Kedua, Balancing kategori ini memang terlihat afirmatif dan oponen dalam merayakan antara kedua momen tersebut. Biasanya mereka lebih cenderung mengikuti kaum mayoritas yang produktif. Ketika ada tawaran untuk memilih sesuatu yang memiliki future implication maka golongan ini akan langsung mengarah kepada hal tersebut.Â
Ketiga, Pro Pilkada beberapa dari mahasiswa yang dikenal sebagai organisatoris maupun aktivis lebih mengutamakan apapun yang bersifat dengan politik. Karena sejatinya mereka menjadikan dunia politik sebagai pijakan dalam megimplementasikan ilmu yang didapat. Pada kesempatan ini maka mereka sangat memiliki momen yang sangat berharga dalam merayakan pesta demokrasi ini. Dalam menuangkan segala pengalaman organisasinya di berbagai bidang yang bersangkutan seperti hak memilih, tim sukses, menyelinap hal yang berbau propaganda ataupun yang lain.
Urgensi untuk merayakan hal tersebut menjadi individual option bagi setiap personal dalam rangka berpartisipasi keduanya. Pada hakikatnya mereka yang merayakan Valentine’s Day juga memiliki hak pilih untuk menjadikan pemimpin yang martabat dalam mensejahterakan rakyatnya. Begitupun sebaliknya, pada bagian yang sangat dominan terhadap hal politik juga harus bisa untuk menuangkan rasa kasih sayangnya. Karena rasa kasih sayang itu adalah anugerah yang diberikan oleh pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H