiva yang diperkirakan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun atau siklus operasional normal perusahaan. Contoh aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, persediaan barang, investasi jangka pendek, dan tagihan pajak.

  2. Aktiva Tetap (Fixed Assets): Aktiva tetap atau aktiva berwujud (tangible assets) adalah aktiva yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam operasi bisnis dalam jangka waktu yang lebih lama. Contoh aktiva tetap meliputi tanah, bangunan, mesin, peralatan, kendaraan, dan perangkat lunak.

  3. Investasi Jangka Panjang (Long-term Investments): Ini mencakup investasi perusahaan dalam saham, obligasi, atau instrumen keuangan lainnya yang dimiliki dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Investasi jangka panjang juga mencakup kepemilikan perusahaan dalam entitas lain yang tidak dikendalikan secara langsung.

  4. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Assets): Aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang tidak berwujud fisik dan tidak dapat dilihat atau disentuh. Contoh aktiva tidak berwujud meliputi merek dagang, hak cipta, paten, lisensi, dan goodwill.

  5. Aktiva Lainnya (Other Assets): Ini mencakup aktiva perusahaan yang tidak termasuk dalam kategori di atas, seperti aset pajak tangguhan, biaya yang belum direalisasi, atau setoran jaminan.

Setiap perusahaan dapat memiliki kombinasi berbeda dari jenis-jenis aktiva ini tergantung pada jenis bisnis yang dijalankan dan strategi investasinya. Penting bagi perusahaan untuk mengelola dan melacak aktiva mereka dengan hati-hati untuk memastikan efisiensi operasional dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Kriteria penentuan kebutuhan pembiayaan

Penentuan kebutuhan pembiayaan perusahaan melibatkan beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa kriteria umum yang digunakan untuk menentukan kebutuhan pembiayaan:

  1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure): Perusahaan perlu memperhitungkan pengeluaran modal yang diperlukan untuk membeli aset tetap baru, seperti peralatan, bangunan, atau teknologi baru. Kebutuhan pembiayaan akan bergantung pada besarnya pengeluaran modal tersebut.

  2. Peningkatan Modal Kerja (Working Capital): Modal kerja merujuk pada kebutuhan perusahaan untuk memenuhi kewajiban sehari-hari, seperti pembelian persediaan, pembayaran utang dagang, dan biaya operasional. Jika perusahaan menghadapi pertumbuhan yang cepat atau fluktuasi musiman dalam aktivitas bisnisnya, kebutuhan pembiayaan tambahan mungkin diperlukan untuk menjaga tingkat modal kerja yang memadai.

  3. Ekspansi Bisnis: Jika perusahaan berencana untuk melakukan ekspansi bisnis, seperti membuka cabang baru, memperluas lini produk, atau memasuki pasar baru, maka perlu dipertimbangkan kebutuhan pembiayaan tambahan untuk mendukung pertumbuhan ini.

  4. Pelunasan Utang: Jika perusahaan memiliki utang yang jatuh tempo atau ingin membayar utang yang ada, kebutuhan pembiayaan dapat timbul untuk memenuhi kewajiban tersebut.

  5. Riset dan Pengembangan: Jika perusahaan beroperasi dalam industri yang sangat inovatif atau memiliki fokus pada pengembangan produk atau teknologi baru, kebutuhan pembiayaan mungkin muncul untuk mendukung kegiatan riset dan pengembangan.

  6. Akuisisi dan Investasi: Jika perusahaan berencana untuk mengakuisisi perusahaan lain atau melakukan investasi strategis, kebutuhan pembiayaan akan timbul untuk mendanai transaksi tersebut.

  7. Cadangan Keuangan (Financial Reserves): Perusahaan juga perlu mempertimbangkan kebutuhan pembiayaan untuk menciptakan cadangan keuangan yang cukup guna menghadapi situasi tak terduga atau mengatasi kemungkinan penurunan kinerja.

Setiap perusahaan memiliki kebutuhan pembiayaan yang unik berdasarkan situasi dan tujuan bisnisnya. Penting bagi manajemen perusahaan untuk melakukan analisis yang cermat dan menyusun rencana keuangan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang muncul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun