Mohon tunggu...
RAUF NURYAMA
RAUF NURYAMA Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Masalah Media, Sosial, Ekonomi dan Politik.

Sekjen Forum UMKM Digital Kreatif Indonesia (FUDIKI); Volunteer Kampung UKM Digital Indonesia; Redaktur : tinewss.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Catatan untuk Ayah dan Ibu yang Hebat, Cintamu Tak Terbalaskan

12 Maret 2014   03:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita di Kompas.com, tentang seorang ayah yang menggendong anaknya untuk sekolah karena keadaan anaknya yang cacat, serta ditinggal istrinya atau ibu si anak sejak usia 3 tahun, membuat hati saya terenyuh. Adalah Yu Xukang (40) seorang pria, asal Fengyi, Provinsi Sichuan, China, membuktikan bahwa dirinya adalah ayah yang sangat mencintai putranya meski putranya itu menderita cacat sehingga tak bisa berjalan. baca disini!

Sebagai sesama Ayah, saya sangat merasakan betapa terenyuhnya hati saya membaca artikel tersebut. Betapa tidak, Yu Xukang, setelah diminta cerai oleh istrinya, namun dengan tegar dia membesarkan anaknya sejak usia 3 tahun, serta menyekolahkannya sendirian dengan menggendongnya sejauh 16 KM setiap harinya. Sebelum akhirnya, media membahasnya dan mendapatkan simpati dari masyarakat dan pemerintah di China.

Hari sebelumnya saya membaca facebook, dimana keponakan saya, menulis Status : "Ibu bisa menjadi siapa saja, tapi Ibu tidak bisa tergantikan siapapun". Sangat dalam status keponakan ku itu. Maklum, dia hidup hanya bersama ibunya dengan 2 orang adiknya yang masih kecil. Ayahnya, sudah meninggal sekitar 5 Tahun yang lalu. Seorang ibu, yang tidak memiliki pekerjaan tetap, berusaha untuk tetap membesarkan anaknya, menyekolahkan anaknya, Dia memutuskan untuk tidak menerima lamaran lelaki yang akan menikahinya, karena ketakutan akan kebahagiaan anak dan perhatiannya terhadap anak menjadi terbagi. Sungguh hal yang luar biasa. Cinta dan kasih sayang, memang tidak bisa dibagi, bahkan tak pernah bisa bermain Logika.

Tidak ada matematika dalam cinta dan sayang. Atau rumus Fisika bahkan Symbol Kimia. Cinta itu hanya karena hati. Hati yang murni, karena sebuah gerakan yang entah datangnya dari mana. Sebuah niat yang mulia, yang tidak pernah mengharapkan balasan dari si penerima cinta. Seperti cintanya sang ayah kepada anaknya, atau sang ibu kepada anaknya.Gerakan cinta sang ayah, telah mendatangkan cinta bukan hanya dari anaknya saja tapi dari semua pembaca dan pemerintah China. Cerita hidup seperti ini juga sangat banyak di Indonesia, termasuk keponakan saya sendiri.

Pernah suatu kali, saya berniat untuk membantunya dengan cara mengadopsinya, namun ibu si keponakan tersebut tidak memberikannya. Dia tidak mau, anaknya besar tanpa bimbingannya, tanpa pengawasan dan kasih sayangnya. Dia tidak merasa miskin dengan segala kekurangannya, tidak merasa susah karena banyaknya masalah, badan anak-anaknya sehat dan gemuk termasuk dirinya. Padahal, tidak ada pendapatan tetap dari manapun, tidak ada pensiun atau pemberian pasti dari siapapun, kerjanya pun serabutan, Tapi Tuhan yang Maha Kaya selalu memberikan Jalan kepada siapapun Umatnya.

Ketika kembali melihat seorang ayah yang menggendong anaknya tadi, saya jadi teringat, ketika 9 tahun yang lalu, ketika saya mengantarkan putri sulung saya masuk Sekolah TK Internasional. Saya menggendongnya, dari komplek perumahan dimana saya tinggal, melewati jalan setapak, lewat sawah dan tempat pemakaman umum, sebagai jalan pintas. Ketika saya turunkan di pintu gerbang, anak kecil yang mungil berlari setelah dia menciumi saya dan bilang, "assalamu'alaikum ayah...." saya melihatnya terus dari gerbang, sampai dia masuk ke kelasnya. Dan tak terasa, air mata saya menetes, (Akhirnya saya punya anak, dan bisa mengantarkannya sekolah, adalah tangis haru dan bahagia. dalam hati, saya berdoa semoga menjadi Anak yang Sholehan). Hari pertama yang sangat berkesan.

Di luar sana, ketika ada berita seorang ayah yang memperkosa anak kandungnya, anak tirinya, atau seorang ibu yang membunuh anaknya, Ketika anak-anak tak berdaya diasuh di panti yang kemudian disiksa dan dijadikan komoditas bagi pemilik pantinya. sungguh sangat Biadab. Tidak ada rasa cinta dari mereka, kecuali Dunia. Karena menanggung malu, tida sedikit orang berani melakukan hal yang sangat tidak terpuji: membunuh janin, membunuh bayi yang tidak jelas siapa ayahnya.

Terlepas dari semua yang negatif, Ayah dan Ibu adalah orang hebat. Yang memberikan kasih sayang dan cinta, pengorbanan yang tidak mungkin dapat terbalaskan oleh anak-anaknya. Semoga mereka, para ayah dan para Ibu yang hebat, diberikan Kebahagiaan di sisa umurnya, serta  menjadi ibadah dari setiap perjuangannya, mendapatkan Pahala yang layak dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Baik di dunia maupun akherat. Aamiin...

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun