Mohon tunggu...
RAUF NURYAMA
RAUF NURYAMA Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Masalah Media, Sosial, Ekonomi dan Politik.

Sekjen Forum UMKM Digital Kreatif Indonesia (FUDIKI); Volunteer Kampung UKM Digital Indonesia; Redaktur : tinewss.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghina Islam dan Nabi Muhammad, Bersiaplah Mati!

10 Januari 2015   00:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:27 3339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu ini, heboh dengan 2 Berita yang terkait dengan Pembantaian di Paris yang menewaskan 12 orang, serta Hukuman Cambuk 1000 Kali untuk seorang Blogger di Arab Saudi, Raef Baddawi atau juga disebut Raif Baddawi. Dua Kasus ini, memiliki kesamaan, yakni Menghina Islam. Bahkan Majalah Satire Charlie Hebdo, secara terang-terangan menghina Nabi Muhammad dalam bentuk Kartun. Tulisan bagus Kang Pepih, yang berjudul "PahamiRelativisme Budaya, untuk saling menghormati" sebuah tulisan filsafat yang sangat baik untuk bisa dicermati dan dipahami masing-masing. Sayangnya, belum tentu semua orang membacanya. Dan Kalaupun membacanya, pasti ada saja orang yang tidak setuju.

Sudah puluhan artikel di K, yang membahas tentang Charlie Hebdo, Saya yang sangat awam sedang belajar menulis, dan mencurahkan pendapat, hanya ingin memberikan opini sederhana saja seperti ini:


  1. Islam, sangat damai. Dan Cinta Damai. Kang Pepih mengibaratkan Singa sedang Tidur, atau Sekumpulan Semut. Jangan sekali-kali mengganggu singa yang tidur, kalau tidak siap untuk diterkam. Jangankan singa, semutpun kalau diganggu, pasti akan melawan.
  2. Hati-hati dengan Hukum Generalisir. Ini, hukum ala saya. Mohon maaf, saya tidak mengerti tentang hukum. Cuman menganalisa saja. Jika dalam sebuah kelompok atau Kaum, atau Group ada yang menjadi masalah, maka kelompok/kaum atau Groupnya juga getahnya. Apalagi jika yang dibicarakan masalah sensitif, seperti Agama atau keyakinan. Widihhh ngeri kali bang....
  3. Dua Kasus ini harus menjadi pelajaran untuk kita semua. Charlie Hebdo, yang secara sombong dan terang-terangan menghina Islam. Dimana di negara tersebut, tidak berlaku Hukum bagi siapa pun yang menghina, Maka ternyata ada yang memberikan "Hukuman" berupa Jawaban. Bukan dengan karikatur, atau kartun, tapi dengan "Nyawa". Tragis. Begitu pula dengan cerita Raef Baddawi, dengan mengatasnamakan kebebasan untuk berekspresi dan berdiskusi melalui media sosial, web, dan Blogg, dimana di dalamnya terdapat opini-opini yang mengindikasikan menghina Islam. Walaupun dia mengaku beragama Islam, Warga Negara Saudi ini, di berikan Vonis, Murtad. Dengan Hukuman 10 Tahun Penjara dan Hukuman Cambuk 1000 Kali yang akan dilaksanakan hari ini Ba'da (Setelah) Shalat Jumat. Saya mencoba untuk mencari tahu isi tullisan raef baddawi, namun belum menemukannya. Kecuali akun facebook dan twiternya saja. Raef Baddawi, memiliki seorang istri dan 3 orang anak yang kemudian mendapatkan suaka di Kanada. Atas keberaniannya menghina Islam, Hari ini Raef Baddawi masih diperkenankan untuk Hidup, cuman di Hukum Cambuk saja.
  4. Bicara tentang penghinaan, Kasus yang pernah santer, ketika seorang Mahasiswi S2 UGM, menghina Polisi di akun twitternya, ternyata Berbuntut panjang dan akhirnya dia harus berurusan dengan Pihak berwajib, dengan menggunakan delik UU ITE. Itu kasus kecil, yang dihina juga kecil. hehehe... maaf. Apalagi kalau menghina Agama. Siapa yang tidak Greget ketika agamanya dihina? Hayooo... Marilah kita untuk Tenggang rasa. Jangan sampai, Hinaan dibalas Hinaan.
  5. Apakah Islam dan Muhammad perlu di Bela? Apakah AL-Qur'an Perlu kami Jaga? Sebagai Seorang Islam, saya memandang bahwa Allah SWT adalah Pemilik Segala Kekuasaan, Dia Sang Khalik, Sang Pencipta. Kita menjaga atau Tidak Menjaganya, Tidak ada Keuntungannya Buat Dia. Tapi, Kemurnian Al Qur'an Insya Allah, akan tetap terjaga sampai Akhir Jaman. Tidak akan ada revisi dalam Al-Qur'an, karena ini Kitab yang sudah Sempurna. Jangankan satu surah, satu ayat, satu huruf pun tidak akan Bisa. Insya Allah. Kalau ada orang Muslim yang menegakan kebenaran serta menumpas kebatilan, itu sudah menjadi Kewajiban. Wajib, artinya Kudu, harus dilaksanakan, jika tidak maka berdosa. Untuk yang satu ini, ketika ada seseorang yang menghina Islam, jangankan yang taat beribadah, dia yang mengaku islam saja, walaupun kelakukannya "tidak islami" mereka siap mati untuk membelanya.
  6. Contoh kasus tentang saling menghina, Gara-gara Pilplres "kemarin" saja, ada gontok-gontokan, dan group-groupan, Perang masih berlanjut sampai sekarang. Di Media Social facebook, Twitter, Kompasiana pun masih terasa. Hanya urusan Pilpres. Padahal yang jadi Presiden cuma 1, sisanya penggembira. Nah, yang sakit jadi semua pendukungnya. Sampai Sekarang.... Walaupun di Atas, tampak tenang. Itu hanya Kelihatan di atas. Air Laut pun di atasnya kelihatan tenang, kadang tampak tenang, tapi dia lebih menakutkan. Dia bisa menenggelamkan bahkan membawa hanyut dengan derasnya.
  7. Untuk Para Pelaku Media, apapun jenisnya. Maka sudah sepatutnya untuk menjaga Marwah kebaikan untuk semuanya. Artikel, Opini, dan Komentar yang sifatnya memprovokasi dan menghujat, sebaiknya untuk segera dicabut, atau di hapus, sebelum citra yang negatif terjadi. Sebelum "Serangan" seperti Charlie Hebdo terjadi. Berlaku pun untuk kita, blogger kompasiana, serta Kru Kompasiana.com dan Group Kompas, serta semua Media Lainnya. Walaupun, disisipkan, bahwa penulis bertanggungjawab atas pemikirannya, tetap saja Medianya dulu yang disorot. Sampai-sampai Kang Pepih membuat Artikel untuk membahas artikelnya Mas Mawalu. Walaupun Mas Mawalu tidak ada penghinaan, namun artikel ini mungkin dianggap sebagian orang sebagai sebuah Vonis bahwa yang lain tidak diselamatkan Tuhan. Walaupun bebas, termasuk yang memberikan komentar, tetap saja Pemilik dan Pengelola Kompasiana, terbawa-bawa.
  8. Kebebasan memang dibutuhkan, tapi kalau sampai setiap orang dengan sebebasnya menghina, membully, ayo bercermin... Sudahkah kita lebih baik dari mereka? Jangan-jangan, ketika satu telunjuk ke arah yang lainnya, empat sisanya menunjuk ke kita.


Salam Kompasiana, untuk Kebebasan yang bertanggungjawab. Dan Janganlah saling menghina, kecuali Anda Bersiap untuk....****. /ini bukan provokasi, hanya ajakan untuk berhati-hati.

Sumber:


  1. http://filsafat.kompasiana.com/2015/01/09/pahami-relativisme-budaya-modal-untuk-saling-menghormati-715637.html
  2. http://en.wikipedia.org/wiki/Raif_Badawi
  3. https://www.facebook.com/pages/Free-Raif-Badawi/397956733638642?sk=timeline
  4. https://twitter.com/raif_badawi
  5. http://internasional.kompas.com/read/2015/01/09/11373221/Teroris.Paris.Saya.Tak.Akan.Membunuhmu.karena.Kamu.Wanita?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp
  6. http://internasional.kompas.com/read/2015/01/09/13491011/Arab.Saudi.Hukum.Cambuk.Bloger.1.000.Kali.karena.Hina.Islam?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun