Mohon tunggu...
RAUF NURYAMA
RAUF NURYAMA Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Masalah Media, Sosial, Ekonomi dan Politik.

Sekjen Forum UMKM Digital Kreatif Indonesia (FUDIKI); Volunteer Kampung UKM Digital Indonesia; Redaktur : tinewss.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Restorasi Korupsi, Itu saja!

13 Maret 2014   21:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:58 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya dengan Momen 17 Agustus 2014, dicanangkan. Stop Korupsi, Korupsi berarti MATI. Proklamasikan ini, sebagai bentuk perubahan ke arah restorasi Korupsi. Setelah itu, siapapun yang terlibat Korupsi, adalah HUKUMAN MATI untuk Pelaku dan Keluarganya. Semua Pejabat dan Penjahat yang selama ini was-was, kita berikan kebebasan. Dengan Syarat cukup itu saja. HUKUMAN MATI untuk pelaku dan Keluarganya. Keluarga Pelaku adalah (Istri baik yang sah maupun tidak sah, Anak, menantu, cucu, cicit, maupun Orangtua dan kaka atau adiknya). Habis perkara, semua Assets di sita untuk Negara. Mikir gak tuh, koruptor...

Hukuman ini, tentunya pasti dianggap tidak adil. Namun ini akan menjadikan kita menjadi negara yang paling cepat memberantas Korupsi. Walaupun cuma 1 Rupiah, semua harus di Hukum Mati termasuk keluarganya. Disaksikan pula oleh seluruh elemen bangsa, dan disiarkan secara langsung. Berani...? KPK harus berani mengusut dengan kebenaran yang sangat PASTI, tidak ada error. Tidak ada rekayasa, karena Hukuman Mati dan tidak bisa lagi melakukan Banding. Banding harus di Tolak untuk semua kasus Korupsi.

Jika ini terjadi, Maka semua PNS, TNI, POLRI, Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota sampai Lurah dan RT tidak akan ada yang berani memanipulasi data apalagi Korupsi. Gak akan ada yang rela, gara-gara harta semuanya harus MATI. Kalau masih ada yang disisakan hidup, pasti akan menjadikannya asas manfaat. Siapa yang tidak berani melakukannya, berarti dia berharap dapat Korupsi.

Jika ini terjadi, kesejahteraan PNS, TNI, POLRI, Presiden sampai RT akan terjamin. Berikan mereka Gaji yang Pantas untuk menjadi pelayan. Berikan Operasional yang cukup untuk Polisi agar tidak melakukan Tilang dengan sidang ditempat. Tidak ada pungli, pungli adalah bagian dari Korupsi. Pelaku dan Pemberinya juga harus di HUKUM MATI. Masih mau coba...?

Jika ini pun masih tidak mungkin, mungkinkan kita masih bisa melanjutkan revolusi, reformasi, atau hanya sebatas resotrasi untuk merebut kekuasaan sesaat demi publisitas agar menarik massa.

Saya tidak bisa membayangkan, hebatnya Indonesia jika tidak ada 1 rupiah pun yang dikorupsi. Semoga!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun