Mimpi Usain Bolt untuk menutup karier suksesnya dengan manis menemui jalan buntu. Pada nomor lari 100 meter putra di World Athletic Championship yang berlangsung di London pada Sabtu malam waktu setempat, ia harus mengakui keunggulan pelari Amerika Serikat (AS) Justin Gatlin.
Gatlin (35), yang sempat dua kali tersangkut kasus doping, menjadi pelari tercepat dengan catatan waktu 9,92 detik. Urutan kedua ditempati rekan senegaranya Christian Coleman yang memiliki catatan 9,94 detik, untuk membuat sprinter terbaik sepanjang masa, Bolt, harus puas di urutan ketiga.
Gatlin sempat menjadi saingan berat Bolt pada World Championship  di Bejing pada 2015, di mana ia menuju ajang itu dengan catatan 28 balapan tanpa terkalahkan. Namun, saat itu justru Bolt mampu tampil gemilang untuk mengunggulinya di "Bird Nest."
Kali ini Gatlin yang  merupakan juara 100 meter pada Olimpiade 2004, mampu melakukan balas dendam terhadap Bolt. Keunggulan 0,03 detik membuatnya layak meraih medali emas.
Terpaut kasus doping yang pernah menimpanya, Gatlin pun menerima sambutan penuh cemooh dari para penonton setiap kali ia turun ke lintasan. Toh, berbagai cemoohan itu tidak membuatnya gentar. Sebelum start, dengan berani ia berdiri tegak untuk meletakkan jari telunjuk ke depan bibirnya, simbol untuk meminta orang-orang menutup mulut.
Saat balapan berlangsung, Bolt tidak melakukan start terbaiknya. Waktu reaksinya yakni 0,183 detik merupakan yang paling lambat di lintasan, dan ia tertinggal 0,05 detik dari Gatlin.
Akhir yang tidak sempurna bagi pelari Jamaika Bolt, namun tentu saja nama pria berjuluk "Lighting Bolt" Â masih akan tetap terukir indah di buku sejarah atletik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H