Depok, sebagai kota yang menempel dengan ibukota Jakarta, tidak mau ketinggalan memiliki masalah serupa dengan kota tetangganya itu. Sebagai salah satu dampak dari bertambahnya jumlah kendaraan dan tidak bertambahnya jumlah jalan, maka kota yang baru berusia 18 tahun ini kini turut direpotkan dengan masalah kemacetan.
Salah satu solusi yang coba ditawarkan Dinas Perhubungan Kota Depok adalah Sistem Satu Arah di Jalan Dewi Sartika dan Jalan Nusantara. Sebagai gambaran bagi kalian yang tidak akrab dengan Depok, kedua jalan ini memang sejak dulu akrab dengan macet. Jalan Dewi Sartika merupakan jalan yang melewati satu pasar tradisional, serta toko-toko yang sebagian tidak memiliki lahan parkir, dan dilalui pula oleh jalur kereta api. Oh ya, baru-baru ini salah satu perusahaan raksasa membuka hipermarket di jalan ini. Sementara itu, Jalan Nusantara melewati beberapa sekolah, swasta dan negeri, serta pasar tradisional.
Sistem satu arah ini kemudian dipraktekkan mulai 29 Juli 2017. Â Niat baik tentu harus diapresiasi, sayangnya niat baik belum tentu berbuah baik pula.
Meski disambut hangat sebagian (kecil) warga, nyatanya lebih banyak warga yang mengeluhkan sistem ini. Mulus dan lancarnya laju di Jalan Dewi Sartika dan Nusantara, harus dibayar dengan bertambah macetnya Jalan Arif Rahman Hakim. Bukan hanya Jalan Arif Rahman Hakim yang "menjadi korban," jika dirunut maka lampu merah perempatan Ramanda pun ketambahan beban karena kendaraan-kendaraan yang belok kanan menuju Jalan Arif Rahman Hakim kini harus mengantri lebih lama.
Selain kemacetan yang seolah hanya berpindah tempat, masalah lain dengan penerapan sistem satu arah ini adalah kendaraan-kendaraan yang melaju di Jalan Dewi Sartika dan (utamanya) Jalan Nusantara kini kerap dipacu lebih cepat. Hal ini cukup membahayakan, mengingat Depok, bahkan di jalan utamanya yakni Jalan Margonda, hanya memiliki sedikit tempat menyebrang jalan yang aman. Ditambah lagi fakta bahwa di Jalan Nusantara cukup banyak sekolah, maka kendaraan-kendaraan yang melaju cepat tadi memiliki potensi membahayakan keselamatan anak-anak ataupun orang tua yang berlalu lalang.
Untungnya, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana mengatakan pihaknya akan mengevaluasi sistem ini. Beliau juga bertutur bahwa berbagai saran dan kritik dari pengguna jalan di Depok akan menjadi pertimbangannya.
Mudah-mudahan lalu lintas Depok bisa semakin baik. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H