Parade juara untuk peraih medali SEA GAMES 2023 sudah selesai dilaksanakan pada jum'at (19/05) WIB. Namun Parade bersama yang dilakukan oleh sejumlah atlet dari berbagai cabang olahraga tidak luput dari sororan.
Kemenpora dalam hal ini dianggap pilih kasih. Hal ini tidak terlepas dari perbedaan perlakuan yang diberikan kepada timnas U-22 dibandingkan dengan atlet cabang olahraga lainnya.
Untuk timnas U-22 cabang sepak bola sendiri diarak dengan bus dua tingkat trans Jakarta sedangkan untuk atlet lainnya hanya dengan menggunakan bus yang biasa saja.
Selain itu Timnas indonesia walaupun Datang paling telat justru didapuk sebagai pimpinan pawai tersebut.
Kecemburuan sosial pun terjadi. Bahkan salah satu atlet cabang olahraga renang yakni Siman Sidartawa memilih untuk berpisah dengan rombongan disaat perayaan belum selesai karna ketidak samaan perlakuan tadi dan ia menganggao itu sebuah tindakan yang tidak adil.
Akmal Marhali selaku pengamat sepak bola sekaligus kooridinator dari Save our soccer memberi masukan kepada Kemenpora.
Ia berpendapat bahwa jika Kemenpora ingin melakukan pawai kemenangan seharusnya mempersiapkannya dengan baik karna semua atlet tersebut memiliki jasa yang sama karena sama-sama sudah berjuang untuk Indonesia.
Apa yang diungkapkap oleh Akmal Marhali sangat tepat. Apalagi Sea Games adalah turnamen multievent. Ceritanya mungkin akan berbeda jika itu parade juara piala AFF yang memang dikhususkan untuk sepak bola.
Mungkin Timnas indonesia diistimewakan karna alasan Indonesia sudah puasa Emas 32 tahun untuk cabang olahraga sepak bola.
Namun apa bedanya dengan cabang olahraga basket putri yang bahkan jauh lebih lama puasa emas yakni 64 tahun. Namun sama sekali tidak mendapatkan perlakuan yang istimewa dari Kemenpora.
Alasan lainnya bisa disimpulkan karna sepak bola adalah olahraga yang paling populer di dunia. Namun tetap saja bagaimana pun alasannya yang namanya apresiasi itu harus tetap sama rata karna semuanya berjuang untuk satu nama yakni Indonesia.
Semoga saja kejadian serupa tidak terulang kembali sehingag tidak ada lagi atlet yang merasa terpingkirkan karna hal hal seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H